Bab 56. Alaric udh tau?

29K 2.5K 146
                                    

Note : VOTE SEBELUM MEMBACA AGAR AKU BISA UPDATE SETIAP HARI.

* * *

Mereka sudah sampai di istana. Alaric bergegas kembali menggendong tubuh Yunifer ala bridal style kemudian membawa gadis itu untuk masuk ke dalam istana.

"Apa Yang Mulia tidak jijik dengan sisik saya?" tanya Yunifer.

Alaric tidak menjawab. Pria itu membawa Yunifer ke sebuah kamar, tepatnya sebuah kamar yang terletak di samping kamar Alaric.

"Jika kau butuh sesuatu, kau bisa memanggil pelayan," ujar Alaric.

"Kenapa anda berbuat baik kepada saya?" tanya Yunifer.

"Kau mengingatkan aku pada istriku, istriku yang selalu merasa tidak percaya diri dengan wajah dan kemampuannya," sahut Alaric.

"Karena tidak percaya diri, dia selalu kabur layaknya hewan yang kandangnya dibuka," bisik Alaric.

Mendengar perkataan tersebut membuat Yunifer menunduk malu, pria itu benar-benar menyindirnya langsung di depan tidak menyindir di belakang. Alaric sedikit tertawa kemudian menyentuh sisik yang berada di wajah Yunifer.

"Apa menyakitkan?" tanya Alaric.

"Kau mengingatkan aku pada diriku dulu, aku juga memiliki sisik-sisik yang lucu seperti ini," ujar Alaric sembari tertawa.

"Yang lucu? Apa Yang Mulia tidak jijik denganku?" batin Yunifer.

"Apa sebaiknya aku mengatakan yang sebenarnya kepada Yang Mulia? Tapi aku takut dia tidak percaya, aku takut aku dikira hanya sekedar mengaku-ngaku saja dan akan diberikan hukuman," batin Yunifer.

"Aku ada urusan sebentar, kau istirahatlah," pinta Alaric.

Yunifer mengurungkan niatnya untuk mengatakan yang sebenarnya kepada pria itu. Gadis itu memilih untuk berdiam diri di atas kasur dengan ribuan pikiran di kepalanya.

* * *

Sore harinya Yunifer keluar dari kamar untuk berjalan-jalan di luar, tentunya dengan menggunakan jubah hitamnya agar orang-orang tidak merasa jijik dengan sisiknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sore harinya Yunifer keluar dari kamar untuk berjalan-jalan di luar, tentunya dengan menggunakan jubah hitamnya agar orang-orang tidak merasa jijik dengan sisiknya.

"Ternyata ini yang dirasakan Alaric selama ini, harus menutupi tubuhnya sepanjang hari karena takut orang-orang menatapnya dengan tatapan jijik," gumam Yunifer.

Yunifer sampai di dapur dan mendapati ada beberapa pelayan yang menyiapkan makanan untuk Alaric. Gadis itu hanya berdiam diri sambil tersenyum karena melihat para pelayan mulai menyiapkan begitu banyak sayuran yang baik untuk kesehatan.

Para pelayan itu segera menyajikan makanan tersebut di kamar Alaric. Yunifer segera mengikuti pelayan tersebut. Gadis itu mengintip di sela-sela pintu, di sana terlihat jelas Alaric sedang duduk di meja kerjanya sembari memijat pelipisnya.

Monster Tyrant [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang