Bab 58

12.5K 816 15
                                    

Kevan merasa jantungnya berdegup kencang saat Varo menindihnya,"Gua kenapa anjing! Ahhh se-sak"

Varo mendekati wajah Kevan dan mencium bibirnya dengan kasar.

"Emmm anji emm!"

Varo menangkap tangan Kevan yang memukul mukul wajahnya, dia meletakkan tangan Kevan diatas kepala Kevan.

"Maaf kakanda udah nggak tahan."Varo mengecup leher Kevan membuat Kevan kegelian.

"Anji-ng le-pas ahh "Semakin lama sentuhan yang Varo berikan membuat Kevan semakin merasa keenakan.

"Gua nggak gay! Lepas! Gua bukan gay! Gua nggak mungkin suka! Aaah"Kevan mendorong Varo dengan kuat membuat Varo terjungkal kebelakang dan terjatuh dari kasur.

"Awww ayang sakit."Mata Varo sudah berkaca-kaca, dia menahan sakit saat kesayangan dirinya belum mendapat sentuhan dari Kevan.

"Anji-ng g-ua ngga mau!"Kevan berlari kepintu dan mencoba membuka kenop pintu,tapi tetap saja tidak bisa dibuka.

"Bunda! Tante tolongin siapa pun!"

"Gua mau diperkosa ini!"

Varo memeluk Kevan dari belakang membuat Kevan terkejut.

"Ihh mata gua! Sialan lepasin!"

"Nggak mau, mainin my little Varo dulu."Varo merbejt paksa tangan Kevan mencoba meletakkannya di My little Varo miliknya.

"Aaaaa! Nggak mau! Tangan gua! Nggak mau ternodai!"Kevan berusaha agar tangannya tidak mengenai my little Varo.

"Aaaaa! Sakit!"Varo berteriak saat Kevan malah mengigit tangannya.

Kevan melihat jika jendela kamar Varo terbuka, dia mendorong Varo dengan keras dan berjalan kearah jendela.

"Untunh bisa! Gua harus pergi!"Kevan keluar dari jendela dan pergi dari kamar Varo.

Dia berlari dengan sekencang mungkin.

"Ayang!"Varo juga melangkahi jendela dan mengikuti Kevan.

Karena kamar Varo memnh dilantai dasar jadi itu memudahkan Kevan untuk kabur.

"Aaaaa! Tolong! "Knafas Kevan bertambah memberat saat dia bertambah berlari, bahkan kesayangan miliknya sudah terlihat jelas dari luar celananya.

"Ayang! Bantuin my little Varo dulu!"

"Nggak mau anjing!"Kevan dan Varo mengelilingi halaman mansion Varo.

Kevan yang melihat ada jalan keluar Lang berlari keluar dengan kecepatan kilat.

"Ayang! Kakanda mau main dulu!" Varo berhenti dan menetralkan nafasnya, sakit sekali menahan rasa pada kesayangan miliknya.

Dia melihat kedepan dan melihat para pekerjanya semua menutup mata, tidak mau melihat Varo.

"Kalian kenapa nggak nangkep ayang sih!"Kesal Varo.

"Tu-an muda sebaiknya anda masuk kekamar."ucap salah satu pekerja Varo.

Varo menggerutu,"Gua mau ayang gua! Cepet tangkep!"Varo sudah tidak kuat berlari, dia sudah sangat ingin bermain dengan Kevan sekarang.

"Tuan sebaiknya anda masuk kekamar."ucap para pekerja itu lagi.

Varo menatap tidak suka pada pekerjanya ini, tapi saat orang itu menunjuk kebawah Varo pun melihat arah yang ditunjukkannya.

"Aaaaa! Gua belum pake baju!"Varo menutup kesayangan miliknya dan bagian belakang miliknya.

Dia berlari dengan terbirit-birit menuju kamarnya.

Para pekerja yang melihat itu tidak dapat menahan tawa.

Untung saja mereka adalah laki laki, para pekerja wanita berada didalam mansion.

Vina keluar dengan sedikit berlari, dia pergi dari kamarnya karena melihat pemandangan yang gagal.

"Aduh kenapa Kevan bisa kabur sih!"

"Varo lama banget! "

"Coba aja langsung sat set gitu pasti aku udah punya rekamannya!"

"Walaupun ada gambar ciumannya tapi belum puas!"

"Kevan! Menantuku! Gagal jadi oma deh!"Vina mengusap air matanya yang mengalir karena gagal menyaksikan apa yang dia inginkan.

Tak lama sebuah mobil muncul dan parkir dihalaman mansion Vina.

Keluarlah seorang laki laki paruh baya,"sayang kenapa diluar panas panas gini?"Tanya pria itu yang merupakan ayah Varo dan suami dari Vina.

"Tau ah! Ini semua gara gara kamu mas! Kamu tidur diluar!"

"Ha?"

Vina masuk kemansion dengan kesal, sedangkan suami Vina tidak tahu apa yang terjadi, dia jadi bingung.

"Sayang kenapa aku tidur diluar!"

Transmigrasi : Gua bukan Gay (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang