Dua Puluh Empat

24K 1K 49
                                    

Perjalanan menuju rumah mama diwarnai dengan hujan yang tiba tiba dan deras. Jarak pandang memendek, kecepatan memelan dan suasana nya memang tenang. Elea bosan dan Andrew yang menikmati proses menyetirnya.

"Bosenn." keluh Elea tiba tiba.

"Terus saya harus apa?"

"Nggak ada makanan?" biarlah dia akan menabrak pantangannya sendiri yaitu malam nggak ngemil. Tapi semenjak pulang dari kampung halaman Andrew. Elea benar benar makan banyak.

"Tidak, hanya permen cokelat. Saya tidak kepikiran." jawaban jujur Andrew ini benar benar jujur.

"Mau berhenti beli?" tawarnya selanjutnya

"Mau." dan tak sampai 10 menit mobil memelan dan masuk ke area minimart.

"Sebentar, saya dulu." Andrew langsung turun dengan payung hitamnya dan menghampiri pintu bagian Elea tentu langsung membukakannya.

Elea turun dengan berpayungan berdua dengan Andrew dan melipat payung untuk diletakkan didepan selagi mereka berbelanja. Tanpa pikir panjang Elea langsung ke stand snack untuk mencari amunisi. Lain lagi dengan Andrew yang menuju ke rak minuman baru menyusul Elea.

"Kamu sukanya apa?" tanya Elea setelah melihat Andrew memasukkan 1 kopi, dan satu susu kaleng kedalam tas belanja.

"Tidak ada yang spesifik."

"Okay."

Setelah merasa snacknya sudah cukup setidaknya untuk selama dia perjalanan ke rumah mama Hagia. Elea dan Andrew bergeser ke tempat mie mie instan, entah apa yang dilakukan mereka padahal ini niatnya snack kok jadi ke mie instan.

"Mau popmie, kamu mau?"

"Boleh."

"Eh iya, mama atau papa ada titip apa gitu tau kita kesana?" tanya Elea selagi memilih popmie apa yang akan dia makan. Kalau Andrew mah dia juga langsung milih tanpa mikir.

"Tidak, tapi mungkin nanti bisa dibelikan kalau dijalan ketemu yang menarik." jawab Andrew. Siapa tau dia mood belikan martabak atau apa gitu.

"Yaudah."

Setelah itu, di kasir pun Elea masih mencari apa yang akan dia beli lagi. Akhirnya beli coklat dan 1 sosis yang lagi viral waktu itu. Ini adalah waktunya dia hunting mumpung sedang tidak bersama Tacenda. Masuk mobil kembali juga dengan Andrew yang mengantar Elea masuk dulu baru dirinya.

"Ini mobil siapa sih? kok kayanya masih baru?"

"Mobil saya."

"Kamu beliii?" tanya Elea kaget.

"Ya iya? memang bisa saya minta?" jawab Andrew benar. Ya mana bisa dia minta dan minta kesiapa juga kan.

"Kok beli mobil dirinya sendiri boleh, aku motor ga boleh." Andrew yang mendengar bab motor ini sudah mulai lelah. Dibawa bawa terus ini beli motor padahal nggak bisa gunainnya.

"Ya motor sama mobil mana bisa disamain?" akhirnya Andrew mengeluarkan protesnya.

"Bisaa sama sama kendaraan dan dibeli juga. Jahat banget sih." Andrew yang mendengarnya hanya mendengus pelan. Memang drama Elea itu.

"Bukan begitu, tingkat keselamatan kan juga harus dipikirkan."

"Motor ada helm, sarung tangan tuh." Elea masih kekeh dengan keinginannya. Dia tuh kebayang punya vespa sky blue terus dia pakai buat ala ala sunmori atau belanja gitu kan lucu.

"Dengerin saya baik baik, kamu terbiasa setir mobil. Sekarang sudah tidak bisa karena sudah ada supir kan? mau kapan kamu pake motor? untuk ke pelatihan berkuda? ada sepeda listrik. Ke peternakan juga dekat kamu tinggal pakai skuter atau balancing skuter. Motornya terus buat apa?" Andrew memberi penjelasan.

𝓗𝓪𝓻𝓶𝓸𝓷𝔂 𝓛𝓲𝓵𝓽  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang