Melepas Rindu

223 21 0
                                    

Jeongwoo terkekeh kecil. Ia sejak tadi masih setia memeluk erat tubuh junkyu sambil mengusap - usap punggung lebar serta kepala si manis. Jeongwoo juga tak henti - hentinya mengecupi pucuk kepala junkyu dengan begitu sayangnya.


"Aku juga minta maaf ya.. Udah pergi dan ngilang selama dua hari.. Aku sibuk latihan dari kemaren, sayang.. demi bisa lindungin dan jaga kamu.. Aku sayangg banget sama kamu.. aku gak mau kalo sampe kamu kenapa - napa.." penuturan jeongwoo tersebut membuat hati junkyu menghangat. Baru kali ini junkyu merasa sangat di cintai dan di lindungi oleh kekasihnya.

"Makasih ya, woo.... aku juga sayang banget sama kamuu.." junkyu mendusel - duselkan wajahnya di dada kekasihnya tersebut. Seperti hendak mengelap wajahnya yang sangat amat basah di kaos hitam yang di kenakan lelaki bermata serigala dan berbahu seluas samudera itu.

"Sama - sama sayang.. tapi.. kamu harus dapet hukuman.." 4 kata terakhir, jeongwoo bisikkan tepat di telingan si manis, dengan suara beratnya, dan hembusan nafas hangatnya. Tentu itu membuat junkyu sedikit gugup.

"K - kk.. kenapa... aku .. di hukumm?" tanya junkyu, perlahan.

"Udah berapa kali kamu nyebut nama aku? Hm?" jeongwoo meraih dagu junkyu dan mengangkatnya, untuk menghadap dan menatap dirinya yang kini sudah menyeringai, membuat junkyu dengan susah payah menelan ludahnya sendiri.




"Besok masih libur, kan? Ayo.. main sampe pagi!"







**********






Keesokan harinya.


Jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi. Namun, sama sekali tidak ada tanda - tanda kedua sejoli ini akan pulang dari liburan mereka di pulau mimpi. Setelah semalaman menghabiskan waktu berdua, saling melepas rindu, junkyu dan jeongwoo bahkan kini masih saja betah berada di pelukan hangat nan nyaman satu sama lain, tanpa sehelai benang pun yang menempel pada tubuh keduanya.

Tetapi tidur mereka terganggu karena ponsel jeongwoo yang terus saja berbunyi. Mungkin sudah hampir 17 kali orang itu mencoba menghubungi jeongwoo. Hingga pada panggilan ke - 18, jeongwoo akhirnya membuka matanya. Dengan perlahan jeongwoo melepaskan pelukannya, dan menaruh kepala junkyu --yang tadinya berada di dada bidangnya-- di bantal, lalu ia meraih ponselnya yang ada di nakas sebelah ranjang.


Junghwan is calling....


Meski sedikit malas dan masih sangat mengantuk, jeongwoo menggeser tombol hijau di layar ponselnya itu.

"Halo.." jeongwoo menjawab telpon dengan suara serak dan beratnya. Ia kembali menaruh kepalanya di bantal dan juga memejamkan matanya.

"Woo! Lo kok gak ada di tempat latihan? Kemaren katanya lo masih pengen nginep di sini buat latihan terus.. Sekarang gue cari di sini, lo nya ilang! Lino bilang lo pergi semalem dan izin gak ikut latihan.. lo ke mana anjir?!" Tanya junghwan dari sebrang sana. Tersirat sedikit kekhawatiran dari nada bicaranya.

"Gue di rumah junkyu, wan.. Gak kuat gue.. kangen berat!" sahut jeongwoo.

"Yeuu!! Kambink!! Gue udah panik, ternyata lo nya malah nge bucin!! Setan!!" kesal junghwan. Menyesal rasanya ia sudah mengkhawatirkan sahabatnya satu itu.

"Hahaha... lagian tadi malem lo gak liat gue, wan?" tawa jeongwoo mendengar kekesalan junghwan.

"Di mana anjir? Emang lu dateng setelah gue anter pacar lo pulang?"

"Iyee! Gue aja ngeliat lo balik dari arah rumah junkyu!"

"Yeu si anjrit! Tau gitu lu sendiri aje yang anterin cowok lu balik! Kampret!! Nyape - nyape in gue aje lo!!" Jeongwoo hanya memberikan cengiran kudanya, yang sama sekali tidak dapat di lihat oleh junghwan.

{Not} JIKJIN || JeongKyu X JaeSahi (Ft. JiNori)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang