Lima Puluh Sembilan

10.9K 629 29
                                    

Karena keterbatasan waktu yang dimiliki oleh Andrew. Di hari kedua dirinya sudah kembali ke tempat dan tak menemani Elea dan Nola. Saat itu pula, Elea pulang ke istana bersama dengan kakek dan neneknya. Kok tidak ke kediaman Adimas? tentu Elea terlanjur nyaman dengan orang orang diistana yang dikenalnya. Kenapa tidak di Harits? sesekali Elea akan menginap karena Nola jadi rebutan.

Kalau Adimas Amalia memang yang mengunjungi Elea bukan yang dikunjungi. Mereka hampir seminggu 3 kali selalu mampir main walau sebentar. Kalau Andika Hagia jelas yang mengunjungi Elea, karena ia tak mau menimbulkan banyak pembicaraan kalau mertuanya yang mengunjungi dan sering ke istana. Takut dikira apaapa. Selain mereka ada juga om dan tante yang beberapa kali menemui Adiwilaga juga akan menemui Nola dan dirinya.

Yang paling paling adalah ini Ethan, Noah dan Barga. Kalau Noah dan Barga itu setiap mereka libur mereka pasti akan menginap di istana untuk main dengan Nola. Kalau Ethan, anak itu hampir seperti Elea menjadi penunggu istana dan tak mau pulang. Kalau Elea pergi ke Harits dia akan pulang, kalau Elea pulang anak itu akan datang. Benar benar menyambut antusias Nola. Bahkan bisa bisa Nola krisis bapak, soalnya yang pagi siang sore bareng itu Ethan. Bapaknya cuma vc, tapi namanya bayi mana paham diajak vc pula.

Tapi dengan adanya Ethan, Elea enjoy menikmati masa peralihan menjadi mama muda. Bahkan dia happy, karena dibantu ini itu, Nola bahkan dihujani hadiah kalau Ethan pergi kuliah atau keluar. Pulang yang diingat membawakan Nola sesuatu.

Contohnya kali ini,

Nola yang mulai berusia 3 bulan menuju 4 dan Andrew yang sebentar lagi selesai pendidikan kurang lebih 1 bulan lagi. Diusia ini Nola gembul dengan rambut hitam legam khas papanya, bola mata berkilau, hidung bangir, yang mirip Elea hanya bola matanya. Yang lain duplikat Andrew.

"Papaa.. Nola baru bangun ini. Papa sedang apa?" ucap Elea menirukan suara anak. Dia sedang melakukan panggilan video yang selalu mereka lakukan hampir setiap hari dijam tertentu. Contoh sekarang, jam 9 waktunya Nola bangun. Karena bayi ini terbiasa bangun subuh dan tidur di jam 7 pagi.

"Papa sedang pusing liat kertas. Nola eii sayang liat papa." panggil Andrew ketika Nola fokus memasukkan jarinya kemulut.

"Ihh kotor sayang, nggak boleh." peringat Elea sembari menarik tangannya menjauh. Tapi tindakannya tak disambut baik, hafal sudah Elea dengan Nola ini. Bibirnya mulai menipis dan bergetar.

"Nolaaa.. ei papa disini, jangan nangis kotor kan tangannya. Lihat papa bawa apa?" ucap Andrew sembari menggoyangkan barang yang menimbulkan suara. Hal itu membuat Nola teralihkan.

"Memang mas keluar kok dapat barang itu?" tanya Elea karena Andrew ini tidak mungkin membelikan barang menye sendiri. Kalau bisa ya orang lain atau nggak mentok online shop.

"Hadiah dari abang, pernah lihat foto Nola terus katanya mau kasih titipan. Dititipin ke mas besok katanya suruh kasihkan." jelas Andrew.

"Uumm.. Mas sudah sarapan?" Udahlah capek Elea kasih paham Nola untuk ga masukkan kepalan tangannya kemulut. Biarkan dia asik sendiri.

"Sudah. Sayang sudah kan?"

"Belum, lagi malas makan sereal. Lagi bosen bosennya." ucap Elea jujur. Walau ia mengatakan bosan sebenarnya besok juga dia mood lagi.

"Ganti yang lain. Mau mas telfon kan mama bikinkan bubur kesukaan kamu waktu itu?"

"Enggak ah, aku cuma nggak mood makan."

"Tapi kamu jadi tempat bergantung nya Nola. Kalau kamu nggak makan, apa yang bakal Nola minum? Mungkin terdengar klise tapi mas beneran nggak mau kamu sakit pas lagi rawat Nola sendirian. Mas ngerasa bersalah nggak ada disana kalau sampai itu terjadi." jelas Andrew.

𝓗𝓪𝓻𝓶𝓸𝓷𝔂 𝓛𝓲𝓵𝓽  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang