Bab 50

16.5K 1K 23
                                    

Kevan hanya tersenyum,"Halo kek, apa bener kakek seorang dukun?"

"Ha?"Dahi kakek itu mengkerut,"apa saya nggak denger?"

"Kakek dukun kan?"

"Ha? Saya nggak denger!"

Kevan menatap datar kakek didepannya ini, apa memang tidak dengar padahal dia sudah mengucapkannya dengan keras.

"Kakek dukun kan!"teriak Kevan.

"Ha? Kamu ngomong apa!"Tanya kakek itu membuat Kevan emosi.

"Budeg apa gimana ni si kakek!"Kevan mendumel.

Mba mba yang tadi berbisik didekat telinga sang kakek membuat kakek itu menganggukan kepalanya.

"Oooo, iya iya saya dukun, kamu ada keperluan apa?"

"Buset ! Dengan cewek cantik denger! Dengan gua kok nggak denger!"

"Apa? Kaset? Saya nggak jual begituan, saya ini dukun sakti!"

Kevan hanya melongo mendegar ucapan sang kakek, mana ada dia menyebutkan hal itu.

"Udahlah ! Gua dateng kesini mau buang sial! Bisa nggak kek?"

"Ha? Buat syal? Udah saya bilang saya nggak jualan!"

Mbak mbak yang disamping kakek itu hanya menutup mulutnya dan tertawa melihat itu.

"Gua nggak ngomong gitu ya!"Delik Kevan.

Mba mba yang tadi segera berbisik ke telinga sang kakek.

"Oooo, mau buang sial, bisa bisa, saya ini dukun sakti ! Semua bisa dari pelet....."

Sudah dua jam kakek itu memperkenalkan apa yang dia bisa membuat Kevan hanya bisa menghela nafas, dia disuguhkan air dan makanan oleh mba mba yang tadi sangking lamanya kakek ini berbicara.

"Ya seperti itu."

Kevan menghela nafas lega saat kakek menyudahi bercerita tentang dirinya.

Kevan menatap mbak mbak didepannya,"mbak tolongin gua ya, tolong dikasih tahu kakek biar dia denger."

"Siap ,mau apa?"

"Gua mau buang sial mbak."ucap Kevan dengan wajah menunduk.

"Kenapa kamu buang sial? Saya liat kamu baik baik saja."

"Mbak bisa ngeramal?"tanya Kevan dengan antusias, jika tahu mbak mbak didepannya ini bisa buat apa dia menunggu sampai dua jam.

"Nggak bisa, cuma nebak aja."Mbak mbak itu hanya cengengesan melihat wajah Kevan kecewa."jadi emangnya kamu kenapa?"

"Begini mbak, gua itu suka banget dideketin sama cowok, terus ada yang bilang dia suka sama gua terus ......"Kevan menceritakan tentang dirinya, tapi tidak bercerita tentang dibobol, malu lah dia.

Sedangkan mbak mbak yang mendegar apa yang Kevan ucapkan membuat matanya berbinar binar, dia menyimak sambil senyum senyum sendiri.

"Nah gitu mbak."

"Ah oh iya, gitu ya."Mbak mbak itu menetralkan dirinya agar tidak kelepasan berteriak,"gimana ya kalo dia dibobol sama semuanya ? Pasti seru banget! Jadi pengen liat!"

"Mbak!"

"Eh apa?"

Kevan menatap mbak mbak ini dengan datar,"saya kira mbak nya jadi budeg juga!"

"Nggak lah, cuma bang jali aja yang budeg."

"Kanapa panggil bang jali mbak? Dia kan udah kakek kakek!"

"Oh itu emang dia yang mau, kalo nggak saya dipecat jadi asisten."

"Aneh banget."Pikir Kevan."Bisa kan mbak?"

"Bisa bisa ,saya ngomong dulu ya sama bang jali."

"Iya mbak."Kevan sedikit lega saat mendengar penuturan dari mbak mbak itu,"Akhirnya gua nggak akan sial lagi!"

Kakek itu menganggukan kepalanya, dia berjalan kearah Kevan dan menjetikkan dahi Kevan.

"Aduh! "Kevan meringis sakit akibat jentikan dari dukun kakek ini.

"Sudah."

"Lah? Ini udah ni mbak? Nggak ada ritual apa gitu? "Heran Kevan mendegar jika kakek itu sudah mengatakan selesai.

"Memang begitu, kamu udah nggak sial lagi pokoknya."

"Beneran! Ok deh ! Ini biayanya berapa? Jangan mahal mahal ya mbak."

Mbak mbak itu hanya tersenyum,"karena kamu pelanggan pertama hari ini jadi nggak usah bayar."

"Ha? Beneran? "Apa hari ini Kevan beruntung,"Terbukti gua langsung beruntung!"

"Bener, udah kamu pulang aja."

"Eh iya, makasi ya kalo gitu."Kevan berbalik sambil tertatih-tatih membuat mbak mbak yang dibelakang Kevan hanya memekik senang.

" Akhirnya ,gua nggak sial lagi! Dan ngga ada yang deketin gua lagi!"

Transmigrasi : Gua bukan Gay (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang