Semuanya panik ketika melihat Elea kehilangan kesadaran dalam pelukan Barga. Marvin bahkan tak memiliki wajah untuk mendekat kepada adiknya Eleanor. Elea langsung mencoba disadarkan secepat mungkin.
"Bapak tega memberikan Elea kepada seorang ajudan?"
"Yang kamu sebut ajudan itu lebih baik daripada kamu."
"Pak, dia hanya ajudan. Keluarganya tak seberpengaruh itu." protes Adimas. Dia memang takut Elea jatuh ke orang yang tak setara dengan mereka.
"Pak bahkan putra Wirayuda lebih segalanya, pendidikan, kaluarga, harta, mereka sama kelasnya dengan kita." lanjut Adimas, Adiwilaga telak emosi bagaimana bisa putranya dengan mudah mengatakan hal seperti itu.
"Diam."
"Tapi dia adalah seorang duda."
"Terus? ada yang salah dengan seorang duda Amalia?" tanya Adiwilaga malas kepada menantunya itu.
"Berarti tak menutup kemungkinan ia juga akan gagal berumah tangga dengan Elea." jelas Amalia.
"Kau tak perlu memikirkan kemungkinan kedepannya, itu sudah tugas saya. Kalian tak memiliki hak untuk memikirkan itu saat besok kita benar benar melaksanakan akad." tegas Adiwilaga memperingati. Dirinya benar benar akan membuat Adimas merasakan sesal yang sesungguhnya.
Elea yang mendengarnya bahkan merasakan hidupnya hancur sudah mulai hari ini.
"Tenang Elea tenang." bisik Barga menenangkan. Dirinya juga ikut kalut melihat saudaranya seperti ini. Ternyata jika memiliki 2 keluarga berpengaruh ini lah yang akan menjadikan kesulitan.
"Ga mau.. hiks- nggak mau."
"Bapak sudah menemui ajudan itu?"
"Saya bisa melakukan semua hal Adimas. Kau tak perlu tau apa yang saya lakukan. Kau hanya ingin Elea menikah dan menyita perhatian publik kan? kita lakukan. Tapi itu adalah urusan saya, kau jangan sekali kali ikut campur atau keluargamu yang akan mendapatkan balasannya." ancam Adiwilaga.
"KAKEKKK! ELEA NGGAK MAU!" seru Elea tiba tiba.
"Elea tenang dulu sayang." tenang Amalia. Elea bahkan langsung menyingkirkan tangan mamanya yang memeluknya.
"Jangan sentuh Elea! Dan kau dengar ini Emily! aku tak akan pernah membiarkanmu dengan mudahnya menikmati hidup. Mungkin aku akan menjadi dewi penolongmu untuk sekarang tapi dimasa depan aku akan menjadi ketakutan yang membayangimu, tunggu saja. Kau pikir kau diselamatkan oleh orang itu?" tunjuk Elea ke papa dan mamanya kecewa.
"Kau salah, mereka hanya mempertahankan kekuasaan dan kehormatan yang mereka dapatkan. Kau jangan besar kepala, suatu saat kala kau tidak memiliki harga dan hanya bisa membuat malu. Saat itu juga kau akan dibuang dan kau tidak akan memiliki siapa siapa." tekan Elea, dia menangis tapi sakit hatinya sangat terasa hingga air matanya tak bisa menetes lagi.
"Dan, ingat ini. Kau bukan saudaraku, kau hanya jalang rendahan yang tak memiliki apa apa. Ketika kau dipakai dipastikan kau akan dibuang juga. Aku berdoa anak itu tak akan bertahan karena kalau dia lahir dan mengetahui kalau ibunya adalah seorang jalang itu akan menjadi suatu hinaan dan dia akan berpikir memilih tidak lahir daripada lahir dari rahim hina." Elea mengakui dia jahat dan berdosa. Ia akan memohon kepada Tuhan untuk mengampuni segala ucapannya. Tapi dia benar benar tak bisa menerima semua ini.
"Elea nakk.. jangan seperti itu. Sudah." ucap Nena. Nena adalah istri dari Adrian Tacenda.
"Biar tante. Orang hina pantas untuk dihina."
"SIALAN."
Bruakkk.
Elea telak menendang badan samping Emily yang langsung terjatuh. Emily total semakin berantakan dan mungkin kalau dibiarkan ia akan berpikir untuk mengakhiri hidupnya. Tapi, dia adalah Tacenda. Dia tak boleh mati dengan keadaan seperti ini batinnya. Walaupun dia juga merasakan kesakitan luar biasa seperti yang dirasakan Elea.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝓗𝓪𝓻𝓶𝓸𝓷𝔂 𝓛𝓲𝓵𝓽 ✔
Romance[COMPLETED] [IRAMA'S SERIES] Harmony Lilt memiliki arti keselarasan berirama. Bukan seperti menolak karena berbeda kasta, tidak menghakimi karena berbeda pendapat. Hubungan ini tidak serumit itu, hanya saja sedikit perbedaan dalam diri yang belum me...