Bab 41

16.8K 1.3K 21
                                    

Kaesar mengecek handphonenya melacak lokasi dimana Kevan berada sekarang, pasalnya dari tadi mereka mencari Kevan tapi juga tidak ketemu.

Jam juga sudah menunjukkan pukul sepuluh malam jadi dia khawatir takut Kevan kenapa napa.

Dia membawa mobilnya, Kaesar melihat bahwa titik lokasi Kevan berada disekitar taman.

"Untuk apa Kevan berada di taman?"

Tak lama mobil Kaesar tiba ditaman, dia keluar dari mobil dan mengecek kembali handphonenya, Kaesar melihat sekeliling, taman ini sepi sepertinya karena sudah agak malam.

Saat dia meneliti tempat ini, pandangannya tidak sengaja jatuh pada kursi taman yang terdapat seseorang yang mungkin tertidur disana.

Dengan ragu dia pergi kearah orang itu, Kaesar terdiam saat orang yang berbaring di kursi ini adalah Kevan.

"Kevan?"Kaesar menepuk pelan pipi Kevan tapi tidak ada juga pergerakan darinya.

"Kevan kau kenapa?" Perasaan sedikit panik mulai menguasai Kaesar, dia takut jika sesuatu terjadi pada Kevan.

Saat ingin membangunkan Kevan kembali dia tidak sengaja melihat kaleng minuman yang ada dikursi.

Kaesar mengambil jelang minuman itu dan membacanya," Alkohol?"

Kaesar mengerti sekarang apa yang terjadi pada Kevan,"Dasar nakal, jika tidak bisa minum kenapa diminum juga."

Kaesar mengangkat Kevan dan membawanya kemobilnya.

Dia meletakkan Kevan pada kursi penumpang, Kaesar meneguk ludah dengan kasar melihat bibir Kevan yang tampak seksi,"bolehkah?"

Dengan ragu dia mencium singkat bibir Kevan.

"Sial! Kenapa sekali cium langsung tegang!"Kaesar menghembuskan nafasnya agar dia bisa mengendalikan dirinya.

Kaesar masuk kedalam mobil dan melajukan mobilnya ke apartemen miliknya saja, biarlah nanti dia akan mengatakan pada daddynya jika Kevan bersama dengan dirinya.

Setelah beberapa waktu Kaesar sampai pada apartemen miliknya, dia membawa Kevan keluar dan menuju apartemen miliknya.

Kaesar membuka kamar dan dengan hari hatk meletakkan Kevan pada kasur, dia melepaskan sepatu Kevan dan membuat posisi Kevan menjadi lebih nyaman.

"Kenapa dengan ku! Kenapa tidak bisa tenang dari tadi!" Kaesar melihat dibawah dan melihat kesayangannya sedikit menonjol.

"Dasar baper!"

Jika orang lain mendegar Kaesar mengatakan itu pasti mereka akan tidak percaya.

Kaesar mendekati wajah Kevan dan memegang dagunya, "Maaf Kevan, aku akan bertanggung jawab."

Kaesar mencium bibir Kevan dan sedikit melumatnya, lama kelamaan ciuman itu lebih kasar dan menuntut.

Kaesar membuka mulut Kevan dan memasukan lidahnya, menelusuri setiap inci dari mulut Kevan, dia juga menghisap lidah Kevan dengan kuat.

"Emmm"Kevan merasa dia tidak bisa bernafas, dia mencoba menggelengkan kepalanya kekiri dan kekanan, lama kelamaan dadanya terasa sesak.

"Emm ses-sakk.."

Kaesar menyudahi aksi ciumannya membuat penyatuan mereka terlepas.

Kaesar menetralkan nafasnya sejenak, wajah Kevan sangat membuat kesayangannya meronta-ronta.

Kaesar mengecup leher Kevan dengan singkat, tapi setelah itu dia menghisapmya dengan kuat membuat tanda merah tercipta dileher mulus Kevan.

Kevan memukul-mukul wajah kaesar," ge-li le-pas!"

Kaesar menangkap tangan Kevan dan meletakkannya disamping kepala Kevan.

Dia melanjutkan aksinya membuat banyak tanda dileher Kevan.

"Le-pas! Ah sa-kit ."

Kevan merasa sangat sulit sekarang dengan terpaksa dia membuka matanya yang sulit dibuka, samar samar dia melihat jika diatasnya ada seseorang.

"Si-apa ? "Kepala Kevan berkunang-kunang saat melihat bayangan yang berada diatasnya ini.

Lama kelamaan bayangan itu terlihat sedikit jelas, Kevan membulatkan matanya saat bayangan itu kembali mencium bibirnya dengan paksa.

"Si-alan! Emm le emm pas!"

Transmigrasi : Gua bukan Gay (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang