"Mana Elea?" pertanyaan Adiwilaga ketika sudah didepan pintu mobilnya dan dijaga oleh Mayor Andrew.
"Sudah didalam mobil bapak."
"Ok."
Setelah semuanya kembali keposisi masing masing, Mayor Andrew langsung ikut mobil didepannya. Mereka memang terpisah pisah, yang menemani Adiwilaga adalah Akbar.
Perjalanan pulang kali ini akan ada makan malam bersama terlebih dahulu sebelum memasuki tol lagi.
"Kenapa Elea?" tanya Adiwilaga ketika menyadari tingkah tak biasa dari cucunya itu. Yang menunduk dengan meletakkan kepalanya di ujung meja makan.
Tapi Elea tetap diam, dan pertanyaan tersebut dialihkan kepada Hendri sebagai supir."Siap Pak, Nona sakit perut."
"Kenapa bisa?"
"Tidak tau pak, karena Nona tidak berbicara sama sekali." ucap Hendri jujur, sejak perjalanan awal sampai disini Elea tak berbicara apapun. Hanya memegang perutnya dengan posisi meringkuk sembari duduk. Padahal diperjalanan awal Elea sangat ramai.
"Dia habis ngapain Prabu?"
"Maaf Pak, Nona Elea sempat makan makanan instan."
"Apa itu?"
"Tidak tau, tapi terlihat seperti Mie instan yang dimakan langsung tanpa dimasak." jelas Prabu jujur. Adiwilaga reflek berdiri dan mendekat ke Elea. Anak ini benar benar.
"Elea." panggilnya lagi, dan ketika mendongak air mata sudah bercucuran. Perutnya sakit sekali.
"Kamu ini benar benar." ucap Adiwilaga marah tapi tetap mengusap muka cucu kesayangannya dengan lembut. Bahkan merelakan bajunya terkena airmata karena memeluk Elea.
"Obatnya Pak." ucap Mayor Andrew sudah membawa 1 tablet obat sakit perut. Mayor Andrew adalah yang tercekatan daripada yang lain sehingga ia ditugaskan untuk mengawal Adiwilaga Tacenda.
"Makan dulu Elea, setelahnya minum obat."
"Sakit perutnya nggak enak." Keluh Elea jujur, saat ini rasanya perut nya seperti di remas kuat. Memang karena mengejar waktu hari ini tak ada makan siang, dan makan pun hanya dimobil sekedar roti untuk ajudan dan pengawal.
"Makan dulu sup nya terus minum obat." suruh Adiwilaga, dirinya sangat khawatir melihat sepertinya sakit sekali perutnya.
Elea dengan masih sangat menunduk mencoba menghabiskan sup dimangkok kecil itu dengan buru buru. Ia ingin segera selesai dan meringkukkan badannya lagi. Karena meringkukkan badan saat sakit perut sedikit menurunkan kadar sakitnya bagi Elea.
"Sudah, mau ke mobil." ucap Elea terburu, sekarang rasanya sangat mual. Dan tanpa menunggu persetujuan kakeknya dia sudah berlari keluar restoran dan menuju ke mobilnya tadi.
Huekkk..
Akhirnya keluar juga makanan yang baru saja masuk dalam perutnya. Dia tak memperdulikan beberapa pasang suara sepatu dibelakangnya karena fokus perutnya sangat teraduk. Bahkan sekarang tanpa sengaja air mata sudah menetes diiringi muntah. Ini adalah sepertinya kasta lumayan tinggi sakit muntah sambil nangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝓗𝓪𝓻𝓶𝓸𝓷𝔂 𝓛𝓲𝓵𝓽 ✔
Romance[COMPLETED] [IRAMA'S SERIES] Harmony Lilt memiliki arti keselarasan berirama. Bukan seperti menolak karena berbeda kasta, tidak menghakimi karena berbeda pendapat. Hubungan ini tidak serumit itu, hanya saja sedikit perbedaan dalam diri yang belum me...