21

13.1K 851 39
                                    

Kini aya sudah ada ruangan igd, chika dari tadi gak berenti menangis, dia bener2 ngerasa bersalah gara2 dia semuanya jadi seperti ini.

Tian cuman bisa mengusap usap pundak chika yg duduk disebelah nya.

"Gimana dok keadaan mami saya.?"

"Kanker nya sudah menyebar dan sekarang masuk ke stadium akhir" ucap dokter.

"Apa kanker.?" ucap chika kaget.

"Ya pasien mengidap penyakit kanker paru paru diliat dari diagnosis nya itu sudah lama" ucap dokter.

Brukkk chika jatuh ke lantai lemas setelah mendengar fakta yg menyakitkan itu.

"Baik dok terimakasih" ucap tian.

Tian langsung merengkuh tubuh chika yg menangis histeris.

"Mami hiks gak mungkin ini mimpi kan ini mimpi hiks" ucap chika berontak di pelukan tian.

"Hei tenang, tenang chika lo harus kuat demi mami" ucap tian mengusap punggung chika.

"Aku mau liat mami hiks" ucap chika pelan.

"Iya ayok, lo masih kuat untuk berjalan gak.?" ucap tian.

Chika mengangguk kan kepalanya lalu berdiri dibantu dengan tian yg memapah chika menuju ruangan aya.

"Mami hiks" tangis chika pecah ketika melihat mami nya yg menatap langit2 rumah sakit.

"Maaf mami maafin chika hiks, kenapa mami gak ngasih tau chika soal ini mi kenapa.?" ucap chika disamping aya.

Aya juga meneteskan air matanya melihat anaknya yg seperti ini.

"Mami mohon jangan seperti itu nak" ucap aya lemah.

"Fo foto itu gak bener kan" ucap aya yg ikut menangis.

Chika menggelengkan kepalanya "maafin chika mi, maaf tapi chika gak ada hubungan apa2 sama cowo itu tolong percaya sama chika hiks" tangis chika memegang tangan aya.

"Tian" ucap aya pelan. Tian mendekat kearah aya.

"Mami minta maaf atas nama chika, mami serahkan semua keputusan nya sama kamu nak" ucap aya.

Chika sakit sekali mendengar hal itu.

"Mi tian gak bisa apa2 kalo emang kebahagiaan chika bukan sama tian, tian akan bebasin chika, tian gak mau liat chika tersiksa karna dengan tian, maaf mi tapi tian janji akan jaga chika dari kejauhan sesuai wasiat alm papi walaupun bukan dalam hal pernikahan. Ucap tian.

Chika bener2 gak kuat mendengar itu semua, dia pergi keluar ruangan sambil menangis.

"Tolong jaga chika, tolong maafin dia, mami cuman berharap sama kamu nak" ucap mami memegang tangan tian.

"Iya mi, udah ya mami istirahat tian mau nyusul chika dulu" ucap tian dan aya menganggu kan kepalanya.

Tian mencari keberadaan chika, dan setelah ke taman rumah sakit dia melihat punggung chika yg bergetar karena menangis.

Tian mendekati chika yg duduk dibangku taman.

Tian mengusap pundak chika, Chika mendongak dan langsung memeluk tian erat.

"Maafin aku hiks maaf udah bikin kamu kecewa, maaf udah bikin semuanya kacau hiks" tangis Chika pecah.

"Gue udah maafin lo" ucap tian membalas pelukan chika.

Tian melepaskan pelukan chika dan menangkup pipi chika dia mengusap air mata chika yg masih jatuh.

"Kejar kebahagiaan lo, masalah mami sama ayah bunda biar gue yg urus" ucap tian tersenyum tipis.

Chika menggelengkan kepalanya pelan lalu dia menunduk, bagaimana dia bisa mengejar kebahagiaan nya sedangkan orang2 yg dia sayang sudah ia kecewakan, egois emang.

"Gue akan yakinin bunda lagi supaya lo bisa bebas dari pernikahan ini" ucap tian.

"Bunda tau soal foto itu.?" tanya chika

Tian mengangguk pelan.

"Hiks hiks bodoh aku bodoh hiks maaf hiks" tangis chika pecah kembali.

"Gpp udah jangan nangis terus" ucap tian mengusap air mata chika lagi.

"Aku gak ada hubungan apa2 sama dia. Pliss dengerin penjelasan aku" ucap chika dengan tatapan memohon.

Dan tian pun menganggukan kepalanya, dan mendudukan chika ke bangku taman.

Chika menatap tian lekat yg juga sedang menatapnya.

"Dia kka kelas aku waktu SMA, emang dulu aku ada perasaan sama dia cuman aku gak berani bilan dan memilih mendem perasaan ini, kita baru ketemu lagi setelah aku nikah sama kamu, jujur rasa itu masih ada dan dengan bodohnya aku malah membawa dia terlalu jauh sampe dia menyatakan perasaannya hiks, tapi aku gak nerima dia karna aku baru sadar kalo aku udah punya suami. Terus di foto itu dia meminta peluk untuk yg terakhir kalinya dan dengan bodohnya aku mengiyakan sampe akhirnya ada yg memfoto dan menyebarkan nya." jelas chika.

"Pliss percaya sama aku hiks dan maafin aku juga udah khianatin kamu, gak seharunya aku begini aku bodoh hiks maaf" ucap chika kembali menangis.

"Terus sekarang lo maunya gimana.?" tanya tian.

Chika melihat ke tian.

"Boleh aku egois.? Aku mau tetep sama kamu tolong kasih aku kesempatan untuk memperbaiki semua ini" ucap chika lirih.

"Lo yakin.?" ucap tian.

Chika mengangguk yakin "aku mohon jangan pergi" ucap chika lirih.

Tian mengangguk kan kepalanya, dan chika langsung memeluk tian lagi. "Makasih hiks" ucap chika.

"Iya, ayok ke ruangan mami lagi" ucap tian.

"Tapi aku takut hiks aku gak kuat liat muka kecewa mami" ucap chika.

"Jangan lari dari masalah tapi hadapi" ucap tian menggenggam tangan chika dan berjalan kembali keruangan aya.

"Aku bodoh udah menyianyiakan kamu yg sudah baik sama aku dan nerima aku kembali" batin chika melihat genggaman tangannya dengan tian



TBC.
Jangan lupa vote dan komen.
Semakin banyak vote semakin cepet buat up.

Up terakhir untuk hari ini. See you besok!

Suamiku Idola Kampus!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang