Tian pulang main bola jam 8 malem dia langsung membersihkan badannya pakai air hangat yg disiapkan chika karna tadi pas main bola dia hujan2an.
Keluar dari kamar mandi tubuhnya menggigil.
"Ish dingin banget" ucap tian sambil menggigil.
Dia langsung masuk kedalam selimut.
"Keringin dulu itu rambutnya" ucap chika
"Tolong keringin yank, kepala aku pusing" ucap tian.
Chika langsung mengambil handuk kecil dan mengusap2 rambut basah suaminya.
"Makanya kalo tau hujan tuh jangan main, nonton aja" ucap chika.
"Gak seru kalo gak main orang udah dilapangan pun masa harus kepinggir karna hujan" ucap tian sambil merem
"Ish dibilangin tuh didengerin" ucap chika
"Ini kan didenger yank" ucap tian.
"Udah, makan malam dulu kamu nya jangan langsung tidur" ucap chika.
"Kamu udah makan.?" tanya tian.
"Aku udah tadi duluan karna laper" ucap chika.
"Ohh yaudah bagus" ucap tian.
"Ayok makan dulu aku temenin" ucap chika.
"Aku gak laper, nanti aja deh" ucap tian.
"Kamu belum makan loh" ucap chika.
"Iya tapi belum laper, mending kamu sini tidur" ucap tian menarik tangan chika untuk tidur.
"Ck yaudah deh terserah kamu" ucap chika.
"Heem, peluk yank dingin" ucap tian.
Chika langsung memeluk tubuh jangkung suaminya. Dan terlelap dengan posisi begitu.
Tengah malem badan tian merasa sangat dingin dan menggigil.
"Ssssttt chika dingiiin" ucap tian dalam tidur nya sambil terus menelusupkan badannya ke pelukan chika.
Chika yg terganggu karna suaminya yg gak bisa diam dia terbangun dan melihat wajah suami nya yg sudah pucat.
"Sayang kamu kenapa.?" tanya chika sambil memegang kening tian.
"Dingin pusing" ucap tian mengeratkan selimut ke tubuhnya.
"Lepas dulu aku buatin minuman anget dulu biar badannya gak dingin" ucap chika.
"Jangan lama" ucap tian melepaskan pelukannya.
Chika membuatkan minuman anget dan menghangatkan makanan untuk dimakan suaminya suapaya bisa minum obat.
"Sayang bangun dulu"ucap chika.
"Dingin" ucap tian.
Chika membawakan hoodie untuk suaminya.
"Pake hoodienya, terus makan dulu biar bisa minum obat" ucap chika memakaikan hoodie.
"Aku gak mau makan" ucap tian.
"Dikit aja biar ke isi perutnya" ucap chika.
Chika menyuapi nasi ke suaminya, tapi suapan ketiga tian langsung berlari ke kamar mandi.
"Huek huek" tian memuntahkan makanan yg tadi ia makan.
Chika membantu memijat tengkuk suaminya.
"Masuk angin nih pasti, udah mah hujan hujanan tambah telat makan" ucap chika mengomel.
Tian membasuh mulutnya dan bekas muntahan nya.
"Jangan ngomel2 aku pusing" ucap tian.
"Iya iya, udah belum muntahnya.?" ucap chika. Dan tian menganggukkan kepalanya.
Chika membantu suaminya untuk kembali ke kasur."Minum ini dulu biar enakan perutnya" ucap chika membantu tian minum.
"Nih sekarang minum obatnya" ucap chika.
Tian cuman diam menurut saja karna dia bener2 pusing."Mau aku kerokin.?" tanya chika.
"Emang kamu bisa.?" tanya balik tian.
"Bisa dulu sering kerokin mami" ucap chika.
Tian melihat jam yg menunjukan pukul 2 pagi.
"Besok aja lah" ucap tian yg kasian sama chika karna udah malem.
"Gpp, cepet bukan baju nya, aku ambil dulu kayu putihnya" ucap chika.
Tian menurut dia membuka hoodie dan kaosnya lalu dia tengkurep.
"Cepet sayang dingin" ucap tian.
"Iya" ucap chika yg mulai mengerok punggung suaminya.
Tian merasakan enak di kerokin begini sampai dia tertidur entah karan efek obat atau karna keenakan.
"Sayang bangun, pake dulu bajunya nanti dilanjut lagi tidurnya" ucap chika menepuk bahu tian.
"Hemmm" dehem tian.
"Cepet nanti masuk angin lagi" ucap chika
Tian langsung bangun dan memakai kembali kaos dan hoodie nya lalu dia tidur kembali.
Chika membenarkan selimut untuk suaminya lalu dia ikut merebahkan tubuhnya disamping tian.
"Cepet sembuh sayangnya aku muach" ucap chika mencium pipi tian.
.
Besok pagi nya chika bangun lebih dulu, dia langsung mengecek suhu tubuh suaminya."Syukurlah udah gak panas" ucap chika.
Chika gak membangunkan tian karna kasian, dia memutuskan mandi dan turun untuk membuat sarapan.
Dirumah ch2 bibi masih ada, dan sekarang sudah ada supir juga karena suruhan shani.
"Pagi bi" sapa chika ketika melihat bibi yg sudah ada di dapur.
"Pagi non" ucap bibi.
"Hari ini mau sarapan apa non.?" tanya bibi.
"Kalo saya bebas terserah bibi, cuman saya mau masak bubur dulu buat tian lagi sakit" ucap chika.
"Ohh nasi goreng mau non.? Den tian sakit apa non mau bibi aja yg bikinin bubur non ke kamar aja nanti bibi anterin kalo udah jadi" ucap bibi.
"Boleh bi, udah gpp sama chika aja bibi masak nasi goreng buat chika,bibi, san mang Acep" ucap chika.
"Oh iya atuh non" ucap bibi.
Setelah selesai membuat bubur, chika sarapan terlebih dahulu lalu dia naik ke kamar lagi.
"Loh udah bangun" ucap chika ketika gak melihat suaminya dikasur.
Tian keluar dari kamar mandi dengan wajah lesu nya.
"Sini sarapan dulu" ucap chika menepuk kasur nya.
"Gak mau yank perutnya gak enak, tadi aku muntah lagi" ucap tian memegang perutnya.
"Sini coba aku liat" ucap chika tian langsung mendekat bahkan merebahkan tubuhnya disamping chika yg sedang duduk.
Chika mengecek kening suaminya yg sudah gak sepanas semalam.
"Maag kamu kambuh nih pasti karna telat makan" ucap chika.
"Hemm mungkin" ucap tian.
"Makan dikit aja ya biar gak lemes" ucap chika.
"Gak mau sayang" rengek chika.
"Kerumah sakit atuh yuk" ajak chika.
"Gak gak mau" tolak tian.
"Yaudah dokternya panggil kesini ya, aku telpon bunda" ucap chika dan diangguki tian.
Chika langsung nelpon bundanya suruh dokter keluarganya memeriksa tian. Dan shani langsung mengiyakan dan akan kesini juga untuk melihat anaknya yg sedang sakit.
•
•
TBC.
Jangan lupa vote dan komen.
Semakin banyak vote semakin cepet buat up.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Idola Kampus!
Randomdijodohkan dengan cowo populer di kampusnya sesuatu yg gak pernah ia bayangkan!