Bab 3. Adu Mekanik.

69.7K 5.1K 257
                                    

Kini ujian telah selesai, sekarang sudah waktunya untuk mengumumkan hasil ujiannya. Orang-orang sudah merasa sangat tegang karena takut tidak lulus ujian, mereka sudah berdoa karena sesungguhnya tidak mudah menjadi pelayan di kerajaan.

"Baik, saya akan mengumumkan nilai tertinggi dari ujian kali ini." Kasim mulai memegang lembaran hasil ujian.

"Yunifer!" ujar Kasim dengan lantang.

Semua orang merasa kagum ketika nama tersebut disebutkan. Yunifer tidak terlalu terkejut karena dirinya memang penyihir terhebat dan tidak ada yang bisa mengalahkannya, semua orang akan berlomba-lomba menjadi muridnya setiap bulannya.

"Yunifer? Penyihir ilmu hitam itu? Aku tidak tahu bahwa dia ikut ujian."

"Apa lagi tujuannya kali ini? Apa yang akan dilakukan gadis ular itu?"

Orang-orang mulai berbisik-bisik. Di dunia ini ada tiga jenis elemen yang hanya dimiliki oleh para penyihir dan kebanyakan dari penyihir menguasai elemen api, air, udara dan ada juga yang menguasai ketiga elemen tersebut. Ada satu penyihir yang paling berbahaya yaitu penyihir yang tidak memiliki ketiga elemen tersebut tetapi memiliki ilmu hitam yang bisa melakukan apa saja.

Penyihir yang memiliki ilmu hitam biasanya dikaruniai kelebihan yang spesial sehingga membuat mereka tampak mencolok daripada penyihir lainnya. Namun, sayang sekali karena penyihir yang menguasai ilmu hitam hanya satu orang di kekaisaran itu, yaitu Yunifer.

Mendengar nama Yunifer disebutkan membuat Raja Deric turun dari kursinya. Semua orang tahu nama itu termasuk raja sendiri sangat tidak asing dengan nama tersebut. Raja segera menghampiri Yunifer yang sedang duduk dengan tenang.

"Selama ini aku hanya mendengar namamu saja, kau dijuluki penyihir kutub utara," ujar Deric.

Yunifer berdiri dari duduknya kemudian membungkukkan badan menandakan ia sedang memberi hormat kepada Raja. Deric pun tersenyum dengan penuh harapan.

"Saya memberi hormat kepada Yang Mulia," ujar Yunifer. Setelah mengucapkan itu Yunifer kembali menegakkan tubuhnya.

"Tidak perlu sesopan itu. Kenapa kau mencalonkan diri menjadi pelayan? Kenapa tidak menjadi penyihir kerajaan saja?" tanya Deric sambil tersenyum.

"Karena nyawaku lebih penting daripada harta," batin Yunifer.

"Saya merasa tidak pantas Yang Mulia," sahut Yunifer.

"Penyihir langkah sepertimu merasa tidak pantas?"

"Saya merasa masih banyak kurangnya Yang Mulia, maafkan saya dan jika saya nanti sudah menjadi orang yang pantas, saya akan dengan senang hati menjadi penyihir kerajaan," ujar Yunifer. Dia memperhatikan setiap ucapannya agar tidak menyindir Raja.

Mendengar perkataan tersebut membuat Deric agak puas. Lelaki itu segera beranjak pergi karena ujian telah selesai, menyisakan anak-anaknya yang tengah dengan serius memperhatikan calon pelayan yang akan bekerja di istana.

"Baik. Menurut peraturan kerajaan yang berlaku, orang yang mendapatkan nilai tertinggi pantas untuk menjadi pelayan pribadi pangeran," jelas Kasim.

"Aku memilihmu." Alfonso tiba-tiba saja bersuara sehingga membuat semua orang menoleh ke arahnya.

Yunifer terdiam seribu bahasa karena ia tidak dapat menolak ajakan dari pangeran. Namun, gadis itu tidak akan pernah menyerah sedikitpun demi keselamatannya.

"Maafkan saya Pangeran tetapi saya belajar dua hari berturut-turut tanpa tidur sedikitpun demi mendapatkan nilai tertinggi di ujian ini. Saya ingin bekerja di samping Putra Mahkota kerajaan ini." Yunifer berbicara sembari membungkukkan tubuhnya agar penolakannya terkesan sopan.

Monster Tyrant [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang