Lima Puluh Empat

11.4K 591 22
                                    

Pasangan Andrew Elea sudah didapur dengan style santai masing masing. Andrew yang berganti celana pendek rumahan dan kaos biasa dan tentu Elea kaos pendek dan celana pendeknya pula. Elea sedang duduk menunggu Andrew yang sedang menghubungi entah siapa.

Sedangkan Andrew langsung menghubungi Dimas tanpa basa basi dan menjauh hingga ruang tamu.

Dimas 190

"Dimana?" Tanya Andrew langsung ketika telfon sudah tersambung.

"Siap. Di mess."

"Saya tadi suruh kamu apa?"

"Siap. Memantau ibu ndan."

"Terus?"

"Siap."

"Saya suruh kamu pantau bukan kamu ikutin sampai bikin istri saya nggak nyaman. Saya suruh kamu pastikan dia sampai rumah, bukan mengantarnya. Kamu memahami perintah saya atau tidak?" cecar Andrew. Memang ini salahnya, tapi Dimas juga salah karena dia tak melaksanakan perintah dengan tepat.

"Siap. Salah."

"Besok ketemu saya."

"Siap ndan."

Setelah telfon tertutup Andrew langsung beralih ke dapur. Tentu tak menunjukkan raut tak sukanya, dia cukup marah ke dirinya sendiri tentu saja tak boleh marah ke Elea.

"Jangan marahin Om Dimas." ucap Elea langsung ketika Andrew tiba disampingnya.

"Enggak sayang."

Bohong.

"Kalau besok Mas masih kaya sekarang gini aku beneran marah. Aku mau pulang kerumah kakek, aku nggak mau tinggal sama mas lagi." ancam Elea. Ternyata pelukan, bahkan gendongan tak berarti apa apa. Masih saja ingat.

"Kan sudah minta maaf, kalau sudah minta maaf tandanya nggak diulang lagi." Ucap Andrew tenang.

"Siapa tau."

"Soalnya mas tuh ngeyel, udah berkali kali dibilang juga masih aja diulang. Nanti kalau sampai aku cinlok sama Bayu atau sama Dimas baru tau rasa tuh-"

"Omong apa kamu. Nggak ada omong kaya gitu, jelek banget." tegur Andrew. Dirinya tau konsekuensi nya, tapi dia jelas percaya dengan Dimas atau bahkan Bayu. Setidaknya Dimas atau Bayu itu tau batas sebagai adik asuh dan bawahanya. Kalau sampai ada main dengan pasangan senior jangan harap orang itu akan selamat. Beda dengan Pras dan Prabu, hubungan Elea dengan Pras dan Prabu ini masih sering mengusik Andrew. Karena pada dasarnya mereka kenal lebih dulu, bahkan akrab lebih dulu as a ajudan.

Tapi Andrew tak segila itu sampai harus merasa jealous dengan mereka.

"Tuh kan, makanya mas. Aku cukup lah deket cowok tu yang di Tacenda aja. Aku nggak mau punya hubungan entah pertemanan atau apapun itu dengan yang lain. Beneran aku nggak suka." ini dari diri Elea yang sebenarnya. Ia menghargai peringatan Andrew untuk tak berteman dengan laki laki atau keluar bersama dengan laki laki lain yang tak ia ketahui. Dan memang Elea tak berniat memiliki teman laki laki, dari ia kecil sampai sebesar ini semua teman laki lakinya tak ada yang berani mendekati nya as a perempuan. Semua dekat dengannya murni berteman, bahkan tak ada acara keluar berdua ngopi atau nongkrong nggak pernah.

Hanya keluar rombongan yang Elea tau rasanya. Semua ini jelas karena dirinya Tacenda, papanya yang juga over protektif membuat teman temannya entah minder ataupun takut interaksi lebih. Makanya cuma cinta monyeetttt.

"Kenapa yang di Tacenda jadi pengecualian?" tanya Andrew pelan.

"Karena mereka bawahan kakek, ngehalu sentuh aku aja nggak bisa mereka. Apalagi berani ngapa ngapain aku yang sebenarnya, tambah nggak bisa. Karena aku nggak akan diem aja kalau sampai mereka reach out ke aku dengan niat lain selain jadi ajudan." ucap Elea serius.

𝓗𝓪𝓻𝓶𝓸𝓷𝔂 𝓛𝓲𝓵𝓽  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang