Dua Puluh Lima

13.2K 618 30
                                    

📍 Debat perdana

Sore ini Tacenda 1 dan tentunya penghuni Tacenda 1, ajudan, sekpri, partai koalisi, team sukses, kecuali Tacenda family yang menjadi anggota aktif aparat negara yang tak diperkenankan hadir di debat perdana karena wajib netral. Jadi yang ikut hanya Om Aditama dan istri ditambah Elea.

Dresscode kotak kotak putih untuk hari ini.

"Kok ganti baju sih?" tanya Elea ketika dia dan Andrew sama sama lagi cek outfit.

"Ditegur, harus netral." ungkap Andrew sembari membuka lemari dan mengambil 1 kemeja hitam.

"Iya kah? gara gara aparat negara?"

"Iya, naik masalah itu, jadi harus ganti." jelasnya.

"Kamu kan ajudan?"

"Sama aja."

"Nanti jangan jauh jauh dari Pras biar mudah kalau ada apa apa." kalau bertanya kok malah ga suruh Elea dekat dekat Andrew malah suruh dekat Pras. Karena, Andrew itu tugasnya tetap mengawal Pak Adiwilaga sebagai petinggi negara bukan hanya karena calon.

"Nggak mungkin ada apa apa juga, aku udah gede bisa jaga diri." jawab Elea sebelum mengaplikasikan parfumenya keseluruh tubuh.

"Kita nggak tau apa yang terjadi kemudian."

"Iyaaa.."

Mereka berjalan beriringan menuju ruang kumpul dan langsung berpisah. Tentu Elea mendekat ke tante dan omnya, Andrew ke Adiwilaga. Dan anak bahkan cucu Tacenda yang tidak hadir secara langsung menonton bersama di Tacenda 1.

"Berdoa untuk kesuksesan hari ini, berdoa menurut kepercayaan masing masing mulai." kali ini Adimas Tacenda menjadi pemimpin doa karena bagaimanapun dia anak Adiwilaga ke 1.

"Aamiin. Semoga semua lancar pak." ucapnya.

"Aamiin."

"Oh ya, Elea jangan jauh jauh, kalau ada apa apa bilang ya. Jangan aneh aneh."

"Astagaa nggak percayaan banget. Enggak bakalan aneh aneh juga kok." balas Elea.

Untuk pertama kalinya Elea akan debut menjadi salah satu tim sukses Adiwilaga Tacenda. Dia tak akan secara resmi diumumkan, dia bahkan tak pernah mempromosikan atau mengkampanyekan kakeknya di semua medsos. Dia hanya diam. Jadi, hari ini berangkat satu mobil dengan Om Aditamanya. Dan dia juga akan masuk dengan diam dibelakang rombongan kakeknya.

Memilih duduk di kursi tertinggi dan terbelakang. Elea sendiri, mungkin ada orang yang dia tau, orang yang datang ke pernikahannya. Tapi, dia tak secara pribadi mengenal mereka sehingga bisa berbincang sedikit. Pras mungkin yang akan menjadi teman sharingnya.

"Kakek kakinya dah sembuh itu." ucap Elea.

"Iya Nona, bapak rajin teraphy, sudah membaik." jawab Pras, dia memang harus selalu bisa merespon apapun yang diucapkan Elea. Itu pesan dari 'seseorang'.

"Itu harus ya, om Akbar, Om Hendri disana. Kakek juga nggak akan kenapa napa kan? orang ada Mayor Andrew juga?" ucap Elea lagi. Dia masih tak habis pikir, soalnya ini kok kakeknya lebih dikawal daripada yang lain.

"Bapak itu jenderal besar,  petinggi pemerintahan dimanapun, kapanpun semua ajudan wajib waspada. Kita tidak tau kan selesai bapak turun dari panggung ada apa, kita mau ke mobil ada apa, bahkan bapak diatas panggung akan ada apa aja kita nggak tau. Maka dari itu wajib waspada dalam semua situasi dan kondisi Nona." jelas Pras.

"Kalau besok kakek jadi, om Pras masih ikut?" tanya Elea.

"Tidak tahu Nona, biasanya nanti akan diganti karena ya namanya pemimpin negara pasti dicarikan pelindung yang terbaik dari yang baik baik. Saya juga masih kalah jauh dengan yang sekelas atau bahkan diatas Mayor Andrew." ujar Pras. Dia tahu diri lahh, bahkan dengan sekpri Adiwilaga D Tacenda saja dirinya sudah kalah.

𝓗𝓪𝓻𝓶𝓸𝓷𝔂 𝓛𝓲𝓵𝓽  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang