Tiga Puluh Sembilan

10.3K 534 24
                                    

Marhaban ya ramadan

Tahun ini ramadan Harits family bertambah satu orang yaitu Elea. Kalau Tacenda family ya tertambah nggak tertambah. Soalnya Andrew dulu sebelum menikah juga beberapa kali di Tacenda 1 untuk sahur bersama bahkan buka bersama juga. Tidak ada bedanya.

Sebelum besok hari mulai puasa Tacenda family melakukan closingan. Mereka berkumpul untuk makan makan, bercerita bahkan menghabiskan waktu bersama. Di awal bulan puasa kali ini dilakukan dengan sangat sangat bahagia. Tentu dikarenakan Adiwilaga Tacenda x Reagan Prana menang telak untuk pemilu tahun ini. Ini closingan dan perayaan privat tertunda, karena finalnya keputusan itu sejak 2 minggu lalu. Dan perayaannya baru sekarang karena saking sibuknya.

"NOAAAHHH!" teriak Elea yang mengacaukan fokus yang disana. Adiwilaga yang sedang menonton tv sesekali berbincang dengan Aditama menolehkan kepala. Adrian, Andrew dan Barga yang sedang bermain uno stacko. Ethan dan Marvin yang bermain ps dan entah apa yang dilakukan Noah.

"Kakeeek liaat, Noah pake maskerrkuuu." tunjuk Elea ke Noah yang mukanya sudah tertempel masker viral tahun ini.

"Pakai lah yang lain." ucap Adiwilaga santai.

"Orang ituu masker terakhirku, aku belum beli tau." seru Elea tak terima.

"Kenapa bisa diambil Noah El?" tanya Adrian.

"Dia nanya aku ada masker enggak, terus aku jawab ada. Eh diaa ambil ituuu." adunya yang malah mendapatkan tawa.

"Salahnya dimana?" saut Adrian lagi.

"Yaa salahh, kenapa nggak ambil yang lain malah ambil ituuu?"

"Aku ambil ini karena ini diatas yah, lagian dia nggak bilang yang mananya." saut Noah sembari berbaring dan memejamkan matanya.

"Ihhh ngeseelin."

Serunya sebelum menepuk keras badan Noah berkali kali sebelum Andrew bertindak untuk melerai. Selama bersama Tacenda dia tau disini kalau sudah berantem tidak akan pernah dilerai. Entah yang tua, yang anak anak semuanya dibebaskan untuk bertengkar kecil seperti ini. Andrew culture shock.

"Sudah, besok beli." ucapnya menenangkan.

"Udah nggak ada."

"Ada, kita cari." tenang Andrew yang akhirnya menurunkan tensi Elea. Sekarang yang ibaratnya jadi kontrol panelnya itu ya Andrew.

"Mau makan laper." ucap Elea yang mendapat tatapan bingung dari Andrew. Karena mereka bahkan baru selesai makan tadi kemudian sholat tarawih dan sekarang Elea sudah lapar lagi? sedangkan dia sudah melanggar kebiasaannya sendiri untuk tak makan nasi dimalam hari.

"Bibiiii."

"Bibi pulang sayang, ada pengen apaa?" saut Amalia mendekat ke Elea.

"Oh udah pulang, mau minta bikinkan steak. Aku liat pagi tadi bibi ada belanja daging." ucapnya menjelaskan sebelum berjalan ke kulkas untuk mencarinya.

"Mau mama bikinkan?" Tawaran menggiurkan sebenarnya karena Elea belum bisa memasak steak yang jelas jelas akan ada percikan minyak.

"Emmh, kalau nggak keberatan."

"Okeey, kita bikin."

Setelahnya sepasang ibu dan anak itu pergi kedapur untuk membuat steak yang diinginkan Elea. Dengan cekatan Amalia menyiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan untuk memasak steak itu. Dirinya sangat excited karena sudah lama Elea tak merengek ia bikinkan makanan. Semenjak kuliah dan dikirim ke Tacenda 1 ia sudah tak pernah memasakkan Elea makanan.

"Mama seneng deh Elea mau mama masakin lagi." ucap Amalia memecah fokus Elea yang sedang gabut bacain komposisi saos saos didepannya.

"Padahal dulu juga jarang, hahaha." balasnya.

𝓗𝓪𝓻𝓶𝓸𝓷𝔂 𝓛𝓲𝓵𝓽  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang