49

13.7K 920 24
                                    

Pagi hari sekali chika sudah terbangun karna merasa mual, dia berlari ke kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya.

Tian yg meraba disampingnya gak ada chika dia membuka matanya perlahan lalu melihat sekelilingnya gak ada istrinya tapi indra pendengaran dia sangat tajam.

"Chika" ucap tian langsung ke kamar mandi dan hal pertama yg ia lihat istrinya sedang memuntahkan isi perutnya nya.

"Sayang" ucap Tian membantu mengangkat rambut chika dan mengusap tengkuk chika.

"Huek huek hiks" tangis chik ketika selesai muntah.

"Udah.?" tanya tian, tapi chika menggelengkan kepalanya.

Tian terus saja memijat tengkuk chika, gak ada rasa jijik yg ada dia merasa kasian sama istrinya.

"Lemes banget" ucap chika lirih.

Tian membasuh mulut chika, dan muntahan chika. Setelahnya tian menggendong chika kembali ke kamar nya.

"Apa yg dirasa.?" tanya tian duduk disamping chika yg tengah berbaring.

"Pusing, perutnya gak enak" ucap chika lemas.

Tian langsung menyingkap baju tidur chika, lalu dis mengusap usap lembut perut raya chika dan satu tangannya lagi memijat kepala chika

"Mau makan sesuatu atau mau apa.?" tanya tian

Chika menggelengkan kepalanya "mau gini aja" ucap chika memejamkan matanya.

Tian terus mengelus dan memijat istrinya sampai istrinya tertidur kembali.

Dirasa masih sangat pagi, tian ikut merebahkan tubuhnya disamping chika sambil terus mengusap perut chika.

.
Pukul 7 chika terbangun lagi dengan tangan suaminya yg masih diperutnya.

Rasa mual itu mulai terasa lagi, dia ingin memuntahkannya tapi badannya merasa sangat lemes.

"Sayang bangun" ucap chika menggoyangkan badan tian dengan menahan mual.

Tian langsung saja bangun entah angin dari mana dia cepet dibangunin.

"Kenapa sayang.?" tanya tian serak.

"Aku mau muntah huek bantuin ke kamar mandi" ucap chika

Tian langsung menggendong chika dan menurunkan di wastafel, chika langsung muntah lagi tapi kali ini yg keluar cuman air.

"Hiks hiks hiks" tangis chika.

"Kenapa sayang.?" tanya tian khawatir.

Tapi chika gak menjawab dia cuman menangis.

Tian yg panik pun langsung membasuh mulut chika dan menggendong chika ala koala.
Saat akan diturunkan ke kasur chika menggeleng dan mengeratkan pelukannya.

Tian langsung membawa hp nya dan nelpon bundanya masih dengan menggendong chika.

"Hallo dek"

"Hallo bunda, bun chika muntah2 terus, ini harus gimana.?" tanya tian dengan khawatir, sedangkan chika dia menyandarkan kepalanya dipundak tian.

"Itu hal wajar sayang bagi ibu hamil, chika kemaren dikasih vitamin setelah makan kasih ya dek, kamu juga beliin susu hamil buat chika"

"Tapi tian gak tega bun, tian gak tau susu hamil nya yg kaya gimana."

"Nanti bunda kesana sekalian bawain susu buat chika, udah kamu tenang ya gpp itu wajar"

"Iyaa, cepetan bunda kesininya"

Suamiku Idola Kampus!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang