55

10.8K 876 56
                                    

Chika terbangun dari tidur nya dan menatap kosong ke langit2 ruangan, untuk menangis pun gak akan bisa mengembalikan anaknya yg sudah pergi dan tenaganya sudah terkuras abis.

Shani yg menyadari chika terbangun dia menghampiri chika.

"Sayang, makan dulu yuk" ucap shani lembut.

Chika tak bergeming bahkan menengok ke shani pun engga.

"Chika hei jangan ngelamun sayang" ucap shani mengusap pipi chika.

Chika melihat shani sekilas lalu dia membuang pandangannya lagi.

"Makan dulu ya kamu belum makan apa2 dari pagi" ucap shani dan chika menggelengkan kepalanya.

"Sedikit aja pliss" ucap shani memohon.

Shani langsung menyodorkan sendok yg isi bubur ke mulut chika, butuh waktu yg lama untuk chika membuka mulutnya.

"Ayok sayang dikit aja isi perutnya" ucap shani.
Chika akhirnya mau walaupun dengan pelan2 mengunyah buburnya.

Baru masuk 3sendok bubur dan chika menutup mulutnya rapat2 dan menggelengkan kepalanya.

"Yaudah, nih minum dulu abis itu minum obatnya ya" ucap shani dan chika menurut saja.

"Tian mana bun" ucap chika pelan.

"Tian lagi dijalan menuju kesini" ucap shani tersenyum.

Shani terpaksa bohong, dia gak mungkin bilang kalo tian gak tau kemana karna gak nerima kenyataan ini.

Chika melamun kembali dia memikirkan gimana reaksi suaminya setelah tau anak yg ia tunggu2 ia sayang2 sudah tidak ada.

Bahkan suaminya sudah menyiapkan nama untuk anaknya.dan itu rahasia gak boleh ada yg tau sebelum anaknya lahir kata dia waktu itu.

Tiba tiba tian datang dengan keadaan yg jauh lebih baik dari sebelumnya.

"Sayang" ucap chika lirih ketika melihat suaminya ada didepan pintu.

Shani dan cio langsung keluar ruangan mereka memberi waktu untuk anak2 nya.
Sebelum keluar shani menatap anaknya dan menepuk pundak anaknya.

Tian berjalan mendekat kearah brankar chika, chika menatap wajah suaminya lekat.

"Sayang" ucap chika lagi dengan lirih, tanpa terasa air matanya jatuh kembali.

"Kenapa.?" tanya tian datar.

"Kenapa gak becus jaga anak aku" ucap tian menatap wajah chika.

Deg..

Chika menangis mendengar kata itu keluar dari mulut suaminya. Sakit rasanya dadanya berasa ditusuk pisau.

"Maaf hiks maaf" ucap chika pelan

"Kamu apain anak aku sampai anak aku gak ada hah" bentak tian.

Chika nangis kejer mendapat bentakan seperti ini, disaat seperti ini dia sangat butuh pelukan dan support dari suaminya tapi ekspetasi dia dipatahkan oleh realita.

"Maaf hiks maafin aku, aku gagal aku gagal jaga dia hiks maaf" tangis chika pecah.

"Aku juga gak mau ini terjadi hiks kalo boleh tuker saja nyawa aku sama dia hiks" ucap chika.

"Gak usah nangis air matamu gak akan mengembalikan anak aku" ucap tian.

"Christian jangan kurang ajar kamu" ucap cio masuk ke ruangan ketika mendengar bentakan dari anaknya.

"Diam ini urusan rumah tangga ku" ucap tian menunjuk cio.

"Saya gak bisa diam kalo kamu bentak2 perempuan seperti itu terlebih dia istri kamu" ucap cio tegas.

"Dek bunda gak suka kamu bilang kaya gituh sama chika" ucap shani.

"Aku juga gak suka dia udah membuat anak aku gak ada" ucap tian.

Chika cuman bisa menangis dia bener2 gak kuat dengan keadaan seperti ini.

"Keluar kamu keluar, kalo kedatangan mu cuman bikin down istri mu" usir cio.

"Tanpa disuruh pun aku akan keluar" ucap tian.

Chika berusaha meraih tangan tian dia tidak mau suaminya keluar dari ruangan ini. Tapi tangan dia langsung ditepis kasar oleh tian.

"Tian jangan pergi hiks aku butuh kamu hiks maafin aku" ucap chika tapi tian seolah olah tuli dan berjalan keluar

"Tiaaaaan" teriak chika ketika tian bener2 keluar.

Shani langsung memeluk chika dengan erat, dia gak tau kenapa anaknya begitu tega, padahal ini bukan kesalahan chika tapi udah takdir.

"Bunda tian marah bun hiks" tangis chika.

"Chika gak becus jagain dedek bun hiks, chika gagal hiks, chika salah hiks maaf bun" tangis chika begitu pilu sampai yg mendengar pun ikut meneteskan air mata.

"Engga sayang ini bukan kesalahan kamu, ini udah takdir" ucap shani mengusap kepala chika.

Cio ikut memeluk mantunya itu, dia bener2 gak tega melihat chika yg diperlakukan begini sama anaknya.

"Udah ya jangan dipikiran tian begitu karna masih kaget nerima ini semua" ucap shani.

"Aku takut hiks aku takut tian ninggalin aku" ucap chika.

"Kalo dia ninggalin kamu, kamu tinggal sama ayah sama bunda jadi anak tunggal ayah" ucap cio.

Shani langsung melihat suaminya.
Sedangkan chika dia menggeleng gak mau.

.
Tian menangis didalam mobil dia sebenernya gak mau nyakitin istrinya tapi dia masih kecewa dan belum nerima kenyataan.

"Maaf chika maaf" ucap tian menunduk

Dia membuka dompet nya dan mengeluarkan tespeck dan foto usg anaknya. Dia kembali menangis ketika mengingat kebahagiaan dia ketika tau istrinya sedang hamil.

"Dek kenapa gak nungguin papa pulang, kenapa pergi begitu cepat" gumam tian sambil mengusap foto usg.



TBC.
Jangan lupa vote dan komen.
Semakin banyak vote semakin cepet buat up.

Suamiku Idola Kampus!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang