"Siapa.?" tanya tian ke chika.
"Udah kalian berangkat aja gak usah didengerin" ucap aya.
"Yaudah mi kita berangkat ya, mami jangan lupa makan jangan terlalu capek mi" ucap chika.
"Iya sayang tenang" ucap aya.
"Assalamualaikum mi" ucap chika.
Tian dan chika masuk ke mobil dan memundurkan mobilnya, tian sengaja membuka kaca jendelanya karna ingin melihat ibu2 yg sudah bilang seperti itu.
"Cih gak pantes kamu chika duduk dimobil mahal" ucap ibu itu yg langsung pergi.
Chika yg mendengar itu menundukkan kepalanya, emang bener dia gak pantas naik mobil ini bahkan untuk jadi istrinya seorang Christian ia sangat tidak pantas.tapi mau gimana lagi ini bukan keinginannya.
"Angkat kepala lo" ucap tian.
Chika mengangkat kepalanya dan melihat ke tian.
"Siapa dia.?" tanya tian.
"Tetangga" uca chika.
Tian gak melanjutkan omongannya lagi walaupun dia kepo kenapa ibu2 itu bicara gitu sama chika.
"Tian abis ini mau kemana.?" tanya chika.
"Kenapa.?" tanya tian.
"Emm bisa anterin aku dulu ke makam papi.? Nanti kamu langsung pulang aja gak usah nungguin" ucap chika.
Chika menarik nafasnya karna gak ada respon dari tian.
"Dimana.?" tanya tian datar.
"Emm gpp gausah, nanti aja aku berangkat sendiri" ucap chika.
"Dimana.?" ucap tian lagi.
"Di jalan **** kamu beneran mau nganterin aku.?" ucap chika
Tian lagi dan lagi gak merespon ucapan chika dia membenarkan posisi topinya menjadi kebelakang.
Setelah sampai makam.
"Makasih udah nganterin aku, kamu pulang duluan aja nanti aku bisa naik ojek" ucap chika.
Tian langsung keluar dari mobil sambil membenarkan topinya lagi dan memakai kacamata hitamnya.
Chika melongo melihat kelakuan suaminya yg bikin greget itu.
"Kamu mau kemana.?" tanya chika yg ikut turun dari mobil
"Menurut lo.?" ucap tian berjalan ke penjual bunga dan air.
"Kamu beneran mau ikut masuk kedalam.?" tanya chika
"Hmm, yg mana" ucap tian.
Chika langsung berjalan dan diikuti tian dibelakangnya.
"Assalamualaikum pi chika datang, udah lumayan lama ya chika gak kesini, sekarang chika kesini udah sama suami pilihan papi, papi seneng kan.?" ucap chika yg tersenyum dengan air mata yg keluar.
"Chika kangen pi hiks" tangis chika.
Tian dengan ragu mengusap punggung chika untuk menenangkannya.
"Hai om ini tian, tian gak tau perlakuan atau perbuatan apa yg tian lakukan sampai om percayain chika ke tian" batin tian.
Setelah mengutarakan isi hati nya dan berdoa, mereka berdua lanjut untuk pulang.
Setelah sampai dirumahnya.
Ada telpon masuk ke hp tian tapi yg punya hp sedang mandi.
Chika gak berani buat angkat telpon itu, jadi dia diamkan saja.
"Tadi ada telpon masuk" ucap chika setelah tian keluar dari kamar mandi.
Tian mengecek hp nya dan mengkerutkan matanya karna gak ada telpon masuk.
"Ke hp yg itu" tunjuk chika ke hp tian yg satu nya lagi.
Chika masuk ke kamar mandi karna sudah gerah juga abis beresin barang2 nya.
"Kamu Mau kemana.?" tanya chika ketika keluar dari kamar mandi melihat tian yg sudah berpakaian rapih.
"Kantor" ucap tian yg sedang mencari sesuatu
"Kantor.? Tian kerja.?bukannya masih kuliah" batin chika yg banyak pertanyaan.
"Kamu cari apa.?" tanya chika yg melihat tian mondar mandir.
"Map" ucap tian
"Map apa.?" tanya chika.
"Map biru isinya berkas2" ucap tian
Chika membantu mencari map itu dengan rambut yg masih basah.
"Kamu udah kerja.?" tanya chika sembali membuka buka laci.
Tian keluar kamar karna ingat sesuatu.
Chika yg melihat itu tentu sangat kesal bukannya menjawab malah ninggalin gitu aja.
"Udah ada" ucap tian ketika menyembulkan kepalanya sedikit dan dia langsung pergi gitu aja.
Chika yg melihat kelakuan tian dibuat melongo.
"Gini banget punya suami kulkas, udah mah karna dijodohin makin makin deh" gerutu chika.
"Apa kita bakal kaya gini terus ya" gumam chika
Chika terus saja memikirkan nasib rumah tangganya. Dia bener2 takut, bukan seperti ini yg ia impikan sejak dulu.
"Pi apa ini udah keputusan yg baik.? Chika takut pi chika takut hiks" gumam chika yg menangis.
"Chika gak pantes ada di keluarga ini pi, chika gak pantes jadi istri tian, dia terlalu jauh untuk bersanding dengan chika" ucap nya lagi.
..
Sudah larut malam dan tian belum pulang juga, chika sebisa mungkin untuk menahan kantuk nya karna ingin menunggu suami nya pulang, walaupun ini karna perjodohan tapi ketika kata sah diucap disitu juga ia punya kewajiban buat suaminya.
Tian masuk kekamar dengan menentang jas nya.
"Kamu baru pulang.?" tanya chika.
"Mau aku buatin minum gak.?" tanya chika lagi.
Tapi tian sama sekali tidak merespon nya, bahkan dia langsung pergi ke kamar mandi.
Chika meneteskan air mata sakit rasanya diperlakukan seperti itu padahal dia sudah berusaha untuk jadi istri yg baik.
Chika duduk kembali ke sofa dengan melamun.
Dia tersadar ketika pintu kamar mandi terbuka, dia melihat suaminya itu berjalan ke kasur tanpa melihat keberadaan dia."Tidur" ucap tian datar.
Chika langsung berjalan ke kasur nya dan merebahkan tubuhnya disamping tian, mereka saling membelakangi.
•
•
TBC.
Jangan lupa vote dan komen.
Semakin banyak vote semakin cepet buat up.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Idola Kampus!
Randomdijodohkan dengan cowo populer di kampusnya sesuatu yg gak pernah ia bayangkan!