Empat

14.1K 796 15
                                    

Elea sedang bersembunyi di belakang rumah. Disana terdapat gazebo dengan pemandangan menyejukkan mata. Menggunakan headphone dan rebahan setelah lari rasanya menyegarkan. Apalagi disana tidak ada orang dan tidak jadi ke kandang kuda.

Drrtt drttt

Mayor Andrew (Dont Reply) calling....

"Dimana Nona?"  tanya seseorang dari seberang telfon. Mayor Andrew.

"Kepo. Ngapain si telfon telfon."

"Karena kamu tidak balas pesan saya."

"Nggak penting juga."

"ELEANOR!" teriak seseorang yang sudah sangat Elea hafal itu siapa. Kakeknya.

"Siap!"

"Turun, Kakek tunggu 5 menit sampai di tempat kakek ngopi. Sampai belum sampai dalam waktu 5 menit push up 50kali." ucapan Adiwilaga langsung membuat Elea berlari.

Disatu sisi

"Ngapain kamu panggil Elea Nona?" tanya Adiwilaga terbingung. Bagaimana bisa ajudannya memanggil Elea Nona, terlihat sangat menggelikan.

"Nona yang meminta sendiri pak."

"Ck, jangan dituruti. Kamu aja sama yang lain panggil saya pak kok panggil Elea Nona. Dia disini bukan untuk bersantai dan bermanja karena ada ajudan." Ucap Adiwilaga.

"Panggil saja Elea."

"Maaf, untuk kesopanan bagaimana ya pak? karena Nona Elea cucu anda." ucap Mayor Andrew mencoba sebaik mungkin.

"Dia aja lebih muda daripada kamu. Nggak perlu lah kamu sopanin dia banget karena cucu saya atau anak Adimas. Dia hanya gadis tak punya kekuasaan disini, panggil saja Elea. Kalau dia masih memaksa memanggil Nona, biar saya kasih paham sendiri."

"Siap bapak."

Dug.. dug.. dug..

"Huhh haaahhhh, Khaa keek.." nafas terburu Elea ketika sampai didepan kakeknya. Dirinya benar benar berlari dari gazebo atas sampai ke teras rumah bawah.

"Telat satu menit, 10 push up." Tanpa perlawanan Elea langsung sikap push up. Dalam pikirannya, dia harus cepat push up daripada nanti nanti ditambahi. Walaupun nafasnya satu dua.

1

2

3

...

"Kamu pagi ini jadwalnya berkuda. Kemana kamu?"

"Digazebo." jawab Elea jujur.

"Waktu itu berharga Elea. Cukup ikuti apakah sesulit itu?"

"Elea nggak mau Kakek. Disuruh bersihin kandang gitu gituuu ewwhhh." ujar Elea jujur.

"Berkuda, bukan bersihkan kandang kuda." ralat Adiwilaga. Sejak kapan dia menuliskan jadwal Elea menjadi membersihkan kandang kuda?

"Loh iya kah? aku kok kaya bacanya bersihkan kandang kuda?" ucap Elea bingung.

"Bersihkan kandang kambing sama kelinci baru benar. Kakek tidak mungkin menyuruhmu membersihkan kandang yang berisi 17 kuda." jelas Adiwilaga yang mendapatkan pelukan dari Elea.

"Kelinci aja deh kek. Kambingnya mana bisa?"

"Bisa, sudah sana kelas berkuda." usir Adiwilaga. Dan dengan semangat Elea mengambil sepeda listrik yang ada disana dan berkendara sampai ke kandang kuda. Ahh kalau ini dia bisaaa sih.

Elea bahkan bernyanyi riang selama menuju ke kandang kuda.

"Haloo Om."

"Halo Nona Elea, ayo." Elea langsung berganti pakaian dan menuju ke kuda berwarna coklat tua yang sangat gagah itu. Dirinya menaiki dengan lihai, dia adalah keturunan Tacenda. Olahraga apa yang dia tak bisa? dari menembak, memanah, berenang semuanya ditekuni dan itu wajib.

𝓗𝓪𝓻𝓶𝓸𝓷𝔂 𝓛𝓲𝓵𝓽  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang