Christian pulang kerumah orang tuanya, bagaimanapun dia tetep akan hormat sama orang tuanya.
Dia juga gak tau kalo chika sudah pulang dari rumah sakit dan ada dirumah ini.
Tian memasuki rumah hal pertama yg ia lihat istrinya yg sedang berdiri sambil membawa gelas.
"Tian" gumam chika yg melihat suaminya didepannya.
Chika berjalan mendekati tian, tapi tian malah akan berjalan menjauh.
"Pulang juga kamu" ucap cio turun dari tangga.
"Kenapa nyuruh tian kesini.?" tanya tian
"Duduk" suruh cio
"Gak ada waktu, kalo gak ada hal penting tian pamit pulang" ucap tian.
Chika langsung berlari dan memeluk tian ketika suaminya itu akan pergi.
"Tian hiks maafin aku"ucap chika menangis dengan memeluk tian erat.
"Lepas" ucap tian datar.
"Engga hiks, maafin aku hiks aku harus gimana biar kamu maafin aku" ucap chika.
Tian yg merasa kesal mendorong tubuh chika untuk melepaskan pelukannya, chika sampai terhuyung kebelakang untung cio sigap menahan tubuh chika.
"CHRISTIAN ANJELIO" bentak shani ketika melihat kelakuan anaknya.
Shani maju dia berdiri didepan tian dengan sorot mata kecewanya.
"Keren kamu begitu hah.? Siapa yg ngajarin.?" ucap shani tegas.
"Bunda benar kecewa sama kamu, dia istri kamu Christian istri kamu" teriak shani didepan muka anaknya.
"Tapi dia udah bikin anak aku mati bun" ucap tian yg tersulut emosi juga.
"Kamu masih menyalahkan chika atas apa yg terjadi ini.? Kemana kamu disaat chika butuh pertolongan, apa kamu ada di sisi nya hah.?
Anak kamu keguguran karna chika terpeleset sehabis muntah kamu tau sendiri kan gimana lemesnya istrimu ketika memuntahkan semua isi perutnya, kemana kamu ketika istrimu harus cepet2 dibawa kerumah sakit cuman bibi yg ada dirumah gak ada siapa2 bahkan supir pun gak ada, bibi sampe minta pertolongan ke tetangga untuk membawa istrimu. Kalo bukan karna bibi bukan hanya anakmu yg pergi melainkan istrimu juga ikut pergi" ucap shani meluapkan isi hatinya."Bukan cuman kamu doang yg merasa kehilangan, bukan cuman kamu doang yg merasakan kesakitan. Tapi liat istrimu dia yg mengandung anakmu, dia yg harus bolak balik kamar mandi untuk memuntahkan isi perut, dia yg merasakan bergejolak diperutnya, dia yg merasakan lemas dan pusing setiap pagi, dan kamu yg gak merasakan itu semua malah menyalahkan istrimu atas kepergian anak mu. Chika juga gak mau ini terjadi dia juga pasti sudah menjaga anaknya dengan hati2 tapi takdir berkata lain" ucap shani dengan air mata yg sudah jatuh.
Chika bener2 merasa bersalah gara2 dia keluarga yg dulunya harmonis jadi seperti ini, dia duduk dilantai dengan menenggelamkan kepalanya dilutut dan menutup kuping nya rapat2.
Sedangkan cio dia cuman merhatikan istri dan anaknya itu dengan perasaan kesal terhadap anak nya.
Tian menunduk mendengar penuturan dari bunda nya.
"Bunda sangat kecewa sama kamu disaat seperti ini istrimu sedang down harusnya kamu ada disisinya menguatkannya mensupportnya, karna yg harus nya lebih sakit itu istrimu bukan kamu. Tapi kamu malah membentaknya menyalahkannya bahkan 3hari ini kamu entah kemana, kalo udah gak butuh istrimu lagi, silahkan pergi dari rumah bunda" ucap shani menangis dan langsung pergi ke kamar nya.
Deg..
Jantung tian langsung berpacu cepat ketika mendengar ucapan terakhir dari bundanya.
"Masih mau menyalahkan istrimu.?" tanya cio berjalan mendekat ke tian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Idola Kampus!
Randomdijodohkan dengan cowo populer di kampusnya sesuatu yg gak pernah ia bayangkan!