Bab 86

7.4K 481 10
                                    

Kevan yang melihat mobil Kevin  menghampiri segera masuk kedalam mobil.

"Ngapain sih hujan-hujanan, nanti sakit gimana?"Kevin mengambil tissue dan mengelap wajah Kevan.

"Nggak usah gua aja!"Tepis Kevan dan mengambil tissue sendiri.

"Nih juga, buka aja bajunya, pake jaket gua."

"Enak aja, nggak ya!"Kevan menutup kedua dadanya sambil memelototi Kevin.

"Tenang aja, nggak bakal gua apa-apain juga."Sambil memberikan jaketnya.

"Tutup mata Lo! Gua mau lepas baju."Kevan mangambil jaket Kevin.

"Iya iya, ini udah gua tutup."Kevin menutup matanya dengan tangannya, Kevan yang melihat itu segera membuka kaosnya dengan cepat.

Kevin membuka tangannya sedikit dan melihat tubuh Kevan."Kenapa ada merah merah! Habis ngapain! Jawab gua!"Kevin menatap tajam tubuh Kevan.

"Woy! Ngapain Lo liat gua! Tutup nggak!"Kevan menutup tubuhnya dengan jaket.

"Seharusnya gua yang nanya kenapa badan Lo merah merah! Lo habis ngapain?"Selidik Kevin.

"Nggak ada ngapa-ngapain! Ini karena... karena digigit nyamuk! Iya nyamuk sialan itu!"

"Bohong ya Lo! Nggak mungkin nyamuk segede itu!"

"Udahlah jangan bahas badan gua! Sana tutup mata Lo! Gua mau pake jaket!"

Kevin mendegus, dia mengalihkan pandangannya pada jendela mobil.

"Jangan jangan Kevan habis main sama orang lain lagi! Wah gua udah ketinggalan! Gua harus cepet cepet! Masa gua kalah sama yang lain! Secara kan Kevan pacar gua!"Pikir Kevin dengan kesal.

"Buruan anter gua pulang! Gua mau pulang!"

"Iya Kevan pacarku sayang, kenapa sih buru buru, lagian ini hujan juga, nggak bisa cepet, nanti nabrak gimana?"

"Coy! Kalo ngomong difilter ngapa! Jangan ngomong ngaco, nggak baik!"

"Iya iya."Kevin menyalakan mobilnya dan mulai menjalankan mobilnya.

"Gimana mau nyampe kalo jalannya pelan gini! Kayak siput tahu nggak! Lo nggak bisa bawa mobil ya! Ini pelan banget! Bisa bisa kita nyampe subuh kalo gini!"Kesal Kevan saat melihat mobil mereka hanya melaju pelan.

"Kan kata pacar bahaya, jadi segini aja, udah ya jangan protes, nanti cepet tua loh!"

Kevan hanya memutar matanya malas,"cepetan! Gua laper belum makan dari tadi!"

"Kenapa nggak ngomong! Kita kerestoran dulu!"Kevin menginjak pedal gas membuat Kevan mundur kebelakang.

"Anjing! Jangan cepet cepet! Nanti mati lagi!"

"Apasih! Katanya mau cepet, ini udah cepet maunya pelan, sabar Kevin, uke emang selalu gitu."Kevin hanya bisa mengelus dada sabar melihat kelakuan Kevan yang seperti ini.

"Lo aja yang nggak bisa! Biasa aja kali bawanya! Nggak pelan dan nggak cepet juga!"Ingin sekali Kevan memukul wajah Kevin yang hanya cengengesan itu.

"Sabar atuh yang, ya udah, kita makan dulu ya, jangan marah marah nanti diabetes lagi."

"Emang gila ya Lo! Mana ada marah marah bisa diabetes!"

"Loh nggak ya? Bukannya gitu?"Kevin mengagukkan kepalanya yang tidak gatal.

"Sekali lagi Lo ngomong aneh gua timpuk Lo pake sendal ya!"Kevan mengambil sendalnya yang ingin dilemparkan pada Kevin.

"Aduh pacar jangan gitu! Wajah tampan nan rupawan ini nanti bisa le....aduh emmm! "

Kevan melemparkan sendalnya dan masuk pada mulut Kevin.

"Gua bilang apa! Rasain tu!"

"Pacar!"Kevin mengeluarkan sendal dari mulutnya dan melepehkan ludah pada luar jendela

"Tega banget sih."Mata Kevin berkaca kaca melihat kearah Kevan, bukannya kasihan Kevan malah ingin kembali melemparkan sendal yang sebelahnya.

"Jalan atau mau makan sendal gua lagi?"Ancamnya.

"Iya, iya jangan ya, ok kita jalan."Lebih baik Kevin menuruti permintaan Kevan, jika tidak bisa saja dia terkena amukan Kevan lagi.

"Anter gua pulang! Gua nggak mau makan di restoran."Ujar Kevan.

"Nggak! Kita ke restoran dulu, sekalian beli baju nanti dijalan, nggak mungkin Lo pake baju basah gini, bisa bisa sakit lagi, nanti daddy marah ke gua karena bawa anaknya sampe sakit."

Kevan hanya mendelikan matanya saat mendengar hal itu,"nggak usah panggil daddy gua dengan sebutan daddy ya!"

"Apasalahnya pacar, kan nanti kita juga nikah, daddy kamu ya daddy aku, papi aku ya papi kamu."

"Anjing geli njing! Jangan pake aku kamu ya Vin! Geli dengernya!"Kevan menggosok lehernya yang merinding mendegar hal itu.

"Nanti juga biasa, itu ada toko pakaian, kesan dulu ya, beli baju dan daleman."

"Nggak mau! Gua mu pulang!"

Kevin tidak merespon apa apa, dia memarkirkan mobilnya keparkiran dan dengan cepat turun, karena parkiran itu beratap jadi tidak basah terkena hujan.

Dengan cepat dia membuka pintu,"ayo ganti baju dulu."

"Nggak mau! Gua maunya pulang!"

"Iya nanti kita pulang, tapi ganti baju dulu, nanti Lo mau sakit lagi?"

Kevan berpikir sebentar yang membuat Kevin gemas, dengan cepat ia mengendong Kevan pada pundaknya.

"Anjing! Lepasin gua! Ngapain Lo gendong gua gini!"Kevan merontakan diri dan turun dari gendongan Kevin.

"Makanya ayok, gua nggak mau pacar kesayangan gua sakit."

"Emang sialan ya Lo!"

"Makanya nurut, ayok."Kevin menarik tangan Kevan dan pergi masuk kearah toko.

"Gua bisa sendiri ya! Lepasin gua!"Kevan menarik tangannya kembali dan berjalan mendahului Kevin.

"Sabar sabar, orang sabar burungnya besar."Ucap Kevin mengelus buru... maksudnya dadanya.

Saat didalam toko, Kevan memilih pakaian atas dan bawahan serta dalaman yang sesuai dengannya.

"Yang ini aja Van, keknya cocok sama Lo."Ucap Kevin sambil mengangkat sebuah celana dalam.

Mata Kevan memelototi Kevin yang sembarangan mengambil celana dalam."Gila ya Lo! Mana muat sama punya gua! Lagian itu juga punya cewek ya njing!"

Celana dalam itu sangat aneh, hanya bagian depannya yang berbentuk segitiga, dan bagian belakangnya hanya tali saja.

"Kejepit punya gua!"Sergahnya.

"Kan punya Lo nggak gede Van, muat ini, lagian kan Lo emang uke."Ucap Kevin dengan senyum khas diwajahnya.

Plak...

"Aduh! Kenapa Lo tabok gua Van! Sakit."Kevin mengusap kepalanya yang habis digeplak oleh Kevan.

"Sembarangan kalo ngomong! Mau gua tonjok Lo ya sampe mampus! Gua bukan uke ya!"

Mbak mbak pramuniaga disana hanya bisa menahan tawa melihat pasangan unik didepan matanya ini.

"Itu bagus kok dek, bisa langsung nggak perlu lepas lagi."Ucap mbak mbak pramuniaga itu yang diberi senyuman oleh Kevin, mereka ber-tos ria, sepakat dengan ucapan itu.

"Kan bener ini aja udah."Sambil memberikan celana dalam dan bra pada Kevan.

"Kevin!"

Transmigrasi : Gua bukan Gay (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang