Bab 78

9.7K 666 22
                                    

Sean tidak pergi menuju kekelas tapi dia malah keparkiran dan berjalan kearah mobilnya.

Setalah masuk kemobil Sean menghembuskan nafas sejenak, mengigat bagaimana tangan Kevan menyentuh pahanya membuat libido seorang Sean naik.

Sean sedikit melirik kesayangan dirinya yang menggembung disana.

Setelah memenangkan dirinya Sean melihat kembali kesayangan miliknya tidak seperti tadi tapi masih saja sedikit mengembung disana.

"Kevan."Sean tersenyum tipis.

Sean Gelael, seorang pria berumur dua puluh delapan tahun, anak dari kakaknya Vina ibu dari Varo.

Pria itu sudah menikah sejak usianya dua puluh tahun yang lalu, benar dia menikah dengan pasangan pria karena dia seorang gay, sudah lima tahun dia menduda karena pasangannya meninggalkan dirinya karena pernah mengalami kecelakaan dengannya, dia selamat tapi pasangannya sebaliknya.

Jangan tertipu dengan wajah yang cantik dan awet muda itu, dia bahkan seperti anak SMA kelas sepuluh, wajahnya yang cantik membuat orang orang selalu menyebutnya seperti wanita, itulah yang tidak disukai dirinya.

Ingin rasanya dia mengganti wajah tapi ibunya melarangnya, ya karena dia sangat sayang pada ibunya dia tidak mau melakukan hal itu.

Jika ditanya kenapa Sean disini ya pasti karena Vina, ibunya Varo.

Waktu itu Vina datang kerumah ibunya Sean dan menunjukkan jika anaknya Varo telah berpacaran dengan uke imut bahkan Vina menunjukkan foto Varo yang berciuman dengan Kevan.

Sean yang melihat foto Kevan sedikit merasakan berdesir dihatinya, karena sudah lima tahun ini dia tidak memikirkan lagi pasangan, tapi saat melihat foto Kevan yang berciuman dengan Varo membuat dia sedikit tidak suka.

Foto Kevan yang pernah ditunjukkan oleh Vina menghantuinya setiap malam hingga dia membuat rencana menyelidiki Kevan sendiri, dia akan menyamar sebagai siswa disana dan melihat Kevan sendiri, bahkan dia  mengikuti  Kevan dari rumah saat diantar supir ingin pergi kesekolah.

Awalnya dia marah saat Kevan mengatakan dirinya cantik, dia kan tidak suka jika orang lain mengatakan hal itu, tapi agar hatinya kembali tenang dia akan melihat Kevan kembali.

Saat bertemu Varo tentu saja dia tersenyum miring, dia akan mengambil Varo dari Kevan, tapi saat melihat orang lain mengejar Kevan sepertinya dia akan sedikit sulit.

"Kau selalu menggoda ku Kevan, tunggu saja."

Sean melihat pada ponselnya ternyata ada meeting penting yang sudah menunggunya, dia segera menghidupkan mobilnya dan menuju perusahaannya.

* * *

Kevan menatap datar pada Kevin yang mengejutkan dirinya.

"Kenapa sih pacar? Masih marah? Maafin ya."Kevin mencoba memegang tangan Kevan tapi ditepis oleh Kevan.

"Jangan pegang pegang!"

Cup

"Aaaaaa! Jangan cium gua bangsat!" Marah Kevan saat Kevin malah mencium pipinya.

"Katanya nggak boleh pegang, berarti cium boleh dong?"

"Nggak boleh! Semuanya nggak boleh! Ngerti nggak sih! Mau gua gebukin?"

"Nggak pacar, nggak, jangan marah ya, ini ada kue mau nggak?"Kevin memberikan paper bag pada Kevan.

Kevan yang melihat itu melirik sedikit."Jangan nyogok gua ya!"

"Jadi nggak mau? Kalo nggak mau juga nggak apa apa sih, untuk gua aja."

"Siapa bilang nggak mau! Sini!"Kevan mengambil paperbag itu dan pergi dari sana meninggalkan Kevin sendirian.

"Dasar! Katanya nggak mau, tapi malah diambil."

"Kapan ya gua bisa tidur bareng Kevan lagi? Sayang banget padahal waktu itu gua udah nyium dia."

"Kalo gua suruh  nginep nggak mungkin dia mau!"

"Keknya gua harus ngelakuin sesuatu deh, apa gua pake cara itu aja ya?"Kevin tersenyum miring.

"Kevan, Lo nggak akan lari!"

Transmigrasi : Gua bukan Gay (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang