Bab 75

8.5K 614 18
                                    

Adegan Kevan yang dipeluk Varo dan tangannya ditarik oleh Faris dan Denis membuat para siswa dan siswi yang melihat itu menjadi hiburan tersendiri apalagi para siswi yang membayangkan aneh aneh.

"Kevan!"Kevan menoleh kesamping ternyata abang-abangnya Kenzo dan Kenzi diikuti Karina dan Aca.

"Aduh gua nggak mau ngomong sama mereka!"Kevan mengigit tangan Farisdan menyikut Varo yang memeluknya.

"Aaargg!"

Karena merasa sakit kedua orang itu melepaskan tindakan mereka, Kevan juga menarik tangannya yang dipegang oleh Denis.

Dengan cepat dia berlari dari sana tanpa memperdulikan Kenzo dan Kenzi yang berteriak memanggilnya.

"Aduh tangan gua digigit madu!"Faris mengibaskan tangannya yang terlihat cetakan bekas gigitan Kevan.

"Aduh! Perut gua! Ayang! Kamu kenapa buat kakanda begini! Huhuhu..."Varo memengang perutnya yang sedikit sakit, sebenarnya Kevan tidak terlalu keras menyikutnya, Varo memang begitu.

Denis memegang tangan Faris dan mencium bekas gigitan Kevan, "udah nggak sakit kan?"

Pemandangan itu langsung diteriaki oleh para fujo yang lain.

"Aaaaaa! Kapal gua!"

"Kapal gua so cuit! Pfiwit.....!"

"Denis nyium bekas gigitan Kevan lagi! Aaaaaa! Mau meninggoy......!"

"Jilat bang! Jilat...!"

Sedangkan teman-temannya yang lain hanya menatap datar pada pemandangan itu, emang tidak tahu tempat Faris dan Denis ini.

Faris dan Denis hanya tersenyum, mereka sudah tidak malu lagi menunjukkan kemesraan mereka didepan umum ya buat apa juga menyembunyikannya, pasti orang orang sudah tahu jika mereka pasangan dan Kevan madu mereka.

"Udah nggak sakit lagi kan."Denis mencium pipi Faris dan membuat kantin kembali heboh.

Apalagi Karina dan Aca yang baru saja tiba berpelukan dengan senang.

"Iya udah, makasih."Faris mencium tangan bekas gigitan dari Kevan yang membuat kantin sekali lagi dibuat bising oleh teriakan kaum hawa.

"Anjing! Faris juga nyium bekas gigitan Kevan! Berarti mereka bertiga ciuman dong! Aaaaaa!"

Begitulah teriakan-teriakan di kantin, Kenzo dan Kenzi ingin muntah melihat itu, dimata mereka apa yang dilakukan Faris dan Denis adalah LEBAY.

"Nggak beres, jadi Kevan udah dateng dari tadi?"Tanya Kenzi pada mereka.

"Iya, tadi gua liat Kevan udah dateng duluan soalnya kita udah disekolah Kevan udah ada, emangnya kenapa?" Tanya kembali Faris.

"Tu bocah bikin panik satu rumah, kirain nggak keluar keluar dari kamar, kita takutnya dia pingsan atau apa gitu, eh ternyata udah pergi duluan sama pak supir, untung aja supir ngomong kalo nggak kita bakalan nyari dia."Ucap Kenzo pada mereka.

"Huhuhu ayangku!"

Bibir mereka berkedut melihat Varo yang menangisi tapi tidak keluar air mata.

"Ngapain sih Lo!"Heran Kenzi.

"Terserah gua lah! Gua mau nyusul ayang gua dulu heuh! Kalian jangan nganggu ayang gua! Hari ini diriku ini akan seharian sama ayang!" Tukasnya pada mereka.

"Enak aja kalo ngomong! Nggak ada ya! Orang kita nggak ngomong seharian sama Kevan! Ya jadi Kevan sama kita! Kalian yang jangan ganggu kita sama Kevan! Ya kan Zo?"Ucap Kenzi yang dibalas anggukan dari Kenzo.

"Nggak denger! Gua mau sama ayang dulu! Ayang tunggu kakanda!"Varo ingin pergi dari sana tapi tangannya ditahan oleh Denis."Apasih lepas!"Kembali menarik tangannya.

"Tunggu dulu, Lo belum jelasin Sean, kenapa Lo tahu kalo Sean gay." Tanya Denis.

"Bener, kenapa Lo tahu dia gay, emang Lo tahu tentang hidup dia?"Saut Faris yang juga penasaran dengan Sean.

"Emangnya siapa Sean Ris?"Tanya Kenzo yang penasaran.

"Itu dia..."Faris menjelaskan apa yang terjadi membuat Kenzo dan Kenzi membolakan mata mereka.

"Si anjing! Enak aja ngambil perhatian Kevan!"Dengus Kenzi.

Sedangkan Aca dan Karina juga penasaran.

"Harem barukah?" Bisik Aca pada Karina.

"Nggak tahu gua, kita dengerin aja."Jawab Karina jujur, dia baru tahu jika ada nama Sean.

"Ya gimana gua nggak tahu, dia aja udah nikah, duda lagi!"Ucap Varo.

"Apa!"

Transmigrasi : Gua bukan Gay (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang