Dua Puluh Dua

12.6K 654 11
                                    

"Sudah lega?"

Pertanyaan Andrew setelah Elea puas melampiaskan tangisnya yang dia redam di leher Andrew.

"Huum."

"Mau jalan jalan beli eskrim?" tawarnya.

Dia menawari karena dia tau Elea selain suka permen cokelat dia suka es krim. Semua hal kebiasaan Elea sudah di list kan oleh sekpri Bapak Adiwilaga yang lebih dekat dengan Elea lebih dulu daripada dirinya.

"Mau, tapi malu soalnya abis nangis." balasnya.

"Cuci muka dulu sana."

"Iya."

Elea-nya jadi kalem. Loh sejak kapan jadi Eleanya? sejak 5 Mei bosss..

Dengan menunduk dan berjalan cepat Elea masuk kamar mandi dan mencuci mukanya. Bahkan sekalian gosok gigi. Ketika keluar, dipintu depannya sudah ditunggu Andrew yang sudah siap.

"Pakai jaketnya, panas terik." peringat Andrew. Dirinya akan mulai banyak bicara dengan Elea.

"Topi aku?"

"Dimana?"

"Di tas?" tanya Elea, dirinya juga lupa lupa ingat. Sembari memakai jaket dia berjalan menuju kamarnya dan mengambil topi yang nyempil dimeja rias disana.

"Anterin mbak dulu." ketika keluar langsung mendengar suara kakak iparnya.

"Kemana?"

"Kerumah Sita."

"Lah, rumahnya aja cuma disebelah. Jalan kaki lah sana." balas Andrew. Elea hanya menjadi penonton saja dan melirik sesekali ke Sasha. Sasha memang auranya ibu ibu muda yang iri dan julidnya another level. Lirikannya aja sudah hmmm.

"Panas ini, si Jinan kepanasan." ucapnya sembari menunjuk anaknya yang berusia 2 tahun itu.

"Yaudah nanti aja. Aku mau keluar."

"Kemana sih?"

"Rahasia."

"Anterin duluu."

"Nggak bisa mbak, keburu siang ini juga." jawab Andrew kekeh.

"Anterin aja dulu mbak Sasha." potong Elea dan Andrew langsung menatapnya meminta persetujuan dan dikodenya dengan dagu untuk pergi.

"Ayo."  Dan tanpa ada terimakasih atau apa, kakak iparnya melewati seakan tak melihat dirinya berdiri disana. Di Tacenda ada Emily disini ada Sasha, nasib Elea. Kesabarannya diuji teroos.

"Mau kemana El?" tanya tiba tiba mama dari belakang.

"Mau ke warung ma."

"Sama Andrew kan?"

"Iya."

"Hati hati yaa." ucapnya ketika melihat Andrew kembali dari mengantar kakaknya main kerumah entah siapa itu.

"Mau belii motorr." ujar Elea langsung ketika dia sudah duduk diboncengan belakang. Motor yang dipakai mereka motor matic biasa yang bahkan Andrew keliatan besar banget.

"Tidak."

"Emangnyaa kenapa sih? dirumah kamu ada motor tuh. Malah motor cowok, aku cuma mau vespa matic." bujuk Elea. Dia bener bener mau motor buat jalan jalan kaya gini.

"Untuk sekarang enggak, beli besok kalau selesai pemilu dan bapak dilantik." jawab Andrew yang membuat Elea menabok punggungnya pelan.

"Ya itu berapa kemungkinannnya?"

"90%."

"Ngawuuuur, apa bisa?" Elea ragu untuk pemilihan ini apakah kakeknya akan mendapatkan banyak pemilih. Dia saja kepo siapa yang akan bersanding dengan Adiwilaga sebagai wakil.

𝓗𝓪𝓻𝓶𝓸𝓷𝔂 𝓛𝓲𝓵𝓽  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang