Empat Puluh Tiga

21.3K 951 21
                                    

"Ya Allah ya Rabb Elea."

Hagia langsung memeluk Elea dan Andika bergegas menggendong bridal menantunya dibantu Hagia yang menutupi bagian bawah Elea dengan jaket miliknya. Air matanya mengalir deras dan benar dugaannya.

"SIAPKAN MOBIL!" seru Andika, Pras berlari dan langsung menuju mobil.

"Hikss.. Papaa." rintihan Elea terdengar menyedihkan.

"Yaa? semuanya baik baik saja. Elea yang tenang semuanya baik baik saja." ucap Andika padahal ia juga tahu semua tak baik baik saja. Istrinya sedang mengambil apapun untuk membungkus Elea di kamarnya.

"Sakit.."

"Sakit? Sabar ya kita kerumah sakit." Mereka sudah sampai depan. Andika membaringkan Elea dengan kepala dalam pangkuan Hagia.

"Pakai sirine dan rotator." perintahnya ke Prabu.

"Siap pak."

Setelahnya mobil melaju dengan cepat. Suara sirine bersautan tanda hal urgent.

Pak Adimas Tacenda..

"Saya langsung ke rs  saya tunggu disana ya bu."

"Iya pak, kami sudah berangkat."

"Terimakasih dan hati hati."

"Maa.."

"Sstt nggak apa sayang, Elea kuat kan? tidak apa apa. Mama temani sampai Elea sembuh ya, jadi harus kuat." Hagia menenangkan padahal dirinya tak tenang sama sekali.

Selama perjalanan Elea hanya menangis dan Hagia yang berdizikir sesekali menenangkan Elea. Tak ada yang bisa menolong mereka kalau bukan kuasa Allah. Sampai rumah sakit Adimas Tacenda dan rombongannya sudah sampai lebih dulu. Langsung masuk UGD untuk dibersihkan.

"Ada apa ini bu? kenapa bisa?" tanya Amalia sembari memeluk Hagia.

"Tenang bu, kita berdoa semoga semuanya selamat."

"Hikss.. Kalau itu benar terjadi apa Elea akan sekuat itu." Amalia khawatir. Eleanya tak bahagia dan sekarang diuji dengan hal yang akan mengguncang mentalnya.

"Elea anak kuat, keturunan prajurit."

"Permisi pak, untuk wali dimohon masuk untuk menemui dokter." ucap salah satu perawat. Dengan tergesa 4 orang disana langsung masuk, dokter jelas tak bisa menghalangi karena disini ada pemilik tempatnya.

"Begini pak bu, Nona Elea mengalami abortus atau keguguran diusia kandungan 7 minggu. Memang keguguran di trimester pertama ini bukan hal baru. Apalagi ini adalah kehamilan pertama jadi lebih rentan untuk terjadi. Kita pantau lebih dulu dan menunggu tanda tangan wali asli yaitu suami ya pak bu. Sesegera mungkin, memang gumpalan itu sudah keluar tapi kita tidak tau masih ada yang tertinggal atau tidak begitu." Jelas dokternya.

Kalau yang wanita seperti Hagia dan Amalia saling menguatkan satu sama lain dengan saling menggenggam. Adimas hanya langsung keluar ruangan disusul Andika. Mereka tak menangis tapi sorot matanya mengawang jauh. Adimas merasa lebih lemas ketika ibunya turut datang dengan terburu.

"Ada apa? Elea benar benar keguguran?" tanya Sonya to the point.

"Iya."

"Ya allah ya tuhan kami. Berat sekali." gumam Sonya sebelum ikut duduk disebelah Adimas yang menunduk. Tak lama kemudian bed Elea dibawa untuk dipindahkan. Badannya sudah bersih dari darah dan berganti dengan pakaian rumah sakit.

Flashback off

"Gitu."

"Kamu habis chat mama makanya hubungi mama lebih dulu?" tanya Andrew.

𝓗𝓪𝓻𝓶𝓸𝓷𝔂 𝓛𝓲𝓵𝓽  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang