Bab 49

14.9K 915 5
                                    

Mata Kevan bersinar melihat poster yang ditempelkan di pohon.

"Dukun sakti"

"Bisa membuang sial."

"Bisa memikat lawan jenis/pelet."

"Bisa....yang bawahnya nggak penting tapi ini yang atas! Bisa buang sial!"

"Ini yang gua cari!"

"Gimana caranya gua ke dukun ini?"

"Oh ini dia ada alamatnya!"

"Tapi gimana gua mau kesana?"

"Handphone gua nggak ada lagi!"

Kevan melirik kekanan dan kekiri, siapa tahu ada yang mau mengantarkan dia kedukun ini.

"Pokoknya gua harus nemuin ni dukun! Gua nggak mau sial lagi! "

Kevan melihat ada seseorang yang sedang berkendara, dia melambaikan tangannya.

"Pak ! Pak ! Berhenti ! Stop stop!"

Orang yang mengendarai motor itu mengerem sedikit lagi terkena kaki Kevan.

Kevan menghela nafas,"untung nggak ditabrak!"

"Ngapain sih di pinggir jalan! Bahaya!"orang itu ternyata masih muda karena dianpake helm Kevan tidak tahu.

"Eh mas, em gini maaf ya mas sebelumnya tapi boleh minta tolong nggak?"

"Nggak! Gua buru buru ini."

"Eh tunggu tunggu dulu, gua bayar deh tapi anterin gua ya, penting banget soalnya, please mas, motor gua tadi ban nya kempes terus gua jalan aja, tapi ternyata disini nggak ada bengkel jadi saya mau pulang dulu, tolongin saya ya mas."Kevan menampilkan wajah seimut mungkin agar orang didepannya ini menolongnya.

Orang itu termenung sebentar, "memangnya rumah kamu dimana?"Tanyanya, soalnya dia sedikit kasihan melihat Kevan seperti anak yang hilang.

"Di jalan kepala mas, tolongin ya."

"Ya udah deh, gua juga mau kesana, naik."

Kevan senang akhirnya dia mendapatkan tumpangan,"untung dia nggak bilang gua begal kayak orang waktu itu!"pikir Kevan.

Beberapa menit kemudian mereka sampai pada jalan kelapa.

"Gua cuma bisa nganter sini, masih ada urusan gua."

"Nggak apa apa mas, ini uangnya."Kevan memberikan uang seratus ribu pada orang itu.

"Nggak usah, gua pergi dulu."Dia mengendarai motornya dan meninggalkan Kevan.

"Ternyata ada juga orang baik, nggak minta uang lagi!"

Kevan berbalik dan melihat perumahan elit dibelakangnya.

"Widih ! Ini rumah si dukun yang mana?"

"Perumahan elit cok! Apa iya dukun tinggal disini?"

"Biasanya kalo dukun tinggalnya kayak deket hutan nggak sih?"

Kevan menelusuri perumahan itu sampai dia melihat ada poster yang sama seperti dijalan yang dia temui.

"Ini nggak salah gitu? Rumah dukun  empat lantai! Kaya bener ni dukun! "

"Apa dia dukun boongan ya?"

"Kamu mau nemuin dukun didalam?"

"Anjing!"

Kevan memengang dadanya yang berdegup kencang saat ada seorang wanita cantik berada di sampingnya.

"Cantiknya, tapi kenapa mbak tiba tiba ada disini?"

"Masuk aja,saya asisten dukun."

"Ha? Dukun ada asisten? Apa ini dukun terbaru ya?"Bingung Kevan.

"Masuk aja ."Wanita itu menyeret tangan Kevan, Kevan hanya meringis pasalnya dia menahan agar belakangnya tidak sakit.

"Pelan mbak."

"Eh iya."

Didalam Kevan bisa melihat ada seorang kakek tua yang tertidur di sofa.

Tidak ada pemandangan seperti tempat dukun yang Kevan ketahui.

"Mbak ini benerkan tempat dukun?"Tanya Kevan dengan ragu.

"Bener, sebentar saya bangunin bang jali dulu."

Hampir saja Kevan tersedak mendegar mbak mbak didepannya ini memanggil kakek tua itu dengan sebutan Abang."

"Bang bangun bang."Mbak mbak itu membangunkan kakek yang tertidur, dalam sekejap kakek tua itu bangun.

"Kanapa adek manis?"

Kavan bergedik ngeri mendegar ucapan dari kakek tua itu.

"Ini ada orang yang cari Abang, mungkin perlu sesuatu."Kakek tua itu langsung melihat kearah Kevan.

Transmigrasi : Gua bukan Gay (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang