Dua

29.9K 1.3K 18
                                    

Elea sudah dibangunkan oleh Om Pras yang mengatakan 15 menit lagi mereka akan sampai. Dan tentu, Elea langsung marah marah. Maksudnya adalah bangunkan dia minim 30 menit, karena dia harus menyadarkan diri dulu sebelum touch up. Dan ini harus touch up pas kondisi masih ngalor ngidul.

"Ckk, Om Pras tuh gimana sihh." memang perempuan itu akan ngomel terus kalau belum menemukan hal lain yang mengecohnya.

"Maaf Nona."

"Kakek dirumah enggak?"

"Ada, Nona. Bapak tiba sejak 1 jam lalu dengan ibu juga." waduhh, ada nenek batin Elea. Dirinya akan aman karena ada neneknya yang pasti menjadi penyelamat.

"Biasanya jam segini ngapain?"

"Bapak di kantor, kalau ibu di pavilium Nona."

"Okay, ehh btw gue udah rapi belum?" tanya Elea yang mendapat lirikan singkat dari Pras. Dirinya tak akan secara lancang berani menatap cucu dari atasannya. Dimana Elea sekarang sedang memakai pakaian serba pendek.

"Sudah Nona."

Sampai akhirnya Elea dapat melihat megahnya rumah milik kakeknya yang memiliki banyak tempat ada perternakan juga. Bahkan setaunya dulu disini ada asrama untuk abdi negara. Dan mereka memasuki gerbang yang dijaga lagi banyak orang. Jendela pintu dibuka.

"Siap, sedang bawa Nona Eleanor." ucap Pras, dan Elea hanya menatapnya malas. Hadehh, lama banget prosedurnya.

"Sudah sampai Nona." dengan cepat Pras membukakan pintu, Prabu mengambilkan tas Elea yang sebenarnya bisa ia bawa sendiri.

"Maaf Nona, ikuti saya." ucap seseorang yang datang dengan terburu dan berlari. Elea ngikuti saja diajak masuk kedalam pavilium yang dia tau ini ruang tamu.

"Maaf ada banyak media sedang meliput bapak. Dan bapak sedang ada tamu penting sebentar. Nona diharap tunggu disini terlebih dahulu." ucap orang dengan bet nama Hendri.

"Gue mau kekamar. Lagian gue disuruh tunggu di ruang tamu formal ini? minimal bawa gue ke ruang tamu keluarga Pak Hendri." Elea memang tak tau pangkat pangkat. Sejak kecil dia hanya memanggil Om atau pak untuk tentara yang ia temui.

"Maaf Nona, ini perintah-"

"Dari siapa?!"

"Maaf, dari Mayor Nona."

"Bukan dari kakek kan? kenapa juga mayor mayor itu suruh suruh. Gue ini cucunya, gimanaaa sih?! bikin males." Elea sudah badmood sejak Pras membangunkannya mepet, dan sekarang harus menunggu kakeknya. Dia ini sudah lelah mau tidur lagi, karena semalam dia terbangun dari jam 12 dan tak bisa tidur sampai pagi.

"Halooo, cucu nenek. Kenapa marah marah sih?" sapa Sonya nenek Elea yang masih terlihat bugar. Para ajudan langsung minggir dan Elea melepaskan rasa kangennya dengan memeluk erat sang nenek.

"Ahhh kangen nenek dehhh."

"Nenek juga."

Plak

"AHHHH SAKIT." keluh Elea ketika pahanya di tepuk sedikit keras oleh neneknya.

"Hishhh, ini yang suruh pakai rok sependek ini siapa heh?" tegur Sonya, dikeluarganya semua harus tampak elegan. Tapi baju setelan Elea ini terlihat sangat bebas dan kurang sopan.

"Ini style tauu."

"Kamu bawa apa?"

"Tuh." tunjuk Elea ke tas yang masih berada di genggaman Prabu.

"Itu saja?"

"Iyalah."

"Kamu disini 1 tahun, tak mungkin hanya itu." pikirnya nenek tak tau. Ternyata tau kalau dia harus dirumah besar ini selama 1 tahun.

𝓗𝓪𝓻𝓶𝓸𝓷𝔂 𝓛𝓲𝓵𝓽  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang