Dirumah tepatnya di ruang keluarga ada gracio shani da juga tian yg baru pulang kuliah, sedangkan chika dia belum pulang masih ada q kelas lagi.
"Ayah bunda, tian rencananya mau beli rumah." ucap tian.
"Kamu mau tinggal sendiri.?" tanya cio
"Iya yah tian mau belajar mandiri" ucap tian.
"Engga ah bunda gak mau, kamu disini aja"ucap shani.
"Tapi bun" ucap tian
"Udah biarin aja bun, supaya dia belajar jadi kepala rumah tangga juga" ucap cio
"Chika udah tau.?" tanya cio
"Udah yah" ucap tian.
"Dua setuju.?" tanya cio dan tian menganggukkan kepalanya.
Shani sangat berat dengan keputusan anaknya itu, dia belum siap buat berpisah walaupun mereka sering meninggalkan anaknya tapi tetep aja kaya ada yg kurang kalo dirumah gak ada tian.
.
"Gue jemput lo"Pesan yg dikirim tian untuk chika, tian berencana untuk melihat lihat rumah sekarang karena kalo besok2 takutnya gak ada waktu.
Tian menunggu chika di dalam mobil di parkiran kampus. Ketika sedang melihat orang2 yg akan pulang juga, tian melihat chika yg berjalan dengan Jessi.
"Chika" ucap tian. Yg membuat chika dan Jessi kaget.
Tian berjalan mendekati kedua gadis itu. Sedangkan chika yg melihat tian menghampirinya sangat panik karna ini masih dilingkungan kampus dan lagi banyak orang juga.
"Ayok" ucap tian didepan chika.
Chika bukannya mendengarkan tian dia malah melihat sekelilingnya yg juga sedang memperhatikannya.
"Gue duluan ya chik, yan" ucap Jessi.
Kepergian Jessi membuat ketakutan chika menambah dia bukan takut sama tian melainkan takut sama penggemar2 tian.
"Loh tian belum pulang.?" ucap seseorang menghampirinya.
"Pulang bareng yuk" ucap jeslyn yg bergelayut ditangan tian.
"Lepas" ucap tian datar
"Eh lo ngapain disini, sana pergi" usir jeslyn ke chika.
Chika yg akan pergi ditahan tangannya sama tian lalu dia ditarik sampai masuk ke mobil tian. Kegiatan itu menjadi perhatian orang2 bahkan sudah ada yg mulai heboh.
Bahkan jeslyn pun terlihat sangat kesal dengan apa yg barusan terjadi, seorang tian menarik tangan chika anak penjual kue.
"Kamu apa apaan sih, ini masih dikampus" ucap chika kesal yg sudah duduk disamping tian.
Tian cuman diem saja tak menanggapi ucapan chika.
"Rame nih pasti, harus lebih kuat lagi chika" batin chika.
"Kita mau kemana.?" tanya chika heran ini bukan jalan pulang.
"Tian ini mau kemana.?" tanya chika lagi.
"Nyari rumah" ucap tian
"Nyari rumah siapa.?" tanya chika
"Kita" ucap tian seenaknya.
"Maksudnya apa asih.?" ucap chika yg gak paham.
"Ayok turun" ucap tian yg sudah sampai ditempat yg dituju.
Dirumah itu sudah ada orang yg akan menemani tian melihat rumah tersebut.
"Gimana.?" tanya tian setelah keliling rumah itu.
"Apanya.?" ucap chika
"Lo ck hufffttt" ucap tian kesal lalu dia membuang nafas kasar.
"Cocok gak rumah nya.? Lo setuju gak sama rumah ini" tanya tian.
"Ini rumah siapa.?" tanya chika lola
"Rumah kita kalo lo setuju" ucap tian kesal.
Chika yg baru paham pun langsung melihat sekeliling.
"Bagus sih, tapi aku mah gimana kamu aja" ucap chika.
"Lo yg akan ngurus rumah jadi lo yg harus pilih" ucap tian.
"Aku gimana kamu aja ih" ucap chika
"Yaudah pak saya setuju" ucap tian
Setelah menyelesaikan semuanya.
Kini ch2 sedang diperjalanan pulang. Tian fokus menyetir sedangkan chika fokus memainkan hp nya."Tian liat jadi rame kan" ucap chika
"Apa.?" tanya tian.
"Ini liat, ih kamu sih ngapain coba pake jemput aku segala, jadi rame kan rumor aku yg sebelumnya aja belum redam ini udah ada rumor baru lagi" ucap chika kesal
"Kalo yg sebelumnya salah lo sendiri" ucap tian yg membuat chika melihat kepadanya.
"Iya maaf" ucap chika lirih lalu dia melihat ke jendela samping
Tian meminggirkan mobil nya lalu dia melihat chika yg menghadap kesana.
"Lo masih suka sama tuh cowo.?" tanya tian.
"Jangan bahas itu" ucap chika
"Harus" ucap tian
"Pliss aku gak mau bahas2 itu" ucap chika melihat ke tian.
"Kenapa.? Belum bisa lupain atau bahkan gak bisa lupain.?" ucap tian.
"Tian gak gitu"
"Gue ngerti ko, gue juga dari awal udah mau bantuin lo buat bebas dari gue" ucap tian
"Liat sini" ucap tian dan chika melihat tian.
"Jujur gue gak ada perasaan apa2 sama lo, gue cuman punya tanggung jawab dan janji buat jagain lo, begitupun lo, yg lo cinta bukan gue, bahagia lo bukan ada di gue, kejarlah chika jangan terus memaksa perasaan lo kaya gini" ucap tian.
"Gue bakal jagain lo dari jauh. Nanti kenalin gue sama cowo itu biar gue nilai apa dia bisa jagain lo dan bahagiain lo" ucap tian mengusap kepala chika.
Tian emang bener2 belum ada perasaan apa2 sama chika, perhatian dia itu adalah bentuk dari tanggung jawab dia.
Chika menggelengkan kepalanya dan sudah meneteskan air matanya.
"Engga aku gak mau hiks, aku gak mau sama dia aku mau sama kamu, pliss kasih aku waktu buat cinta sama kamu aku sudah ada ditahap nyaman ada dideket kamu hiks" ucap chika memegang tangan tian.
"Jangan nangis" ucap tian.
"Pliss jangan tinggalin aku aku mohon kali ini aku mau egois aku gak mau kehilangan orang untuk kesekian kalinya hiks, aku cuman punya kamu hiks" tangis chika pecah.
Tian membawa chika kepelukannya.
"Kita ciptakan kebahagiaan kita mulai hari ini walaupun belum ada perasaan apa2 dari kita" bisik tian.
Chika menganggukkan kepalanya dan mengeratkan pelukannya dia menyembunyikan kepalanya di dada tian.
•
•
TBC.
Jangan lupa vote dan komen.
Semakin banyak vote semakin cepet buat up.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Idola Kampus!
Randomdijodohkan dengan cowo populer di kampusnya sesuatu yg gak pernah ia bayangkan!