Beberapa saat kemudian, junkyu kembali dengan kotak obat di tangannya. Ia mendudukkan kembali dirinya di sisi jeongwoo --seperti sebelumnya--, lalu mencoba menarik tangan jeongwoo yang terluka.
"Siniin tangan lo! Gue obatin dulu.." Setelah mengeluarkan obat yang akan di gunakan, serta kapas, junkyu mengambil ibu jari jeongwoo yang mengeluarkan darah, membersihkan darahnya terlebih dahulu, lalu mulai meneteskan obat ke atas luka yang di buat oleh jeongwoo sendiri, sehingga laki - laki bermata seperti serigala itu meringis kesakitan.
"Kann....! Makanya jangan suka ngelukain diri sendiri! Perih, kan?! Sakit, kan?! Bandel sih!!" omel junkyu yang mendengar ringisan jeongwoo. Tapi, meskipun mulutnya mengeluarkan omelan, ia tetap mengobati jari jeongwoo tersebut dengan perlahan dan lemah lembut. Ia juga bahkan kini sesekali meniupi bagian yang sedang ia obati tersebut, guna mengurangi rasa sakit yang di rasakan jeongwoo.
Diam - diam, sudut bibir jeongwoo mulai terangkat naik. Ia merasa sedikit senang karena laki - laki yang di sukainya tersebut memberikan perhatian padanya. Bahkan menurut jeongwoo, aksi junkyu tersebut merupakan hal yang romantis, karena, meskipun junkyu memarahi dan mengomelinya, tapi ia tetap bergerak dengan perlahan, mengobati jeongwoo dengan telaten dan penuh kelemah lembutan, seakan tidak ingin membuat jeongwoo merasakan sakitnya itu. Junkyu juga terlihat begitu khawatir padanya, membuat jeongwoo merasa sangat spesial dan merasa bahwa dirinya sosok yang penting di dalam kehidupan laki - laki yang di sukainya tersebut.
Setelah selesai mengoleskan obat, junkyu kemudian membalut luka di ibu jari jeongwoo tersebut dengan plester.
"Dah..! Selesai..! Bentar lagi juga sembuh. Jangan lo lukain lagi kalo udah sembuh.." kata junkyu.
"Belom selesai ngobatinnya.." ujar jeongwoo yang membuat junkyu menatapnya heran.
"Lah.. apaan lagi? Kan udah di plesterin!" junkyu mengerutkan keningnya.
"Cium" pinta jeongwoo yang membuat junkyu membulatkan matanya terkejut.
"Ekhem! Ekhem! Jangan lupa kalo kita masih di sini" sindir jihoon sambil terkekeh geli.
"Jangan - jangan lo murung tadi bukan karna minyeon di jodohin sama yedam. Tapi karna junkyu masih mo ngejar iseul.. " terka doyoung asal, tapi tepat sasaran.
"Emang.." jawab jeongwoo santai yang membuat teman - temannya itu terkejut --kecuali jihoon dan yoshi tentunya--, dan juga membuat junkyu ingin sekali menyumpal mulut laki - laki itu.
"HAH?!! LO BELOK JUGA?" pekik junghwan yang begitu terkejut karena kemarin ini kan jeongwoo menyukai dan mengejar sosok minyeon, kenapa bisa sahabatnya itu tiba - tiba berubah haluan? Ia juga sudah sangat mengenal jeongwoo dari mereka kecil, bahkan sebelum mereka bertemu dengan teman - teman mereka yang lainnya.
Ya, ibu jeongwoo --yeri-- bercerai dengan ayahnya jeongwoo --wonwoo--, lalu sempat menikah kembali dengan ayah junghwan --jungkook-- sebelum akhirnya bercerai lagi. Usia mereka sebenarnya berbeda beberapa bulan, hampir setahun. Yeri, yang saat itu sedang mabuk --karena habis bertengkar hebat dengan wonwoo-- tidak sengaja bertemu jungkook dan melakukan 'itu', yang membuatnya akhirnya mengandung junghwan saat jeongwoo baru berusia satu bulan. Tapi karena mereka sudah di pertemukan dan saling mengenal sejak kecil, jeongwoo dan junghwan sama sekali tidak saling membenci dan malah semakin akrab. Oleh sebab itu, karena junghwan sudah sangat dekat dengan jeongwoo sejak kecil, setau junghwan, jeongwoo dari dulu itu menyukai perempuan, bukan laki - laki.
KAMU SEDANG MEMBACA
{Not} JIKJIN || JeongKyu X JaeSahi (Ft. JiNori)
Fiksi Penggemar"Gue lurus ya anjir!!" "Sejak kapan gue belok?!" "Gue normal gk kyk lo" "Yaudah coba aja dulu lo pacaran sama cewek! Gue yakin lo nyamannya sama gue" Follow Us on TikTok @Sinballalagattaa