Lima Puluh Lima

11.1K 636 63
                                    

"Aku? aku pingsan pas kakek nyebut nama kamu." ucap Elea jujur yang membuat Andrew kaget. Ia tak tau fakta ini. Bahkan dulu dia tak peduli Elea mau bertingkah macam apa juga dia nggak peduli. Tapikan dulu.

"Beneran?"

"Dih ga percaya kamu? aku pingsan beneran sampe digoyang goyangin sama Abang Barga sama Noah sama Ethan. Abis itu aku cuma bisa nangis meratapi nasib mas beneran deh. Kaya duniaku hancur pas kakek bilang nikah sama kamu." jelas Elea jujur. Ini tak ada rasa sakit hati ya semuanya. Karena mereka sudah berdamai dengan keadaan dan hanya ingin tau awal perjalanan.

"Hahahah, kenapa gitu? first impressionku buruk banget kah dikamu sayang?" tanya Andrew penasaran. Dia sebenernya tau yaa di mata Elea dirinya tuh beda dari ajudan atau sekpri lain. Yang tentu saja dalam hal keburukan.

"Iya lah. Mas tuh ngeselin, jahat pokoknya deh. Ngeselin karena suruh suruh pake rotator, terus hukum Om Pras sama Prabu padahal aku yang ajak mereka makan bakso. Terus aku cape berkuda minta jemput diturunin ditengah jalan. Mas nggak nyadarkahh dulu senyebelin itu?"

"Hahaha, mas kerasa biasa aja."

"Memangg orang jahat tuh ga kerasa jahatnya. Waktu kita berkunjung ke keluarga pesawat jatuh tuh, mas tuh galak."

"Galak karena kamu meleng. Mas kalau kamu nurut, kamu baik baik sama Pras sama Prabu juga nggak akan ditegur. Kamu malah panas panasan, jajan sembarangan, terus sakit perut? kamu tau ada tuh yang dihukum bapak gara gara mie instan apa itu." cerita Andrew. Elea langsung mendongakkan kepala memohon bahwa itu tak benar tapi gelagat Andrew menunjukkan kalau itu 100 persen benar.

"Ehehe, kalau itu maaf. Soalnya om Hendri nggak punya coklat terus aku jajan deh. Eh mie nya enakk loh mas beneran." lahh malah kasih review.

"Mau diulang?"

"Enggak dong."

"Dulu waktu kamu apa apa disuruh sama mas sempat sebel nggak?" tanya Andrew.

"Sebel. Mas juga kan? tau aku." tanya Elea yang diangguki Andrew sebal. Dulu Andrew sebal karena kerjaannya jadi double. Nggak fokus ke Adiwilaga Tacenda karena kadang atasannya itu suruh ia sesekali mengawasi Elea.

"Tapi bener deh entah apa maksud kakek seperti suruh aku deket deket ke kamu. Apa apaaa Mayor Andrew, apalagi pas mau ulangtahun itu. Wahhh aku baru inget, mami yang butik itu sempet bilang kita cocok. Jinx juga kaya diawal enggak??"

"Mas baru inget, jinx kan nasib sial apa masih bisa disebut nasib sial ketika kita sudah berdamai dengan keadaan?" tanya Andrew setelah sadar.

"Iya juga ya, ini mah takdir. Takdir Allah." ucap Elea dengan senyum manisnya.

"100 untuk sayang."

"Doanya komandanmu itu mas, dia bilang kita juga cocok pengajuan. Eh pengajuan beneran." ujar Elea dan Andrew baru teringat komandan dan teman dekatnya itu sempat mengatakan mereka akan pengajuan.

"Ternyata pengajuan beneran."

"Iyaaa, mana pas itu aku benci sama mas. Urusan dokumen ribet, suruh apalin ini itu. Mana kepalaku penuh gara gara nenek selalu bilang kamu baik, kamu gini kamu gitu lah." jelas Elea.

"Oh ya? Yang urus dokumen mas saja mama. Bukan karena mas nggak mau, tapi mas sibuk sama bapak. Tapi waktu itu mas paling teringat bagaimana baju persit kamu yang kamu modifikasi entah jadi apa itu. Mas hampir suruh kamu ganti baju saat itu juga." memang itu satu hal yang dibenci Andrew.

"Aku dulu maunya mas benci ke aku, makanya aku bertingkah terus. Aku bertingkah nggak sopan ke mama bahkan papa mas biar kita bisa batal. Tapi mau aku bertingkah model apapun juga pernikahan itu tetap terjadi." Elea waktu itu memang benci Andrew dan dia mau Andrew juga membencinya.

𝓗𝓪𝓻𝓶𝓸𝓷𝔂 𝓛𝓲𝓵𝓽  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang