61

11.2K 901 67
                                    

"Lo gak mau adopsi anak aja.?" tanya zean.

Tian langsung melihat kearah sahabatnya.

"Sempet ada pikiran sampai sana sih gue, entar deh di obrolin sama chika" ucap tian

"Terus berusaha dan berdo'a yan, apapun yg lo lakuin gue support lo" ucap zean menepuk bahu tian

"Thanks Zee" ucap tian.

Chika tiba2 nyamperin tian dan zean dibawah.

"Mau pulang kapan.?" tanya chika

"Bebas terserah kamu" ucap tian.

"Sekarang aja yuk, banyak orderan" ucap chika.

Ya baru2 ini chika buka usaha kue kering, brownies dll di online dengan menjual nama suaminya dan ternyata laku keras beruntung punya suami banyak idola wkwk.

"Ayok, marsha masih ngasih mimik.?" tanya tian.

"Iya tadi aku udah pamitan ko saka dia" ucap chika

"Yaudah Zee gue pamit ya" ucap tian.

"Buru buru amat lo pada" ucap zean.

"Nih katanya lagi banyak orderan" ucap tian menunjuk chika disebelahnya.

"Si paling pengusaha dah" ucap zean.

"Hehehe biar gak gabut gabut amat zee" ucap chika terkekeh.

"Iya dah, yaudah kalian hati2, kirim kesini chik brownies nya" ucap zean.

"Siap entar aku kirimin" ucap chika mengacungkan jempolnya.

Ch2 kini sedang di jalan pulang, didalam mobil tidak ada obrolan sama sekali sampai akhirnya tian yg memulai duluan.

"Sayang" ucap tian.

"Iya kenapa.?" tanya chika yg fokus main hp.

"Kalo kita adopsi anak gimana menurut kamu.?" tanya tian.

Chika yg sedang fokus main hp tiba2 langsung menengok ke tian ketika mendengar hal itu.

Chika menatap sendu wajah suaminya yg sedang fokus menyetir, tian yg merasa diliatin melihat ke samping ke wajah istrinya.

"Ko diem" ucap tian.

"Kamu segitu pengennya ya punya anak, maaf ya kalo aku belum bisa ngasih apa yg kamu mau" ucap chika lirih dan memalingkan wajah ke samping kaca jendela tanpa di minta air mata itu jatuh.

"Hei sayang, aku emang kepengen punya anak tapi kalo kamu gak setuju dengan ini yaudah gak usah gpp" ucap tian.

Chika gak menjawab suaminya lagi karna hati dia sakit kenapa cobaan dirumah tangganya diuji dengan hal ini.

Tian tau pasti istrinya itu ngerasa tersinggung, dia memutuskan untuk diam dan membereskan obrolannya nanti dirumah.

Setelah sampai rumah, chika langsung keluar dari mobil begitu saja tanpa melihat kearah suaminya.

Tian yg melihat itu membuang nafasnya kasar.
Lalu menyusul istrinya yg sudah masuk ke kamar.

Dia melihat istrinya yg duduk disofa dengan menelusupkan wajahnya dikedua telapak tangannya.

Tian berjalan menghampiri chika dan jongkok didepan chika.

"Sayang" ucap tian membawa kedua tangan chika ke genggamannya.

"Ko nangis" ucap tian.

"Aku salah ngomong ya, maafin aku ya" ucap tian mengusap air mata chika.

"Aku gpp kalo kamu mau adopsi anak, a aku juga i ijinin ka kalo kamu m mau nikah lagi" ucap chika dan tangis nya pecah.

"Ko kamu bilang gituh sih, siapa yg mau nikah lagi" ucap tian.

"Aku tau hiks kamu kepengen punya anak maka dari itu aku ijinin kamu hiks nikah lagi dengan begitu kamu bakal punya anak dari darah daging kamu sendiri hiks" ucap chika.

"aku maunya anak dari kamu sayang" ucap tian.

"Aku gak bisa kasih hiks, buktinya aja sampai sekarang aku belum hamil hiks dan itu menjadi beban buat aku karna gak bisa kasih apa yg kamu mau" ucap chika.

"Tapi itu bukan salah kamu sayang, kamu gpp kamu sehat, kita sehat gak ada yg salah dari kita, cuman kita belum dikasih kepercayaan untuk memiliki anak" ucap tian.

"Aku bilang mau adopsi anak itu karna aku pernah denger kalo dengan cara itu bisa buat pancingan, tapi aku juga gak tau benar atau engga nya" ucap tian.

"Aku gak mau anak yg kita adopsi menjadi korban keegoisan kita, kalo kamu mau adopsi anak harus dengan hati nurani kamu sayangi dia layaknya anak kamu sendiri bukan malah dijadiin pancingan" ucap chika

"Iya sayang aku tau aku ngerti aku juga gak bakal seegois itu, tapi itu juga kalo kamu ngijinin" ucap tian.

"Aku gak tau harus gimana" ucap chika lirih.

"Kalo itu emang yg terbaik menurut kamu lakuin saja" ucap chika.

Tian langsung memeluk chika.

"Maaf kalo omongan aku menyinggung perasaan kamu, maaf kalo aku terbilang memaksakan kehendak yg belum waktunya, maaf sayang" ucap tian. Chika cuman mengangguk saja dalam pelukan tian.

"Katanya mau bikin kue" ucap tian masih memeluk chika.

"Ya kamu bikin mood aku jelek" ucap chika.

"Heheh maaf ya sayang muach" ucap tian terkekeh.

"Lepas aku mau ganti baju dulu" ucap chika

Tian langsung melepaskan pelukannya.

"Yank nanti sore aku mau main bola ya, udah lama gak main" ucap tian.

Chika melihat jam yg menunjukan pukul 1 siang. "Iya sayang, tapi bantuin aku dulu bikin kue ya" ucap chika tersenyum.

"Siap sayangkuh apasih yg engga buat istriku ini" ucap tian yg juga ikut berganti baju.

"Alay ih diajarin siapa kaya gituh" ucap chika

"Diajarin kamu lah kan kamu jamet🤙" ucap tian

"Jamet jamet gini kamu cinta kan" ucap chika.

"Oh iya tentu" ucap tian.

Chika dan tian pun terkekeh lalu berjalan kebawah untuk membuat kue nya.

"Sambil live tiktok ya" ucap chika.

"Ck kamu mah, gak bebas kalo sambil live" ucap tian.

"Gak bebas apa sih, emang kamu mau ngapain" ucap chika.

"Gak bisa peluk cium kalo sambil live" ucap tian terkekeh.

"Sa bisa nya" ucap chika menggelengkan kepala.

"Udah ah sambil live aja biar gak gabut2 amat" ucap chika. Yg langsung memposisikan hp nya di tripod.

"Kamu sinian ih biar masuk kamera" ucap chika.

"Ini mah namanya ngejual muka suami bukan ngejual kue yank" ucap tian.

"Ya gpp lah gak mau banget bantu istrinya jualan" ucap chika.

"Dulu aja paling gak mau kalo aku banyak yg suka, sekarang malah dipajang kaya gini" gumam tian.

"Ngomong apa kamu" ucap chika melotot

"Ehehe engga sayang aku cuman bersenandung" ucap tian terkekeh.

Mereka bikin kue dengan sesekali chika membaca komentar. Sedangkan tian dia cuman ngikutin apa yg istrinya bilang.



TBC.
Jangan lupa vote dan komen.
Semakin banyak vote semakin cepet buat up.

Guys kalo cerita ini diterbitkan bagaimana.?  ada yg ngajak saya kerja sama untuk menerbitkan cerita ini

Suamiku Idola Kampus!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang