Bab 92

7.3K 450 5
                                    

Kevan masuk kedalam mobil Sean, "kita mau kemana?"Tanya Kevan.

Sean hanya diam dan mulai menyalakan mobilnya, Kevan yang melihat itu hanya mengerucutkan bibirnya kesal.

"Diem aja kalo ditanya!"

Sekarang Kevan tengah memikirkan apa yang diucapkan daddynya tadi,"apa gua terima aja ya? Sebanyak apapun gua nolak tetep aja mereka bakal ngelakuin apapun kegua dengan beribu cara."

Lamanya Kevan berpikir dia tidak sadar jika mobil Sean sudah berhenti.

"Turun."

"Eh udah sampe... Wah pantai? Keren banget!"Kevan turun dari mobil dan melihat sekitar, pantai yang indah, baru kali ini dia melihat pantai, seumur hidupnya dia tidak pernah melihat ataupun pergi ke pantai.

"Suka?"

"Iya, keren banget, gua baru pertama kali ini pergi kepantai!"

Sean mengerutkan dahinya saat Kevan berbicara seperti itu, apa benar jika Kevan benar benar tidak pernah pergi kepantai? Aneh sekali.

Kevan bermain main dengan air laut yang sesekali mengenai kakinya, sejenak dia lupa dengan apa yang dipikirkannya.

Pantai ini sepertinya tidak ada orang, dari tadi Kevan melihat kekiri dan kekanan tapi tidak ada satupun orang yang lewat.

"Apa karena masih siang ya?"Herannya.

Kevan terkejut saat tiba tiba ada orang yang membalikkannya, dan saat itu juga Kevan merasa jika bibirnya dicium oleh seseorang.

Mata Kevan melotot saat Sean tiba tiba saja menciumnya.

"Lewpasin gua...emmm"

Kevan memukul dada Sean tapi tindakan itu tidak dipedulikan olehnya, malahan Sean memperdalam ciumannya dan sedikit mengigit bibir Kevan membuat Kevan membuka mulutnya.

Lidah Sean memasuki mulut Kevan betermu dengan tulang lunak yang berada didalam mulut sana, Kevan sebenarnya ingin melawan tapi dia teringat dengan ucapan daddynya.

"Enak, tapi gua bukan uke! Tapi ini enak, tapi ah udahlah nikmatin aja dulu!"Kevan memberanikan dirinya untuk mengikuti permainan Sean membuat Sean tersenyum tipis, dia mengendong Kevan ala koala dan masuk kedalam mobil.

Sean membuat kursi itu menjadi berbaring agar mudah menindih Kevan.

Ciuman mereka terlepas dan Saliva mereka masih menggantung satu sama lain dibibir mereka.

"Aku sudah katakan kau akan jadi milikku."Sean mengecup leher Kevan membuat Kevan meringis kegelian.

"Ahhhh pelan, ahhh gua geli anjing!"Kevan memukul punggung Sean tapi hanya diacuhkan olehnya.

"Tapi gua bukan uke ya.... ahhh"

Menelusup kan tangannya kedalam kaos Kevan hingga bertemu pada tonjolan kecil yang sudah tegang itu.

"Ahhh sakit bego!"Kevan melebarkan matanya saat merasa putingnya ditarik oleh Sean, tapi ada rasa enak disana.

Sean menyingkap kaos yang dipakai Kevan dan melihat dua hiasan yang indah disana, tanpa ragu dia memainkan tulang lunak Yanga dan pada mulutnya pada salah satu diantaranya.

"Ahhh babi! Lo apain ahhh..."Kevan meras dia tersengat oleh listrik, tubuhnya seketika menengang saat tulang lunak itu menyentuh bagian sensitifnya.

Tangan Sean turun kebawah dan menuju kesayangan Kevan yang sudah mengembang disana, menyingkapkan pelan, dan bertemu pada daging keras yang berdiri tegak, menlwjs pelan dan menggerakkan tangannya mengocok kesayangan Kevan yang bertambah besar.

"Ahhh Lo apaain aaaah enak! Ahwws lepas!"Tubuh Kevan menggelinjang saat kesayangan dikocok sangat cepat oleh Sean.

"Ahhh Nggak kuat  mau mau ahhh pipis aaaah"

Tangan Sean lengket dengan cairan yang keluar dari kesayangan Kevan, dia melumuri carian Kevan pada lubang yang sudah kembang kempis itu.

"Ahhh jangan lemes..."Kevan menetralkan nafasnya yang ngos-ngosan karena habis mengeluarkan cairan kenikmatannya.

"Tidak baby, aku belum keluar."

"Aaaa! Asu! Sakit anjing! Ngapain Lo masukin! Aaaa! Sakit!"

Kevan memukul dada Sean tapi Sean hanya mengecup dahi Kevan agar bisa memenangkannya, dia melumat bibir Kevan agar mengalihkan rasa sakit Kevan, setelah Kevan merasa lebih tenang dia mulai menggerakkan pinggulnya dengan pelan dan mendesah, mendongakkan kepalanya sedikit menikmati rasa sempit yang ada pada kesayangannya.

"Sayang banget nggak keliatan! Mobilnya gerak gerak tapi nggak keliatan!"Aca menangis saat dirinya tidak bisa melihat apa yang dilakukan Sean dan Kevan begitu juga dengan Karina yang hanya mengambil gambar saat Kevan dan Sean berciuman tadi.

"Iya, padahal kita udah susah susah buat nyusulin Sean eh malah nggak keliatan!"

Aca dan Karina berpelukan erat sambil menangisi kejadian buruk yang menimpa mereka.

Tentu saja saat Karina mengetik pesan dirinya menyuruh Aca agar mengikuti Sean, dan akhirnya mereka juga bisa melihat Sean dan Kevan bermain tapi sayangnya haru s ditutupi oleh mobil Sean yang kaca jendelanya sangat gelap itu.

Transmigrasi : Gua bukan Gay (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang