Bab 65

13.5K 823 29
                                    

Kevan menatap datar para perkumpulan orang orang gila didepannya ini, kepalanya hampir pecah karena dari tadi terus saja marah marah tidak jelas.

"Lepasin gua! Risih tahu nggak!"Kevan menarik tangannya yang ditarik oleh Varo.

"Ayang mah gitu! Kan kakanda ini peduli sama kamu yang, padahal bentar lagi kita ngela...."

"Diem! Bisa nggak sih sehari aja jangan nganggu gua!"

"Nggak bisa!"Jawab serentak mereka semua.

Disana ada Varo,Faris, Danis,Kevin, Kenzo, Kenzi.

"Aaaaaa! Tolong gua! Pala gua pusing!"Kevan mengusak rambutnya kasar karena terlalu pusing melihat mereka.

"Pacar aku pusing? Bentar gua panggillin papi ya Van biar dia dateng kesini."Kevin mengambil handphonenya dan ingin memanggil ayahnya.

"Enak aja! Dia ayang gua ya!"Varo menarik Kevan pada pelukannya dan mencium singkat pipi Kevan hak itu membuat mereka semua melotot.

"Ngapain Lo cium pacar/adek/gua!"

"Aaaaaa? Daddy! Tolong Kevan! "

"Apa apaan kalian ini?"Mereka semua memandang kearah Kendrick yang baru saja tiba.

"Daddy? Usir ni makhluk astral! Pala gua puyeng!"Kevan memijit kepalanya yang sudah mau pecah.

"Kalian pergilah, Kevan butuh istirahat."tegas Kendrick membuat semua yang ada disana menggerutu kesal.

"Nggak mau papa mertua, menantumu ini baru aja dateng, bentar lagi deh."Varo mengedipkan matanya membuat Kendrick risih.

"Seperti cacingan."pikir Kendrick.

"Bener tu dad, gua juga baru dateng."Kevin dengan lancangnya memanggil Kendrick dengan sebutan itu,"karena kan gua udah jadi pacarnya Kevan jadi gua harus manggil om Kendrick dengan sebutan daddy!"pikir Kevin.

"Aku bukan ayahmu!"tegas Kendrick membuat Kevin ciut.

"Om biarin kita disini aja ya, kita baru aja nyampe ya kan Nis, kita mau liat madu kita om."ucap Faris sambil merangkul Denis.

"Bener om, ya kan madu?"Denis mengedipkan matanya pada Kevan membuat Kevan ingin muntah.

Apalagi ini, Kendrick sungguh pusing dengan teman teman anaknya yang sedikit gila ini.

"Udah daddy gua bilang kalo Lo semua pergi berarti pergi, kita aja yang disini ya kan Zi?"Ucap Kenzo.

"Bener kalian pergi aja! Lagian gua sama Kenzo udah ada disini dan juga kita udah ada daddy jadi kalian pergi aja, kita mau temenin adek kesayangan kita, Kevan yang imut ini."Kenzi mengguyel nguyel pipi Kevan membuat Kevan menepisnya.

"Nggak usah pegang pegang!"Kevan menatap garang pada Kenzi, bukannya seram dia malah terlihat seperti kucing yang imut.

"Aaaaaa pacar gua imut banget!"

Cup

Kevin mencium pipi Kevan membuat Kevan memukul kepala Kevin dengan kuat.

"Aduh.... Sakit Van."Kevin hanya bisa mengusap kepala yang dipukul oleh Kevan.

"Udah gua bilang jangan cium atau pegang gua anjing! Gua nggak mau!"Teriakan Kevan menggema diruangan itu.

"Kalian semua pergi!"ucap Kendrick yang sedikit manaikkan nada bicaranya, hal itu membuat semua yang berada disana takut

"Tapi dad kita...."Kenzo membungkam mulutnya saat Kendrick sudah menatap tajam padanya.

"Ya udah deh nanti kita ketemu lagi ya ayang, bye bye ayang."Varo memberikan kiss bye nya pada Kevan.

"Iya pacar aku, nanti aku bawain bakso ya bye."Kevin melambaikan tangannya pada Kevan.

"Madu nanti kita jalan bertiga ya tapi sembuh dulu ok."Ucap Faris ingin memegang pipi Kevan tapi langsung ditepis oleh Kevan.

"Ya nanti kita bisa ngedate bertiga."lanjut Denis yang tersenyum penuh makna.

"Kevan nanti...."

"Pergi atau gua banting ni vas bunga ke Lo Lo semua!"Kevan mengangkat Vas bunga yang ada disamping meja dan mengarahkan pada mereka.

Hal itu membuat mereka kelimpungan, dengan cepat mereka keluar dari sana.

"Bye ayang nanti kakanda datang lagi!"

"Bacot!"

Kevan menghela nafas saat para orang gila itu sudah pergi dari ruangannya.

"Kevan jaga bicaramu daddy tidak suka."

"Gimana mau ngomong bener kalo makhluk astral itu nganggu gua dad! Gua pusing! Bisa bisa gua darah tinggi!"

"Sudahlah, sekarang makan dulu."Kendrick menghampiri Kevan dan menguapi Kevan makanan, dia mengecek dahi Kevan yang sudah tidak demam, sepertinya karena Kevan berteriak  dan marah  marah tidak jelas membuat dia lebih sehat.

"Pokoknya daddy harus usir makhluk astral itu! Gua mau tenang!"ucap Kevan yang masih saja marah.

"Hm, sekarang makan dulu."

* * *

Axel pulang kemansionnya dengan perasaan gugup, dia berhenti pada pintu masuk kemudian menghela nafas kasar.

"Gua harus bisa!"

Axel masuk kedalam dengan pelan disana terlihat ada seorang wanita yang sedang duduk di sofa sambil menonton televisi.

"Mom?"

Wanita itu melirik ternyata anaknya Axel,"Kenapa?"Aneh sekali anaknya ini, tampak gugup hari ini.

Axel sebenarnya takut, pasalnya mommynya ini seperti dirinya, datar datar gitu orangnya tapi masih bisa diajak bicara, tidak seperti Axel yang datar pada semua orang.

Axel mengbil nafas sejenak, Xena, ibu dari Axel yang melihat itu hanya menaikkan alisnya bingung, aneh sekali anaknya ini, tidak biasanya Axel bersikap begini.

"Kenapa Axel? Apa kau butuh sesuatu?"Tanya Xena kembali.

Axel menutup matanya sejenak,"Mom Axel mau nikah!"

"Ha!"

Transmigrasi : Gua bukan Gay (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang