Kevan melepaskan tangannya dengan kasar, dia menatap Varo dengan tajam,"berani Lo teriak gitu mau gua hajar ha! "Kevan mengangkat tinjunya pada Varo.
"Eh sayang jangan gini, nanti diliatin sama ibunda ku."Varo membuat wajahnya seimut mungkin membuat Kevan jijik.
"Najis! Muka Lo jangan digituin ya! "
"Iya iya, sini sayang kita bertemu sama ibunda kita."
"Jangan panggil gua kayak gitu! Geli tahu nggak! Kalo nyokap Lo tahu dikira kita homo!"
"Kan emang bener."
"Lo aja sendiri gua nggak! Gua normal senormal tiang listrik."
"Bengkokkin dikit deh."
Kevan mengacungkan jari tengahnya pada Varo.
"Yok masuk dulu, kakanda kenalin sama ibundaku."Varo menyeret Kevan membuat Kevan hanya meringis.
Malu juga jika mengatakan bagian belakangnya sakit.
"Ibunda! Yuhu! Anakmu yang ganteng ini bawa menantu!"
"Sekali lagi Lo ngomong gitu gua nggak akan biarin Lo nafas!"
"Ampun yang, jangan ya, nanti kita nggak bisa nikah kalo kakanda pergi dulu."
"Bacot!"
"Anakku! Yuhu! Kau sudah pulang!"
Kevan hanya menganga melihat seorang wanita yang sedang mengahampiri mereka.
"Gua tahu sekarang dari mana jametnya Varo."pikir Kevan.
"Kau mengatakan apa anakku? Ibunda tidak mendengarkannya atau ....Aaaaa siapa mahkluk imut ini!"Wanita yang bisa dipastikan ibunya Varo itu mengguyel-nguyel pipi Kevan membuat Kevan hanya meringis.
"Mau nabok tapi orang tua."pikir Kevan.
"Ibunda jangan begitu, lihatlah pipi menantumu ini sangat merah, bisa bisa dia kesakitan."
Kevan rasanya ingin muntah mendegar pembicaraan Varo,"Lebay banget !"pikirnya.
"Menantu? Aaaaaa ini Kevan yang kamu ceritain itu kan!"Bunda Varo atau yang bisa dipanggil Vina itu melompat kecil dan mencium pipi Kevan membuat Kevan melotot.
"Pipi gua dicium tante tante."Kevan hanya bisa menangis dalam hati.
"Bunda! Jangan dicium ini punya Varo! Bunda nggak boleh ambil Kevan dari Varo!"Varo membawa Kevan pada belakang badannya.
"Kamu ini! Bunda kan mau liat menantu bunda yang paling imut sedunia ini!"
Kevan hanya menatap malas perdebatan yang tidak bermutu dari kedua orang ini.
"Tante gua bukan menantu tante, gua lanang loh ini!"Kesal Kevan.
"No no no! Bukan tante tapi bunda! "Tegas Vina.
"Tapi gua.."
"Eyssst syut syutt nggak boleh pokoknya harus panggil bunda!"kekeh Vina membuat Kevan hanya bisa mengangguk pasrah.
"Ibunda mari kita makan dengan menantumu ini, praktek dulu, nanti nikahnya biar nggak canggung."
"Anjing ya Lo!"Delik Kevan .
"Kevan, kamu nggak boleh seperti itu, sebagai calon istri anakku kau harus menuruti nya!"
Gila, Kevan merasa dirinya pusing, kenapa Vina malah menyetujui anakmu jadi gay.
"Tan..."
"Eittttss bunda. Bu ubu en de ada BUNDA paham kan? "
Kevan lagi lagi menganggukan kepalanya saja.
Mereka tiba pada ruang makan, Vina memberikan makanan pada Kevan begitu juga dengan Varo.
"Anakku tak lama lagi punya istri uke yang imut! Terus bisa lihat setiap hari!"senang Vina dalam pikirannya.
Tiba tiba Vina terdiam, dia menatap Varo dan Kevan secara bergantian."Gimana kalo aku buat sekarang aja! Pengen liat Varo main sama Kevan! Pasti lucu dan imut! Aku bisa juga liatin ketemen arisan supaya mereka iri!"
Vina berjalan ke dapur dan membuatkan minumnya,"Nanti ajalah nikahnya sekarang lakuin aja dulu, Aaaaa nggak sabar mau liat mereka! "Vina segera menyiapkan minuman yang dia buat dan memberikannya pada Varo dan Kevan.
"Ayo diminum, pasti kalian haus kan?"
Kevan dan Varo sama sama mengangguk mereka melihat ada jus jeruk yang menggoda tenggorokan untuk meminumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi : Gua bukan Gay (TAMAT)
Fantasy(Belum di revisi) (Follow biar bisa baca cerita yang lain ok . ) ⚠️Harap bijak membaca⚠️ ⚠️Cerita mengandung unsur BXB /Gay⚠️ Tentang Kevin yang memasuki novel setelah tersambar petir karena permintaan nya pada langit. "Yes gua jadi orang kaya!" "Ke...