Pulang dari basecamp rencananya tian akan mencukur rambut nya tapi tidak jadi karna tadi dihubungi oleh bunda nya disuruh kerumah nya.
"Kapan kapan aja ya" ucap tian yg melihat chika cemberut.
"Kapan kapan itu kapan.? Kamu mah kalo dinanti nanti malah gak jadi" ucap chika.
"Terus gimana kita disuruh kerumah bunda loh" ucap tian fokus menyetir
"Yaudah lah mau gimana lagi" ucap chika menyilangkan tangannya di dada.
"Besok deh" ucap tian.
"Hmm" dehem chika.
Chika bener2 risih melihat tian yg gondrong seperti itu.
Ch2 telah sampai dikediaman Harland mereka turun dari mobil dan berjalan masuk kerumah yg dimana sudah ditunggu oleh pemilik rumahnya.
"Gimana kabar kalian" tanya shani setelah ch2 menyapa dan salim ke shani.
"Allhamdulilah baik bun, bunda gimana.?" ucap chika.
"Baik juga, yuk duduk" ucap shani.
"Ayah mana.?" tanya tian.
"Masih mandi, baru pulang kantor" ucap shani.
"Kenapa nih mantu bunda muka nya ditekuk gini" ucap shani memegang dagu chika.
Tian mengehela nafas nya ketika chika mempermasalahkan soal rambutnya.
"Gpp bun" ucap chika tersenyum tipis.
"Beneran gpp.? Kalian gak berantem kan.?" tanya shani.
"Apa kalian berantem.?" teriak cio yg mendengar ucapan shani
"Gak ada yg berantem yah" ucap tian.
"Chika apa benar.?" tanya cio ke chika.
"Iya yah kita gak berantem ko" ucap chika tersenyum meyakinkan kedua orang tua dari suaminya ini.
"Berantem dalam rumah tangga hal yg wajar, tapi kita harus bisa menyelesaikan nya dengan kepala dingin, dengan cara baik, kuncinya ada di komunikasi" ucap shani.
"Iyaa bun" ucap chika tersenyum.
"Bunda nyuruh kita kesini ada apa.?" tanya tian
"Heh orang tua kangen ke anaknya masa gak boleh nyuruh anaknya pergi mengunjunginya, bener2 kamu ya melupakan orang tua mu sendiri" ucap shani menjewer kuping tian
"Aduh bun sakit aws, lepas ih, bukan gituh maksud tian aws bun sakit" ringis tian kesakitan.
Chika yg melihat itu ikutan meringis juga, pasti sakit sih itu mana telinga tian langsung merah lagi.
Shani langsung melepaskan jewerannya.
Tian mengusap telinganya yg merah "panas banget bun" ucap tian cemberut.
"Kenapa sih keluarga ini penuh dengan kdrt, tian laporin ke perlindungan anak baru tau rasa kalian" ucap tian
"Dih dih gak pantes kamu merajuk kaya gituh, lagian kamu bukan lagi anak2 ya" ucap cio
"Ya siapa tau kan bisa" ucap tian yg masih mengusap telinganya.
Chika yg merasa kasian pada suaminya, dia pindah duduk menjadi disamping suaminya dan mengusap lembut telinga tian yg merah.
Shani dan gracio tersenyum melihat itu, kayanya mereka sudah saling menerima bahkan sudah saling cinta. Pikir greshan.
"Maaf ya dek, abis nya kamu ngeselin banget" ucap shani.
"Kalo minta maaf tuh yg ikhlas bun, jangan ada alasan di ujungnya" ucap tian.
"Hahaha iya iyaa maaf ya" ucap shani memeluk tian.
"Kalian malam ini nginep disini ya" ucap cio.
"Gak! mau pulang" ucap tian.
"Sehari doang elah dek" ucap cio
"Yg ada tian pulang2 wajah tian penuh lebam, telinga tian tinggal satu" ucap tian.
"Amit2 dek, ih ngomongnya" ucap shani
"Lebay kali kau ini" ucap cio
"Udah gpp malam ini kita tidur disini, udah lama juga kan" ucap chika lembut.
"Tuh istrimu saja ngerti kalo orangtuanya kangen" ucap cio
"Berisik gracio" ucap tian langsung kabur ke kamar nya dengan terkekeh.
"Dasar anak kaurang ajar sini kamu hah" teriak cio mengejar tian ke kamarnya.
"Hah gini nih tom & jerry kalo disatuin" ucap shani menghela nafas nya.
Chika cuman terkekeh aja sambil mendengar teriakan dari suaminya dan mertuanya.
"Gak bakal berenti itu kalo salah satu dari mereka ada yg kalah" ucap shani berjalan keatas untuk menghentikan aksi ayah dan anak itu.
Chika mengekori shani dari belakang.
"Mas dek udah ih gak malu sama umur apa" ucap shani.
"Bun tolong ayah nya nih" ucap tian meminta pertolongan karna kepalanya dihimpit di ketiak cio.
"Kamu yg kurang ajar sama ayahnya sendiri" ucap cio
"Yaelah becanda itu, lepas yah bau ketek ayah" ucap tian.
"Mana ada bau ayah baru selesai mandi ya" ucap cio yg makin mencekik leher tian.
"Mas udah kasian itu anaknya" ucap shani.
"Ayah lepasin suami chika" ucap chika yg merasa kasian juga tapi ini ulah suaminya sendiri sih.
"Ayah lepasin demi bidadari dihadapan ayah, kalo gak ada mereka jangan harap kamu bisa lepas" ucap cio melepaskan anaknya.
Tian berdiri menetralkan nafasnya lalu dia menendang betis ayah nya dan kabur ke kamarnya sambil menarik tangan chika lalu mengunci pintunya dari dalam.
"Aws Christian" teriak cio yg ingin mengejar anaknya tapi ditahan sama shani.
"Masuk ke kamar sekarang atau gak akan bisa masuk sama sekali" ucap shani.
Cio membuang nafasnya kasar lalu dia berjalan ke kamar nya.
"Haduh capek" ucap tian langsung berbaring dikasurnya.
"Jail banget sih kamu ih" ucap chika menggeplak paha tian.
Tian menarik tangan chika untuk berbaring disebelahnya, lalu dia memeluk chika erat.
Chika membalas pelukan suaminya itu dan mengusap keringat yg ada didahi suaminya."Ganti baju dulu gih atau mandi sekalian" ucap chika
"Nanti mau gini dulu" ucap tian menelusupkan wajahnya ke ceruk leher chika.
Chika mengusap rambut dan punggung tian dengan lembut, lalu dia mengecup pucuk kepala suaminya.
Tian yg merasakan itu tersenyum didalam pelukannya.
•
•
TBC.
Jangan lupa vote dan komen.
Semakin banyak vote semakin cepet buat up.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Idola Kampus!
Randomdijodohkan dengan cowo populer di kampusnya sesuatu yg gak pernah ia bayangkan!