Bab 87

8.1K 527 24
                                    

Setelah aksi memilih pakaian dalam tadi akhirnya mereka sudah selesai sekarang, Kevan memilih apa yang ia sukai dan tentunya dibayar oleh Kevin.

Sekarang mereka tengah berada di restoran, awalnya Kevan tidak mau tapi dengan paksaan Kevin akhirnya mereka berada disana sekarang.

"Kenapa Lo ada dijalan Van? Terus hujan-hujanan lagi."Tanya Kevin sambil memakan makanannya.

"Terserah gua lah! Mau gua dijalan! Mau gua di gunung bukan urusan Lo!"

"Galak banget sih pacar gua."

Kevan mengacuhkan Kevin yang terus saja berbicara lama mereka makan hingga terdengar suara yang membuat Kevan tersedak.

"Ayang!"

"Anjing! Sialan Lo! Bangke! Sakit banget!"

Kevin memberikan minuman pada Kevan yang diterima olehnya.

"Kenapa Lo ngagetin pacar gua!"Marah Kevin pada Varo yang baru saja tiba.

"Seharusnya gua yang marah! Ngapain Lo ngedate sama ayang gua! Ayang kamu nggak sekolah ternyata disini ya sama si brengsek ini! Aduh hatiku sakit sekali! Ayang selingkuh!"Varo memegang dadanya yang sakit seperti ditusuk-tusuk oleh duri.

"Ngapain Lo disini!"Delik Kevan.

"Yang harusnya nanya itu aku yang! Ngapain ayang kesini sama babi ini! Udah itu nggak angkat telpon kakanda lagi! Ayang sengaja ya! Sengaja mau buat kakanda cemburu buta kek gini! Kakanda...emmm.."

Bibir Varo ditutup oleh tangan Kevan yang muak dengan ocehannya, "Nggak usah berisik bego! Lo liat! Orang orang pada ngeliatin kita!"Sinis Kevan.

"Anjing! Ngapain Lo jilat tangan gua! Najis!"Kevan mengelap kasar tangannya yang habis dijilati oleh Varo pada kaosnya.

"Ayang mah tega, emang aku anjing apa."Varo cemberut.

"Emang iya! Iwws kotor ni!"Kevan berjalan pergi dari sana meninggalkan mereka berdua.

"Mau kemana ayang?"Varo menarik tangan Kevan tapi langsung ditepis olehnya.

"Mau nyuci jilatan Lo lah apalagi! Awas!"

"Nggak boleh! Ayang belum jelasin!"Varo memeluk Kevan membuat Kevin meradang.

"Jangan peluk pacar gua!"Kevin mendorong Varo membuat pelukannya terlepas dari Kevan.

Dengan cepat Kevan pergi dari sana meninggalkan kedua bocah itu bertengkar dengan sendirinya.

"Apaan sih Lo! Gua nggak ada urusan sama Lo ya!"Varo mendorong Kevin membuat Kevin mundur kebelakang.

"Adalah! Gua pacarnya Kevan ya gua berhak atas apa yang terjadi sama Kevan!"

"Enak aja! Kevan itu ayang gua, Lo nggak berhak mutusin Kevan itu pacar Lo!"

"Lo ya bener bener! Rasain ni!"Kevin menjambak rambut Varo membuat Varo meringis.

"Aaaa! Rambut badai gua! Lo ya! Ni rasain nih!"Varo juga menarik rambut Kevin yang membuat keduanya saling tarik menarik.

Orang orang disekitar bukannya memisahkan mereka malah melihat pemandangan itu seperti hiburan tersendiri.

"Lepasin rambut gua! Aduh duh sakit!"

"Lepasin rambut gua dulu bego!"

Mereka saling dorong mendorong hingga Kevin tersandung kakinya sendiri dan terjatuh pada lantai.

"Aduh!"

Varo juga terjatuh dengan rambut yang tertarik disamping Kevin.

"Sialan Lo!"

Varo merasa jika tangannya menyentuh suatu benda, dengan ragu dia mengambilnya dan bingung apa yang ia pegang, selanjutnya otak mesumnya itu memikirkan apa yang akan terjadi.

"Lo mau apain Kevan ha!"Marahnya sambil memegang kaos Kevin.

"Emangnya gua ngapain sat!"Kevin menyentakkan tangan Varo dari kerahnya.

"Ini  apa!"Ucap Varo sambil memperlihatkan benda dibawah tangannya.

Mata Kevin membola saat melihat itu.

"Lo mau emmm...."

Mulut Varo dibekap oleh tangan Kevin yang membuat Varo harus mengigit tangan Kevin agar melepaskannya.

"Aduh tangan gua!"Kevin mengibaskan tangannya yang digigit oleh Varo.

"Lo mau apaain Kevan!"

"Gua bisa jelasin! Tapi nggak disini! Ikut gua!"Kevin menarik tangan Varo keluar dari restoran dan menuju tempat yang sepi.

"Lepasin!"Sarkas Varo melepaskan tangannya dari genggaman Kevin."jelasin SEKARANG!"

"Ok ok, gua jelasin, itu suntikan."

Plak...

"Aduh! Ngapain Lo mukul kepala gua!"Marah Kevin yang habis dipukul oleh Varo.

"Bego! Gua tahu itu suntikkan! Yang gua tanya buat apa suntikkan itu! Lo mau apa-apain Kevan ya!"

"Iya."Jawab santai Kevin yang langsung diberikan tendangan sayang pada kakinya.

"Bangsat Lo! Lo mau nidurin ayang gua ya!"

"Iya! Aduh sakit banget tendangan Lo!"

"Nggak bisa! Gua harus kasi tahu ayang!"Varo ingin berbalik tapi tangannya ditahan oleh Kevin."Apalagi!"

"Tunggu dulu, jangan kasi tahu Kevan, please, ya ya. "

"Nggak lah! Enak aja mau nidurin ayang gua! Nggak akan gua biarin!"

"Tunggu dulu Varo, ok gua ngaku gua mau main sama dia, tapi jangan kasi tahu dulu, bisa bisa rencana gua gagal lagi."

"Emang gila ya Lo!"

"Terserah Lo lah mau ngomong apa, tapi jangan kasi tahu ya."

Varo diam sebentar dan berpikir kembali, setelah itu muncul ide mesum dalam pikirannya.

"Ok gua nggak akan kasi tahu asalkan gua juga ikut!"

"Enak aja! Nggak mau lah gua!"

"Ya udah kalo gitu gua kasi tahu ayang!"Varo berbalik dan langsung ditahan oleh Kevin.

"Ok ok! Tapi gua duluan habis itu Lo!"

"Nggak! Pokoknya harus suit biar adil!"

"Ruginya di gua dong!"

"Ya udah gua kasi tahu Kevan aja!"

"Eh eh tunggu dulu, ok suit tapi kita harus buat Kevan bisa disuntikin dulu."

"Lo bener, sekarang caranya gimana?"

"Em? Nggak tahu."

"Gimana sih Lo!  Gimana mau main sama Kevan kalo nggak tahu rencananya!"

"Atau gini aja! Lo...."Kevin berbisik pada telinga Varo dan setelah itu diangguki mereka berdua.

"Oke deal ya!"

"Iya deal!"

Mereka berdua tersenyum penuh arti.

(Udah pada baca LANGIT belum🤔🤔)

Transmigrasi : Gua bukan Gay (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang