Epilog

20.7K 859 79
                                    

Hari selesai dan pulangnya Andrew akhirnya tiba.

Elea sejak pagi sudah riweh dengan baju pasangan miliknya. Nola yang sudah mulai bisa menggulingkan badannya sedang ditunggu oleh Amalia. Hari ini keberuntungan Andrew karena papanya dan mamanya akan datang pula. Bahkan Marvin juga ikut hadir, bersama printilan lainnya Barga, Noah dan Ethan.

Berangkat dengan rombongan banyak alias 4 mobil bergabung dengan mobil Harits. Kakaknya Andrew datang, ya jelas namanya juga keluarga.

"Eh Ethan jangan lupa ya di bagasi." ucap Elea ketika sudah turun dari mobil. Ia mah santai, anaknya sudah nyaman digendong Dada nya yaitu Adimas Tacenda. Dengan dress simple tapi tak sesimple harganya.

"Okee kak."

"Maa, payungnya kepanasan ini." ucap Adimas menunjuk Nola yang terlihat terusik. Anak itu mulai bangun dari tidurnya dimobil. Tau tauan mau ketemu bapaknya.

"Iyaa, ini baru dibuka sabar."

"Panas yaa sayang? maaf yaa."

"Halah, biar kuat kena panas Nola nyaa ma. Masa nanti pas nemuin mas Andrew harus bawa payung. Diliatin yang ada." ucap Elea. Dirinya excited.

"Ya nggak apa dong, cucu Bubu harus aman." Bubu dan Dada itu panggilan yang secara spontan diminta Amalia kala Nola hanya bisa mengerucutkan mulut nya seperti ngomong 'bu' kalau sedang di buat ketawa.

"Udah ayok masuk."

Rombongan cukup mentereng ini berjalan membelah beberapa orang yang hadir pula. Ya karena nama Tacenda, siapa yang tidak tau, membuat orang yang bertemu akan bersikap hormat. Berjalan dengan santai sembari melihat lihat dan diujung sudah terlihat lapangan yang terisi manusia berbaris rapi. Ahhh papa Nola ada disana.

"Yang mana sih?" gumam Elea.

"Yang itu bukan? iyaa itu." tunjuk mama Hagia. Dan benar tunjuknya mengarah dengan tepat. Faktanya ibu itu langsung bisa mengenali anaknya tanpa lama melihat.

"Aaa.. Nolaa liat sayang, itu papa." tunjuk Elea excited ke Nola yang galfok dengan manusia sebanyak ini dikelilingnya.

"Hahaha, Nola nya nggak fokus nih." ucap Mama Hagia sebelum menoel pipi gembulnya.

"Kita tunggu sambil neduh dulu." emang ketua hari ini adalah Adimas Tacenda karena lebih tua. Nola sudah anteng dengan mainan ditangannya.


Waktunya tiba..

Andrew menunggu untuk didatangi oleh keluarganya. Sebenarnya tak berharap lebih, ia hanya ingin Elea, Nola sekarang. Rasanya ingin memeluk lama Elea dan menggendong Nola sangat menggebu dalam dirinya.

"Alooo papa Andrew. Nolaa disini." panggil seseorang dari belakang yang membuat Andrew membalikkan badannya langsung dan memeluk erat 2 orang terpenting dalam hidupnya.

"Aduh, jangan nangis mas. Eheheh, Nola seneng deh papa sudah bisa pulang dan bareng bareng lagi." sebenernya ini adalah ucapan Elea tapi ia atas namakan Nola.

"Nola gendong papa?" ucap Andrew menyodorkan 2 tangannya sedikit bergetar dengan mata berkaca kaca. Ia takut Nola menolaknya.

Deg..

Nola menyambutnya, Nola mengangkat kedua tangannya dan membuatnya masuk dalam pelukan hangat papa setelah sekian lamanya. Nolaa kamu pintar nak itu papamu.

"Papa sayang Nola. Sangat." bisiknya yang masih didengar Elea, Andrew bahkan menghujani Nola dengan kecupan sayang.

"Nola juga sayang papa Andrew. Selamat ya papa sudah sampai sejauh ini, mama dan Nola bangga sekali." ucap Elea.

𝓗𝓪𝓻𝓶𝓸𝓷𝔂 𝓛𝓲𝓵𝓽  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang