Tiga Puluh Dua

13.2K 706 52
                                    

Pagi Andrew dan Elea terasa sempurna, sekarang mereka total 99 persen menerima satu sama lain as a suami istri. 1 persen nya ya adegan yang akan memunculkan Andrew kecil atau Elea kecil, Haahaha. Pagi ini Elea pulang bersama Prabu dan Pras langsung ke kediaman Harits. Kalau Andrew harus mengawal Adiwilaga yang ada acara.

"Maah!" teriak Elea. Hubungan mereka malah lebih dulu membaik daripada hubungan Elea dan Andrew.

"Yaa? masuk aja lohh. Masa masih manggil kaya kerumah temen aja sih." ajak Hagia dan menarik tangan Elea untuk masuk kerumah utama.

"Maa, aku bawa es krim. Makan es krim dulu yuk baru deh abis itu masak." ajak Elea. Dirinya belum siap untuk ke dapur gitu maksudnya.

"Boleeh, ayo."

Berakhir mereka duduk berdampingan di teras sembari melihat kolam ikan.

"Kemarin hujan kamu aman kan sayang?" tanya Hagia, waduh Elea langsung mikir apa perlu ngespill Andrew yang demam dan radang.

"Aku sejauh ini aman sih ma. Tapi Mas Andrew yang sakit, pagi tadi agak demam sama kayanya radang mau batuk pilek." cerita Elea. Takutnya mama suaminya memberi respon tak sesuai bayangannya.

"Kalau Andrew mah kuat paling besok sembuh apalagi pasti udah kamu carikan obat." Hagia ini selalu berpikir positif ke menantunya. Walaupun sesama perempuan tau di awal Elea itu benar benar tidak ada rasa dengan anaknya. Tapi lama lama dia melihat Andrew dan Elea semakin kompak.

"Udahh si ma, tapi aku kasih bye bye fever malah marah cobaa." adu Elea.

"Hahahah, ya marah dong. Dia nggak pernah pakai bye bye fever loh, malu mungkin segede itu pake bye bye fever. Tapi Elea sudah keren banget gercepnya buat Mas Andrew, mama terharu." jelas Hagia, baginya menantunya ini paket komplit dimatanya. Lucu, happy virus, walaupun tak seperti idaman mertua lainnya seperti bisa masak, mencuci baju atau bahkan piring.

Hagia tak menuntut itu karena Andrew jelas sudah bisa semuanya. Cuci baju, cuci piring atau malah masak jadi Elea tak dituntut untuk itu. Yang diharapkan Hagia adalah Elea menjadi istri yang melengkapi kurangnya Andrew. Yang kurang adalah kebahagiaan berkeluarga. Hagia mengharap keluarga kecil itu akan penuh kebahagiaan. Asal putranya bahagia ia tak menuntut hal banyak lainnya.

"Ehhh, kok terharuu sih maa. Kan udah kewajiban Elea juga buat jaga atau bantu Mas Andrew kalau memang lagi butuh bantuan."

"Langgeng ya kalian, mama selalu menyisipkan doa supaya pernikahan kalian erat sampai maut memisahkan. Mama percaya sama Elea." waduh.

"Doain terus yaa ma. Aamiin."

Setelah acara makan es krim selesai, Elea izin ganti baju ke kamar sebelum ikut berkutat dengan makanan di dapur. Tapi berhubung dia ini dirumah jadi dengan asal mengambil kaos hitam polos milik Andrew yang dipakai jadi oversize dan bikin celana pendeknya hampir tertutup.

"Masak apa ma?"

"Sayur sop, bakwan jagung, ayam goreng sama sambal goreng kentang." jawab Hagia. Batin Elea mengatakan ini sangat banyak apa bisa mereka selesai dijam makan siang?

"Elea bantu saja bikin bakwan, itu udah mama bikin tinggal masukin jagung sama kasih bumbu tinggal goreng. Kalau ayam nanti kamu takut kena minyaknya karena kadang meledak." jelas Hagia lagi.

"Meledak?"

"Hahaha maksudnya kan kulit itu kalau kena minyak ada percikannya begitu."

"Ohalahh okay maa."

Elea fokus memasukkan tepung, bumbu bumbu dan diakhiri jagung, semua itu dengan tuntunan dari Hagia yang mulai bergerak memasak sambal goreng kentang.
Kemudian mulai memasukkan satu persatu adonan kedalam wajan yang terisi minyak. Ini pengalaman ke duanya, pertama waktu dikampung mama mertua dan kedua disini masak. Ehh ketiga ding, keduanya mereka baking bareng. Mana pernah di Tacenda masak, apalagi waktu kuliah. Belii semuanya.

𝓗𝓪𝓻𝓶𝓸𝓷𝔂 𝓛𝓲𝓵𝓽  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang