18

12.8K 786 10
                                    

Jam 11 malem tian baru pulang, tadi dia main bola dengan keadaan hujan hujanan

Dia masuk ke kamar dengan chika yg sudah tertidur, dia memutuskan untuk langsung ke kamar mandi dan setelah selesai langsung merebahkan tubuhnya dan masuk ke selimut.

Sekitar jam 2 pagi, tubuh tian tiba2 menggigil. Chika yg terusik karan tian yg terus bergerak dia terbangun dari tidurnya.

Chika melihat tian yg kedinginan gak kaya biasanya.

"Hei kamu kenapa.?" tanya chika

"Di ingin'' ucap tian mengeratkan selimut nya.

Chika menyentuh kening tian "yaampun panas banget" gumam chika.

Chika langsung pergi ke dapur untuk membawa kompresan buat tian.

"Kamu kenapa bisa kaya gini sih" ucap chika sambil memeras kain dan ia tempelkan ke kening tian.

"Dingin chika" ucap tian.

Chika membawa selimut lagi dilemarinya dan memakaikan ke tian.

Tapi tian masih menggigil. Dia memutuskan untuk membuat minuman hangat.

Setelah selesai dia kembali ke kamar dan tian masih menggigil.

"Minum ini dulu biar badan nya angetan" ucap chika.

Tian menuruti karna dia bener2 gak kuat apalagi kepalanya yg udah pusing.

"Masih dingin.?" tanya chika yg melihat tian makin menggigil dan merintih kesakitan kepalanya.

"Gak ada cara lain" batin chika.

Dia pernah dikasih tau sama bunda kalo tian lagi sakit pasti manja banget dan pengennya dipeluk terus.

Chika merebahkan tubuhnya dan membawa badan tian ke pelukannya, tian langsung memeluk chika erat dan menyembunyikan wajahnya di dada chika.

"Astaga panas banget" gumam chika ketika tubuh mereka bersentuhan.

"Pusing chika" gumam tian.

Chika langsung memijit kepala tian tanpa bantahan.
Sampai2 mereka tertidur dengan posisi seperti itu.

Pagi hari menjelang siang seperti biasa chika bangun terlebih dahulu mustahil kalo tian yg bangun terlebih dahulu.

"Kulkas nya cair kalo kaya gini" batin chika yg melihat tian masih memeluk nya.

Chika perlahan melepaskan tangan tian yg memeluk erat tubuhnya.

Alih alih terlepas tian malah makin mengeratkan pelukannya.

"Aduh" ucap chika mengaduh karna pa**dara nya keteken kepala tian.

"Tian bangun udah pagi" ucap chika menepuk pundak tian.

"Bangun ih lepasin dulu pelukannya sakit" ucap chika.

Tian mengerjapkan matanya lalu dia mendongak melihat wajah chika. Dia yg tersadar dengan posisi nya yg memeluk chika bukannya melepaskan dia malah menaikan tubuhnya sedikit dan menelusupkan kepalanya ke leher chika.

Tanggung kan udah kaya gini masa dilepas rugi dong, pikir tian

"Aduh geli ih, bangun tian kamu kenapa sih" ucap chika yg mencoba menjauhkan lehernya dari kepala tian.

"Gue masih ngantuk" ucap tian.

"Yaudah kamu tidur lagi tapi lepasin dulu" ucap chika.

"Gue mau kaya gini" ucap tian menggerakkan badannya mencari posisi yg nyaman.

"Kamu gak kerja emangnya.?" tanya chika.

"Gak mau, mau kaya gini chika" ucap tian ngerengek.

Chika terdiam mendengar tian ngerengek begini. Dia gak salah dengarkan.

Chika menarik nafas panjang kalo sudah begini susah dia untuk keluar.

Tian membawa tangan chika ke kepalanya.

"Pijitin lagi masih pusing" ucap tian memejamkan matanya.

Tanpa bantahan chika langsung memijit kepala suami nya itu.

"Coba kalo kamu kaya gini setiap hari gak kaya robot berjalan" batin chika yg melihat tian tertidur kembali.

"Ganteng banget sih, apa aku bakal selamanya liat wajah kamu pas bangun dari tidur" batin chika.

Sudah jam 9lewat tapi tian masih tidur aja, chika yg sudah lapar mencoba melepaskan pelukan dari tian.

"Huffttt akhirnya" gumam chika yg bisa lepas dari tian.

Dia memutuskan untuk mandi terlebih dahulu abis itu turun untuk makan dan bikin bubur buat tian.

Tian terganggu tidurnya dengan suara dering hp. Pertama tama dia diemin tapi telpon itu terus terusan berdering.

"Ck siapa sih ganggu saja" ucap tian kesal ngambil hp itu yg ternyata punya chika.

Tian langsung mengangkat telpon itu.

"Hallo chika kamu dimana.?"
"Aku udah nyampe nih ditempat biasa"
"Hallo chik"
"Hari ini jadi kan.?"
"Atau mau aku jemput"

Ucap seseorang disebrang sana.

Tian mengkerutkan matanya lalu dia melihat siapa yg nelpon "kak Aresh" batin tian.

Tian langsung mematikan telpon nya dan menyimpan hp chika kembali.

Tidurnya sudah terganggu dan dia gak bisa tidur kembali, dia duduk bersandar di kepala ranjang sambil memijit kepalanya yg masih pusing.

Chika masuk ke kamar dengan membawa bubur dan air minum.

"Kamu udah bangun" ucap chika lalu menyimpan makanan itu dinakas samping.

"Masih pusing.?" tanya chika yg melihat tian memijit kepalanya.

"Hemm" dehem tian.

"Tadi ada yg telpon" ucap tian.

"Dia nungguin lo ditempat biasa" ucap tian lagi.

Deg..

Chika lupa kalo hari ini ada janji sama kak aresh dan dia kaget kalo Tian yg angkat telponnya.

Chika mencoba untuk tenang walaupun hatinya sudah gak karuan.

"Makan dulu ya abis itu minum obat biar pusingnya hilang" ucap chika yg mau nyuapin tian.

"Gue bisa sendiri, lo pergi aja" ucap tian merebut mangkuk bubur itu.

'Tapi.."

"Dia udah nungguin" ucap tian memotong ucapan chika.

Chika bener2 bersalah gak seharusnya dia melakukan ini padahal dia sudah punya suami, dan dia gak mungkin ninggalin suami nya yg sedang sakit bertemu dengan cowo lain.

Chika melamun memikirkan keadaan yg sekarang.

"Jangan buat orang lain nunggu, pergilah gue gpp, makasih udah ngurusin gue" ucap tian sambil menyuapi bubur nya sedikit sedikit.

Chika melihat tian dengan tatapan bersalah nya.

Chika mengambil hp nya dan pergi keluar kamar.



TBC.
Jangan lupa vote dan komen.
Semakin banyak vote semakin cepet buat up.

Suamiku Idola Kampus!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang