"Bunda ayah, masuk bun yah" ucap tian ketika orang itu keluar dari mobil dan menghampiri anaknya
"Bunda dikasih tau dari pihak kampus, mana chika.?" ucap shani
"Lagi tidur bun dikamar" ucap tian.
"Bunda kekamar ya" ucap shani yg langsung naik ke atas untuk kekamar anak dan mantunya.
"Kenapa bisa kaya gini.?" tanya cio datar
"Maaf yah" ucap tian.
"Kenapa.?" tanya cio lagi
"Tian gagal jagain chika, maaf yah" ucap tian menunduk.
"Emang gak bisa diandelin, jaga istri aja gak becus kamu" ucap cio
"Maaf" ucap tian menunduk.
"Kalo gak bisa nerima dia sebagai istri kamu, seenggaknya terima dia sebagai adik kamu." teriak cio yg emosi.
Bugh cio memukul perut tian
"Ayah cuman minta kamu jagain dia bugh" ucap cio menonjol pipi tian.
"Ayaaah, maas" teriak chika dan shani dari atas
Chika terbangun ketika mendengar teriakan dari bawah, dan ketika bangun menampilkan mertuanya yg menatap dia dengan berkaca kaca.
Ketika mendengar teriakan lagi chika dan shani pergi keluar kamar dan melihat keadaan dibawah.
Chika berlari menuruni tangga untuk membantu tian.
"Jangan ditolong chika menjauhlah" ucap cio
"Engga ayah" ucap chika yg membantu tian untuk berdiri.
"Maaf yah" ucap tian pelan.
''Serahkan chika ke ayah dan bunda jika kamu gak bisa jaga istri kamu, ayah akan angkat chika sebagai anak ayah" ucap cio.
Tian langsung melihat ayahnya yg lagi emosi.
"Engga yah chika gak mau hiks" ucap chika.
"Mas jangan kaya gini, kita bicarain baik2" ucap shani.
"Emang salah ayah menjodohkan kamu dengan chika, ayah harap kamu bisa menerima dia sebagai istri kamu dan bisa menjaga istri kamu, tapi ayah salah" ucap cio
"Ayah ini bukan salah tian hiks, ini salah chika ayah chika gak bisa jaga diri chika sendiri hiks maaf yah, bun" ucap chika menangis bahkan dia akan berlutut didepan gracio tapi tian menahan tubuh chika.
"Jangan" ucap tian menggelengkan kepalanya.
"Ayah maaf tian udah lalai jagain chika, tapi tian akan berusaha lagi untuk lebih menjaga chika" ucap tian.
"Udah kita duduk, kita bicarain baik2" ucap shani menarik tangan cio untuk duduk.
Chika juga membantu tian untuk duduk karena tian merasakan sakit diperutnya karena pukulan ayahnya.
"Ceritakan kejadiannya boleh sayang.?" ucap shani lembut ke chika.
Chika mengangguk lalu dia menceritakan semuanya sambil menangis, tangan dia digenggam oleh tian untuk menguatkan.
"Tian gak lalai yah bun, tian dateng nyelamatin chika hiks" ucap chika.
Cio melihat leher chika yg banyak tanda, dia melototkan matanya katanya anaknya keburu dateng tapi tanda itu banyak sekali. Pikir cio
"Itu ulah tian yah" ucap tian yg mengerti tatapan ayahnya itu.
Cio menghembuskan nafasnya lega.
Shani tersenyum ketika tau anaknya yg buat tanda sebanyak itu. Berbeda dengan chika yg gak ngerti maksudnya apa.
"Yaudah kita pulang yuk mas" ajak shani.
"Kalo sampe kejadian ini terulang lagi, ayah bakal ambil chika dan buang kamu" ucap cio.
"Iya yah gak akan itu terjadi lagi" ucap tian.
"Maaf ayah udah nonjok kamu, kamu lakik harus kuat itu bentuk kasih sayang ayah" ucap cio menepuk pundak tian.
"Apaan bentuk kasih sayang, yg ada bentuk kekerasan ini mah, sakit tau yah" ucap tian.
"Iya iya maaf deh, ayah tunggu balesan dari kamu di ring" ucap cio
"Siapa takut, diatas sana gak ada namanya ayah dan anak" ucap tian
"Ditunggu bro" ucap cio.
"Gak ada ya berantem2 lagi, kalo sampe terjadi kamu mas tidur diluar, dan chika suruh suami kamu juga tidur diluar" ucap shani
"Iya bun siap" ucap chika.
Cio mengkode tian lewat mata dan tian pun sama.
"Dek bunda pulang ya, nanti minta diobatin sama istri kamu ya, muach" ucap shani mencium pelan pipi lebam tian.
"Iya bun hati2" ucap tian tersenyum.
"Maafin ayah ya" ucap cio mengacak acak rambut tian.
"Iya yah udah biasa ini mah" ucap tian terkekeh.
"Yauda kita pamit, bunda tunggu cucu dari kalian" ucap shani langsung pergi.
"Ayah juga" ucap cio menyusul istrinya.
Wajah chika sudah merah, sedangkan tian dia melongo mendengar itu.
Chika sedang mengobati pipi tian yg lebam, dia juga mengompres perut tian yg kena tonjokan dari ayahnya.
"Maaf ya gara2 aku kamu jadi kaya gini" ucap chika melihat wajah tian yg lagi menyandarkan tubuhnya ke sofa.
"Gpp udah biasa ini mah, bahkan gak seberapa" ucap tian, karna ayah dan anak itu sering tinju diatas ring.
"Tetep aja kamu jadi kena pukul ayah" ucap tian.
"Itu bentuk kasih sayang ayah" ucap tian.
Chika menekan pipi lebam tian.
"Aws sakit chika" ucap tian meringis.
"Ko sakit ini kan bentuk kasih sayang dari ayah" ucap chika kesel dan mau pergi gitu aja.
"Eh mau kemana.?" ucap tian menahan tangan chika.
"Lepas ih aku mau kekamar" ucap chika
"Gak mau bantuin gue gituh.?" ucap tian.
"Jalan aja sendiri" ucap chika.
"Gitu banget sama suami, durhaka lo" ucap tian.
"Ck yaudah ayok"ucap chika langsung membantu tian untuk ke kamar.
Padahal tian udah gak kenapa2 ini cuman alibi dia doang biar dibantu oleh chika.
Tian langsung merebahkan tubuh nya di kasur lalu dia menarik tangan chika, chika yg gak seimbang tubuhnya jatuh diatas tubuh tian.
"Aduh" ucap chika.
Tian memeluk chika dengan erat dengan posisi yg seperti itu, dia mencium aroma dari rambut chika.
"Lepas ih" ucap chika yg ingin bangun
"Gini dulu" ucap tian, chika pun menyerah dia menyandarkan kepanya di dada tian.
"Chika" ucap tian
"Hemm" dehem chika.
"Liat sini dulu" ucap tian
Chika langsung melihat kearah tian.
Tian merapihkan rambut chika yg menghalangi wajah cantiknya."I love you to" ucap tian.
Chika bengong mencerna ucapan dari tian, dia mengerjakan matanya berkali kali.
"Kamu bilang apa tadi.?" tanya chika
"Gak ada" ucap tian memutar bola matanya.
"Ihh makasihh" ucap chika langsung memeluk leher tian dan menyembunyikan kepalanya diceruk leher tian.
Tian memeluk pinggang chika tak kalah erat, dia bener2 udah jatuh cinta sama wanita di atas nya ini.
•
•
TBC.
Jangan lupa vote dan komen.
Semakin banyak vote semakin cepet buat up.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Idola Kampus!
Randomdijodohkan dengan cowo populer di kampusnya sesuatu yg gak pernah ia bayangkan!