Bab 73

9.1K 623 7
                                    

Kevan berkeliling mencari laki laki cantik yang dia lihat tadi, tapi sudah berkeliling kesana kemari Kevan juga tidak menemukannya, Kevan melihat jam ternyata pukul enam tiga puluh yang berarti pagar sekolah juga sudah dibuka.

"Kemana ya? Padahal gua liat dia jalan kearah ini tadi."

Kevan juga sudah melihat ada siswa dan siswi mulai berdatangan tapi yang aneh saat melihat dirinya mereka pasti akan mematung sebentar.

"Orang ganteng emang gitu."ucapnya entah pada siapa.

"Ya udah deh nanti aja carinya, sekarang kantin dulu kali ya, gua laper banget, belum sarapan."Kevan berjalan menuju arah kantin.

Ternyata Kevan tidak sadar jika dia sudah memasuki gedung kelas dua belas."Apa dia kelas dua belas ya? Jadi penasaran."

Saat akan berbelok Kevan dikejutkan dengan pemandangan yang tidak ingin dia lihat.

"Anjing! Mata gua!"Kevan menutup matanya dengan kesal.

"Kalo mau ciuman ya jangan disini!"Marahnya pada orang-orang didepannya ini.

"Madu? Mau ikutan?"

"Babi! Nggak lah! Ngapain ikutan ciuman sama Lo berdua!"

Faris dan Denis mereka baru sampai disekolah tapi malah berbuat yang tidak tidak, untuk saja sekolah ini masih sepi.

Faris dan Denis mendekati Kevan dan merangkulnya bersama-sama.

"Lepasin! Jangan pegang pegang!"Kevan merontakan dirinya agar terlepas dari rangkulan Faris dan Denis.

"Jangan marah marah napa madu, ini masih pagi." Ucap Faris.

Cup

"Aaaaaa! Bangsat Lo! Jangan cium cium gua ya!"Marah Kevan saat Faris tiba-tiba mencium dirinya.

"Curang! Gua ya madu, gua belum dapet jatah."Denis memajukan bibirnya pada pipi Kevan.

Plak..

"Aduh!"Denis mengusap bibirnya yang ditabok oleh Kevan,"apasih madu ini nggak bener! Gua mau dicium bukan ditabok!"

"Udah gua bilang jangan cium atau pegang gua! Lagian ngapain sih kalian manggil gua madu! Risih tahu nggak!" Kesal Kevan pada mereka.

"Kamu kan madu kita."Jawab santai Faris yang diberi tatapan tajam oleh Kevan.

"Enak aja kalo ngomong! Nggak ada ya! Mana ada gua jadi madu Lo Lo pada!"

"Pokoknya Lo harus jadi madu kita! Ya kan Ris?"tanya Denis.

"Bener itu, pokoknya Lo harus jadi madu kita!"Ucap Faris menyetujui apa yang dikatakan oleh Denis.

"Gila! Udahlah gua mau ke kantin aja!"Kevan pergi dari sana tapi sebelum itu tangannya ditarik oleh Denis."Apaansih njing! Gua laper!" Sambil melepaskan tangannya dari Denis.

"Tunggu dulu madu, sebelum itu kita mau nanya, apa bener kalo Axel semalem ngelamar madu? Aduh...."Tanya Denis tapi sebelum itu kakinya sudah di tendang oleh Kevan.

"Enak aja kalo ngomong! Nggak ada ya!"Elak  Kevan, malu lah dia jika orang orang tahu Axel melamar dirinya.

"Berarti itu hoax Ris, untung nggak bener, kita ada kesempatan."Ucap Denis yang diangguki oleh Faris.

Mereka senang mendengar hal itu, pasalnya mereka dengar ada yang bergosip seperti itu.

"Apaansih! Nggak jelas! Awas gua laper!"Kevan melepaskan tangan Faris yang mencoba memegangnya, dia berlari dengan sekencang mungkin dari sana.

"Enak banget Lo dapet pipi Kevan Ris."Delik Denis Yeng cemburu melihat itu.

Sedangkan Faris hanya tersenyum penuh kemenangan."Kalo dengan Kevan harus cepet Nis."

"Nanti gua yang bakalan pertama udah itu baru Lo!"

"Enak aja, gua ya! Sebagai pihak atas gua yang duluan sama Kevan!"Faris tidak menerima apa yang dikatakan oleh Denis.

"Gua juga pihak atas ya! Berarti gua pertama, secara gua yang ngajakin Lo buat jadiin Kevan madu kita."

"Gini aja deh, gimana kalo kita sama sama?"Tawar Faris yang membuat Denis terdiam.

"Boleh juga bertiga, tapi apa Kevan mau?"

"Ya mau nggak mau harus mau, soalnya..."

"Dia madu kita!"

"Bener itu!"Faris merangkul Denis dan mencium bibirnya singkat."Kekantin yok nyusul madu."

"Yok lah, gua juga laper."Denis juga merangkul Faris, mereka pergi kearah kantin dan menyusul Kevan.

Transmigrasi : Gua bukan Gay (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang