Lima Puluh Dua

19.8K 965 35
                                    

Dan ini adalah hari kesekian nya Elea hidup mandiri wkwkwk. Mandirinya apa apa harus dikasih paham dulu sama Andrew. Tapi, hal baiknya adalah Elea sudah bisa cuci baju dengan mesin cuci, jemurnya bahkan. Kalau untuk cuci piring itu jadi tugasnya Andrew. Andrew tau dan paham Elea sensitif bau apalagi semenjak hamil muda. Untuk urusan setrika oh yaa jelas dia setrikakan dong nggak setrika sendiri. Yang setrika sendiri sama Elea hanya baju baju kebesaran pak Andrew. Untuk urusan masak, ada perkembangan setidaknya Elea sudah bisa masak tahu tempe goreng. Kalau perdagingan belum karena jelas Elea itu geli-an. Lihat daging berdarah dia geli.

Bersyukurnya mama Hagia, mama Amalia bahkan neneknya Sonya selalu berlomba kirim makanan. Alias Elea tuh malah juarang masak karena selalu dikirimin makan. Entah nanti ada yang main kerumah, dikirim lewat aplikasi online, kadang juga supir, kadang ajudan andalannya. Kalau ajudan biasanya mereka akan ketemu dulu sebentar di pos jaga buat ngobrol. Kalau yang lain mah enggak.

17 Agustus.

Tau kan? kalau pengumuman pemimpin negara itu dibulan Juli dan perpindahan Andrew itu lebih cepat. Kali ini Elea akhirnya kembali menemukan event 17 Agustus di situasi yang hampir sama selama hampir 2 tahun. Kalau di Tacenda hanya ada lomba 17-an yang dihadiri semua anggota di Tacenda dan keluarga Aditama Tacenda. Yang lain tentu sebagai petinggi militer semua stay di kesatuan masing masing.

"Aku keliatan gemuk ya?" tanya Elea sembari mematut baju yang ia dapat beberapa waktu lalu. Ini adalah seragam olahraga ibu persit.

"Sedikit, tapi tetep muat aku peluk." balas Andrew sembari memeluk Elea dari belakang dan sesekali mengecup puncak kepala istrinya. Kali ini dia sudah dengan kaus lorengnya siap untuk pantau jalannya acara lomba 17-an.

"Tapi masih cantik enggak? kamu masih sayang aku enggak?" pertanyaan ini adalah pertanyaan setiap kali Elea membuka mata.

"Cantik sayang selalu, sayang sekali."

"Kok sekaliii?" protesnya, astaga ibu hamil.

"Maksudnya banget banget, sayang selalu dan banget." ucap Andrew merevisi ucapannya sendiri. Ngalah dulu lah bos ya.

"Sayang sudah siap? berangkat sekarang?"

"Ayok."

Mereka akan berkumpul di lapangan untuk mengadakan lomba. Dipagi ini akan lomba anak anak lebih dulu, siang lomba ibu ibu dan sore sampai malam mungkin akan dilanjutkan lomba bapak bapak. Dengan menggunakan motor matic Vespa blue sky, Elea dan Andrew berboncengan lucu ke lapangan. Akhirnya vespa impian Elea datang 3 hari setelah mereka pindah ke rumah dinas. Dan benar vespa ini tetap hadiah dari Aditama Tacenda yang memaksa Andrew menyetujui.

"Hati hati yaa, jangan deket deket sama bola. Jangan lompat lompat, kalau bisa duduk aja. Jangan deket deket selokan terutama, kasus kepleset selokan banyak. Kalau ada apa apa yang nggak enak hubungin aku ya sayang ingat." ucap Andrew. Elea hanya berdecak kesal, ucapan itu udah berkali kali Andrew katakan sejak bangun tidur.

"Iyaaa mas. Aku sampe hafal itu, aku bakal duduk tenang aja dehh." jawab Elea.

"Yasudah, sana." Akhirnya mereka berpisah diparkiran, Elea mendekat ke ibu ibu yang sudah berkumpul bersama anak anak nya dan Andrew menuju ke orang orang penting lainnya dibatalyon ini.

"Ehh,  Dik Elea akhirnya datang juga. Sinii sinii." ajak salah satu istri senior Andrew yang memang dari awal sudah sangat ramah dengan Elea.

"Selamat pagi bu. Maaf baru datang." ucap Elea, sebenarnya dia nggak telat, tapi ini mereka banyak yang datang lebih awal daripada dirinya.

"Iyaa pagi, eh nggak apa loh. Apa 'mabuk' ya ini kehamilan pertama?" tanya ibu ibu lainnya.

"Alhamdulillah nggak bu, nggak menyusahkan mamanya. Cuma memang sedikit sensitif aja, kalau mabuk cuma pas bangun tidur. Kalau matahari udah naik sudah normal hehe." balas Elea kalem.

𝓗𝓪𝓻𝓶𝓸𝓷𝔂 𝓛𝓲𝓵𝓽  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang