Tiga Puluh Enam

10.8K 580 52
                                    

Sekarang Tacenda family sudah full minus Marvin dan Emily tentunya dan ditambah mama papa Andrew. Untuk kakak Andrew memang sibuk di kesatuan suaminya. Tapi entah lah ya faktanya. Mereka duduk melingkar di sofa dan ada yang duduk di tikar dibawah yang muda muda. Elea dikasur dan dikanannya ada Sonya.

"Akunya apa Om? uhuk." tanya Elea ke Adrian yang membawa dua plastik besar makanan. Dan Nena istrinya yang menata makanan didepan tempat duduk perorang.

"Kamu enggak lah makan makanan rumah sakit." ucap Adrian.

"Itu nasi lembekk aku nggak suka." Adu Elea, memang menunya itu menyehatkan hanya nasinya bukan pulen itu nasi lembek.

"Ya biar tenggorokannya nggak sakit makanya nasi lembek." lanjut Adiwilaga yang sekarang sudah memegang sendok garpu.

"Andrew mau tuker nggak? saya nggak makan kaya gini nih. Yang ngebagi dendam kayanya." ucap Aditama ke Andrew disampingnya. Ia memegang nasi goreng seafood yang masih mengepul. Sedangkan Andrew nasi goreng ayam yang tampilannya lebih menarik sedikit.

"Heh. Salah berarti itu nggak sengaja." tegur Nena.

"Boleh pak. Silahkan." Andrew memberikan nasinya dan ditukar nasi goreng milik omnya Elea.

"Pak?! astagaa Om dong Om. Mending dipanggil om om daripada bapak bapak. Tua banget." tegur Aditama yang membuat Andree tertawa.

"Iya tuh masa manggil masih pak pak pak, om ini om." tambah Adrian. Dirinya juga tak suka ketika Andrew memanggilnya pak.

"Siap."

"Andrew ini malah keliatan cocok sama om omnya Elea ya." celetuk Andika Harits membuat suara tawa menguar.

"Faktanya emang iya pa, usianya aja juga deketan." kali ini Elea yang menjawabnya. Dia akui Andrew mudah akrab dengan om omnya juga efek usianya yang matang. Bahkan tahun ini ia sudah 32, tahun depan bentar lagi 33.

"Fakta itu bener." saut Andika lagi.

"Loh, kita ini masih muda loh." kali ini Aditama menyaut.

"Diakui juga." jawaban Andika Harits simpel tapi lucu.

"Andrew ini kabarnya mau lanjut pendidikan itu bulan apa?" tanya Aditama lagi disela makannya. Sekarang semuanya ngeliatin Andrew menunggu jawaban.

"Agustus karena kalau bapak menang pelantikan di bulan juli." jelas Andrew, dirinya sudah selesai pemberkasan dan lain lain. Tinggal menunggu waktu untuk berangkat.

"Waduh ini sudah Desember, berarti 8 bulan lagi nih Elea ditemenin suami." saut Nena.

"Paling besok juga nangis kejer nggak mau ditinggal." ucapan Adiwilaga asal itu diakui Elea dalam hati. Saat dirinya mulai ibaratnya cinta ke Andrew malah terbayang bayang ditinggal pendidikan. Mantap sekali besty.

"Apa diindonesia saja tidak bisa?" tanya Sonya lembut.

"Bisa, tapi saya setuju selagi bisa diluar negeri kenapa tidak dicoba." ucap Adiwilaga karena yang mendorong Andrew mendaftar pendidikan ke luar negeri adalah dirinya. Dulu tak terbayang kalau akan menikah dengan cucunya. Kalau iya dia jelas akan menyarankan di dalam negeri saja.

"Setuju pak. Rekam jejak sebelumnya juga di luar negeri, jadi kalau dilanjutkan juga tak akan menyesal." tambah Andika Harits.

"Memangnya Elea setuju?" tanya Pikaa.

"Setuju lah, selagi hal baik mah harus didukung." jawabnya ini jujur. Tapi ya tak dipungkiri hatinya rada sakit sakit takut kalau beneran ditinggal pergi.

"Wehh, udah dewasa yaaa ini." pujinya.

"Iyaa dong."

Percakapan mengalir menemani siang Elea. Dan sekarang semuanya pamit pulang.

𝓗𝓪𝓻𝓶𝓸𝓷𝔂 𝓛𝓲𝓵𝓽  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang