Bab 74

9.5K 719 46
                                    

Kevan hanya menggerutu kesal sepanjang jalan, moodnya langsung berantakan karena melihat adegan yang tidak mengenakkan apalagi Faris yang mencium pipinya.

"Emang sialan tu Faris!"

Saat sampai pada kantin Kevan seketika menghentikan langkah kakinya.

"Itu dia! Kenapa gua nggak kepikiran aja kekantin dari tadi!"

Kevan melihat laki laki cantik yang dia lihat tadi ada dikantong sedang makan disana.

"Ok Kevan, Lo harus deketin dia dulu, ajak kenalan aja ya kan."Kevan mengusak rambutnya agar terlihat lebih tampan.

Dengan langkah cepat dia pergi kearah laki laki cantik itu, "Ehem."

Laki laki cantik itu menghentikan kegiatan makannya, dia melihat kedepan ternyata orang yang mengatakan dirinya cantik tadi pagi.

"Gua boleh duduk disini nggak?"Kevan langsung duduk di depan laki laki cantik itu tanpa menerima jawaban dari orang didepannya ini.

"Kenalin nama gua Kevan."Kevan menjulurkan tangannya ingin menyalami orang didepannya ini."Cantik banget cok! Kayak bukan cowok."

Laki laki cantik itu hanya diam dan memperhatikan Kevan, dia malah meminum airnya.

"Eh? Lo nggak mau kenalan sama gua ya cantik?"

"Jaga bicaramu!"Ketusnya, pada Kevan, sebenarnya dia paling tidak suka ada yang mengatakan dirinya cantik walaupun kenyataannya memang begitu.

"Dingin banget cok, sedingin es. Tapi gua suka."Pikir Kevan.

Kevan melihat di name tag pada pakaian laki laki cantik itu."Sean Gelael, oh nama Lo Sean."Kevan menganggukan kepalanya tanda mengerti.

Sean hanya diam,"kenapa dia sangat imut?"Pikirnya.

"Ganteng kan gua?"Tanya Kevan sambil merapikan rambutnya, emang narsis Kevan ini.

"Ayang!"

"Bangsat!"Mata Kevan melotot saat Varo baru saja muncul dan diikuti juga oleh Faris dan Denis.

"Apa Lo!"

"Ayang! Kok gitu sih! Kakanda baru aja nyampe Lo, kiss dulu mana?"Varo memanyunkan bibirnya tapi ditarik oleh Denis.

"Ngapain sih Lo! Gua mau nyium ayang Kevan!" Kesal Varo pada Denis.

"Nggak boleh! Gua aja belom dapet jatah!"Sinis Denis melirik Varo.

"Apaansih!  Jangan manggil gua gitu ya jingan!"Kevan tentu saja marah, dia kan mau pdkt sama laki laki cantik didepannya ini.

"Jangan galak galak napa sih yang."Varo mendusel wajahnya pada lengan Kevan.

"Lepasin bego! Ngapain Lo gitu! Mau jadi Anjing Lo!"Kevan mendorong wajah Varo.

"Ayang  mah tega, sakit atuh yang!"Varo cemberut.

"Lo anak baru ya?"Tanya Faris yang melihat kearah Sean.

"Anak baru? Mana mana?"Varo melihat kedepan dan membulatkan matanya."Loh! Lo kok ada disini?"

Kevan menaikkan alisnya bingung."Lo kenal sama Sean?"

"Ya kenal lah! Dia kan sepupu gua yang."Ucap Varo.

Tenyata Sean sepupunya dari pihak ibunya Varo.

"Ngapain Lo kesini?"Varo mengeratkan pelukannya pada Kevan dan menatap Sean tajam.

"Apaansih! Lepas!  Emangnya kenapa kalo dia  sekolah disini."

Varo hanya diam dan cemberut, dia menatap Sean penuh arti, sedangkan Sean yang ditatap Varo seperti itu menyunggingkan senyumannya.

"Eh eh mau kemana?  Sini jangan pergi cantik!"Kevan manarik tangan Sean yang membuat Varo menepisnya.

"Apa sih Lo!"

"Ayang nggak boleh pegang dia!"Marah Varo.

"Kenapa emangnya? Terserah gua lah!"

"Nggak boleh! Nanti dia suka lagi sama ayang!"

Mata Kevan berbinar saat Varo mengatakan hal itu, "ya bagus kalo gitu!"

"Apa!"

Faris dan Denis tidak suka mendegar hal itu dari Kevan.

"Nggak boleh!"Ucap mereka serentak.

"Apaansih! Jangan deket deket! Gua risih! Eh Sean! Sean!"Kevan memanggil Sean yang lebih dulu pergi dari sana.

"Jangan kejar dia ayang!"Varo memeluk tubuh Kevan yang membuat Faris dan Denis menariknya.

"Emangnya kenapa sih! Awas! Jangan peluk peluk gua! Lepasin gua sat!"

"Nggak boleh!"Varo semakin mempererat pelukannya.

"Lepas! Gua sesek ini! Emangnya kenapa gua nggak boleh deket sama dia bego! Lepasin!"

"Nggak boleh! Dia gay yang!"

"Ha?"

Transmigrasi : Gua bukan Gay (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang