Bab 52

15.2K 1K 29
                                    

"Sayang tunggu ayah!"

"Aaaaa nggak mau!"

Kevan berlari kencang karena orang gila tadi mengejarnya.

"Sialan! Kok bisa jadi gini!"

"Tolong! Gua dikejar kejar sama orang gila!"

"Anakku! Ayah mencintaimu sayang! Jangan tinggalkan ayah! Maukah kau jadi istriku!"

Kevan bergedik ngeri saat orang itu memberikan kiss padanya.

"Aaaaa tolong gua nggak mau!"

"Tolongin gua!"

Kaki Kevan berhenti saat didepannya ada banyak orang-orang yang tadi mengejarnya meminta dirinya dijadikan pacar anaknya dan ukenya ada didepan sana.

"Itu dia! Adek imut mau kah jadi pacarku!"

"Adek jadi uke nya anak saya!"

"Aaaaa! Gua bukan gay!"

Kevan merangkak dibawah kaki kaki mereka karena ingin menghindari mereka.

Orang orang itu saling menabrak satu sama lain karena mencari keberadaan Kevan.

"Aaaaa tolonggin gua siapapun!"Kevan meringis karena sakit pada bagian belakangnya bertambah.

Kevan bersembunyi dibalik  dinding didalam gang, dia sesekali melirik orang orang itu.

"Babi! Kok bisa jadi tambah parah!"

"Gua kan nggak mau jadinya kek gini! Dukun sialan!"

Kevan menitikkan air matanya karena kakinya terasa kebas, dan bagian belakangnya mungkin berdarah karena dia terus saja berlari.

"Sakit! Anjing Kaesar! "

Kevan mengusap air matanya dengan kasar dan melihat lagi orang orang yang mengejarnya.

"Untung aja udah pergi!"

Kevin melihat sekelilingnya, dia tidak mengenal tempat ini,"Gimana gua bisa pulang! Capek banget! Mau istirahat aja! Kaki gua pegel!"

"Kalo gua kesana lagi gimana kalo mereka masih ada! "

"Udah gitu gua dipeluk sama orang gila lagi! Sialan emang!"

Ingin rasanya Kevan menangis kencang karena mengingat kejadian tadi.

Seseorang memeluk Kevan membuat Kevan terkejut, dia segera memukul rahang orang tersebut membuatnya meringis.

"Ayang! Kenapa pukul kakanda!"

Varo meringis karena dia dipukul oleh Kevan,"pasti wajah yang tampan nan rupawan ini menjadi biru."

"Anjing ya Lo ! Ngangetin aja! Bangke! "Kevan mengusap dadanya yang berdetak kencang karena terkejut, dia kira orang gila tadi.

Varo mengerucutkan bibirnya, dia tadi mencari Kevan, dia awalnya ragu mencari di gang sempit ini tapi dilubuk hatinya yang terdalam  dia merasa jika Kevan berada di gang ini, benar saja, dia bertemu dengan Kevan.

Varo memandang wajah Kevan seketika dia mematung, apa ini?

Apa wajah Kevan memang seimut ini?

Dan lihatlah bibinya yang indah minta dicipok itu.

"Astaga! Ayang gua kenapa jadi gini! Apa emang ayang gua dari dulu gini? Apa ini akibat karena gua nggak ketemu sama ayang dua puluh empat jam jadi gua lupa kalo ayang seimut ini?" Wajah Varo memerah, hatinya berdetak kencang,"Gua jatuh cinta untuk kedua kalinya sama ayang!"

"Varo!"

"Eh apa yang?"

"Anjing ya Lo! Emang bangsat! Gua dari tadi teriak teriak nggak Lo denger! Serak suara gua ! Babi!"wajah Kevan memerah karena dia sungguh emosi dengan Varo yang hanya diam.

"Maaf yang, ayang mau apa hm? Mau dicipok?"

Plak..

"Aduh! Ayang mah gitu! Selalu aja nabokin wajah kakanda! Ayang nggak cinta lagi sama kakanda ya?"Wajah Varo berubah menjadi sedih.

"Imut Lo gitu? Nggak usah gitu ya! Sekarang anter gua pulang! Gua capek banget! "

Varo hanya meneguk ludahnya dengan kasar, melihat bibir indah Kevan yang naik turun itu sangat seksi.

"Gua nggak tahan."pikir Varo.

"Van?"

"Apa!"

Varo mendekati Kevan dan mendorong Kevan kedinding.

Cup.

Transmigrasi : Gua bukan Gay (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang