Bab 79

7.5K 563 2
                                    

Kevan berada didalam mobil sekarang bersama Kenzi dan Kenzo.

Malam ini mereka mengajaknya untuk makan malam diluar, tapi yang aneh Kenzo dan Kenzi hanya mengajak dirinya saja.

"Makan malam dimana bang? Kok dari tadi nggak nyampe-nyampe?"Bingung Kevan.

"Bentar lagi nyampe Van, ini tempatnya baru buka, gua direkomendasiin tempat ini sama temen katanya disana enak banget."Ujar Kenzo yang menatap Kenzi dengan senyum diwajah mereka.

"Ya udah buruan, gua laper banget."Seru Kevan yang tidak sabar.

"Bentar bentar, ini juga mau nyampe."Ucap Kenzi sambil sedikit melajukan mobilnya.

Tak lama mereka sampai pada halaman depan sebuah gedung.

Mulut Kevan ternganga melihat kemana Kenzi dan Kenzo membawanya.

"Kenapa dihotel bang? Katanya mau makan! Kok di hotel sih! Kalo gitu gua nggak jadi ikut tadi! Udah laper ni gua!"Marahnya.

"Norak ya Lo! Biasa kali makan dihotel, kek nggak pernah makan dihotel aja, kita kan sering."Delik Kenzo yang membuat Kevan tercekat.

"Eh? Apa iya? Kan gua nggak tahu, yang gua tahu dihotel itu tempat nginep gitu."Pikir Kevan yang menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Udahlah, ayo masuk, gua juga udah laper."Kenzo merangkul Kevan yang langsung ditepis olehnya.

"Jangan pegang!"Mata Kevan melotot melihat Kenzi juga memegang tangannya,"udah dibilang jangan dipegang! Gua bukan nenek nenek yang mau nyebrang jalan!"

"Ya udah iya, makanya cepet."Ucap Kenzi.

Mereka berjalan bersamaan, Kevan juga tidak henti-hentinya mengangumi hotel ini, nuansanya sangat bagus dan elegan.

"Berasa jadi orang kaya."Batin Kevan.

Kevan mengikuti Kenzo dan Kenzo yang berjalan kearah lift.

"Ini makannya dimana sih? Diatas langit? Pake naik lift segala."Kesal Kevan yang dari tadi menahan lapar.

"Diem aja napa Van, nanti juga nyampe."Ucap Kenzi yang juga sedikit muak mendegar ucapan Kevan.

Pintu lift terbuka, Kevan melihat keatas, tenyata mereka tiba pada lantai dua puluh lima.

Dengan langkah malas Kevan mengikuti Kenzo dan Kenzi, mereka tiba pada sebuah pintu yang bertuliskan suite room.

Ada juga seorang pria yang membukakan pintu untuk mereka, Kevan tidak tahu pria itu sebagai apa, tapi sepertinya itu salah satu pekerja dihotel ini.

"Baru kali ini gua makan dihotel."lirih Kevan.

Bibir Kevan berkedut melihat betapa luasnya kamar suite ini, ditangan juga ada banyaknya makanan yang telah dihidangkan, asapnya masih mengepul berarti makanan ini baru dihidangkan.

"Tapi makannya kenapa harus dikamar? Kan diluar bisa, dibawah gua juga liat ada orang yang makan, aneh banget."Pikir Kevan.

"Malah bengong! Ayo Van! Katanya laper, ini gua udah pesen tadi sebelum kita nyampe biar nggak kelamaan nunggu."Ucap Kenzi yang membuat Kevan tersadar dari lamunannya.

"Iya iya, gua juga udah laper."Kevan berjalan mendekati Kenzo dan Kenzi yang telah duduk terlebih dahulu.

Air liur Kevan hampir saja menetes melihat hidangan yang tampak menggugah selera, setelah mengambil sendok dan garpu, Kevan mengambil makanan dan menumpuknya dalam satu piring.

Kenzo dan Kenzi sudah terbiasa melihat hal itu, awal pertamanya mereka terkejut waktu Kevan mengambil semua makanan dan makan sekaligus, tapi setelah setiap hari melihat hal itu mereka menjadi terbiasa.

Kenzo melirik Kenzi yang sedang memakan dagingnya, dia mengedipkan matanya.

"Kenapa Lo? Cacingan?"Ucap Kevan yang melihat Kenzo mengedipkan mata hal itu  membuat Kenzo tercekat.

"Enak aja kalo ngomong! Tadi gua cuma...cuma..... cuma kelilipan aja, ya kelilipan."Elak Kenzo yang membuat Kevan mengerutkan dahinya.

"Aneh, gua kira Lo cacingan!"

Transmigrasi : Gua bukan Gay (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang