Satu

31.3K 760 13
                                    

Salah satu rumah bertingkat tiga di kawasan elit dengan cat putih bersinarnya ditambah banyaknya lampu yang berjajar dan mengelilingi rumah. Rumah ini terlihat sangat mewah, sampai entah apa yang terjadi didalam, terdengar bentakan bahkan teriakan sedikit bersautan.

"Eleanor!"

"Apaaaa pa?! aku nggak mau kalau disuruh ke rumah kakek. Papa tuh tau nggak sih, kakek tuh nggak pernah dekat sama aku. Dan tiba tiba papa kirim aku kesana? aku udah gede, bukan anak kecil lagi!" balas sipemilik nama Eleanor.

"Siapa yang membuat kesalahan hah? kamu papa kuliahkan ke luar negeri bukan untuk menjadi liar Elea. Siapa yang menyuruhmu untuk menjadi sangat bebas dan melanggar aturan papa?" tanya papa Eleanor. Adimas Tacenda.

"Itu cuma sekali, dan aku juga nggak melakukan apa apa. Aku kesana murni karena perayaan lulus pa." bela Eleanor ke dirinya sendiri. Si pemilik nama lengkap Eleanor Cyra Tacenda ini cukup keras kepala melawan sang papa.

"Tapi papa selalu melarang kamu kesana!"

"Maaf. Tapi Elea nggak mau pa, nggak mau ke tempat kakek." mohon Elea akhirnya.

Didalam ruang keluarga ini, terisi Adimas Tacenda yaitu si Papa dan Amalia Tacenda si mama. Kakak laki laki Elea yang bernama Marvin Cale Tacenda dan adik perempuannya bernama Emily Zara Tacenda yang lebih muda daripada Elea 2 tahun.

"Papa sudah merundingkan ini ke kakek. Kamu kesana selagi menunggu pendaftaran untuk S2. Papa kasih waktu 1 tahun untuk benarkan sikap kamu itu Elea." ucap papa final.

"PA! Yang kuliah ke luar negeri bukan aku aja, Emily juga. Tapi papa cuma suruh aku aja? papa emang tau Emily lebih baik daripada aku disana?" seru Elea menunjuk Emily, dan sedikit mulai menangis. Walaupun usianya sudah 22 tahun, dia masih takut untuk bertemu dengan kakeknya.

Kakeknya Adiwilaga Dharma Tacenda adalah pensiunan Letnan Jenderal dan sekarang sedang menjabat menjadi salah satu pejabat tinggi pemerintahan. Kakeknya orang yang tegas terbukti dengan hasil didikannya yaitu papanya yang juga menjadi panglima TNI seperti kakek. Keluarganya lahir memang dijalur kemiliteran, bahkan dari 3 anak kakeknya 2 yang masuk ke kemiliteran yaitu Adimas Tacenda, Adrian Tacenda dan yang terakhir Aditama Tacenda yang terjun ke dunia politik. Salah satu dunia kakeknya juga.

Kakek tinggal dengan istrinya Sonya Edi Tacenda yang menemaninya dari dia yang hampir tak pernah dirumah. Dan sekarang sedang melewati hari tuanya dengan sibuk karena menjabat sebagai salah satu pejabat tinggi pemerintahan. Menghuni salah satu dari beberapa rumah yang dimilikinya, salah satunya rumah besar yang mungkin bagi orang sangat mewah dengan dikelilingi tanah luas yang sejuk. Tinggal disatu daerah yang jauh dari polusi udara memang yang diidam idamkan dimasa tua seperti kakek Elea. Tapi untuk anak muda seperti Alea hidup disana untuk 1 tahun itu tak pernah ada didalam bayangannya. Dimana dia bisa ngemall? atau nongkrong?

"Emily jelas lebih baik daripada kamu karena dia mau hidup bareng ajudan. Kalau kamu? papa kasih ajudan saja kamu alasan mau hidup sendiri yang mandiri. Tapi buktinya apa? kamu memanfaatkan kebebasan yang papa kasih." tegur Adimas.

"Mass.. sudah." ucap Amalia menenangkan suaminya yang mulai naik darah mendengar Elea menjawab semua perintahnya. Amalia juga sama terkejutnya ketika Elea yang dulu selalu 'siap pa' sekarang bisa melawan.

"Ini juga gara gara kita nggak pantau dia. Sekarang bahkan Bapak yang tegur saya gara gara tingkah Elea. Bapak kasih ajudannya kesana untuk kawal diam diam, tapi apa? laporan yang diberikan ke bapak luar biasa menamparnya." jelas Adimas ke Amalia yang sama terkejutnya.

"Kakek kasih ajudan ke aku? ITU PELANGGARAN PRIVASI. AKU SUDAH BILANG KAN PA? AKU NGGAK MAU AJUDAN AJUDAN-"

"Berani kamu teriak ke papa? mau push up 100 kali? papa nggak segan segan sama anak yang nggak sopan."

𝓗𝓪𝓻𝓶𝓸𝓷𝔂 𝓛𝓲𝓵𝓽  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang