Bab 30. Menggila.

46.5K 3K 137
                                    

Saat subuh telah tiba, Alaric bangun dari tidurnya kemudian menoleh ke arah samping dan mendapati ada Yunifer di sana sedang tidur dengan nyenyak.

Alaric tersenyum kemudian mendekati gadis itu.

Chup!

Pria itu mendaratkan satu ciuman di kening gadis itu. Setelah melakukan itu, Alaric bergegas memakai pakaiannya kemudian keluar dari kamarnya.

Alaric membawa sebuah ramuan di tangannya kemudian melangkah memasuki kamar ayahnya. Terlihat jelas di sana ayahnya terbaring lemah di atas ranjang.

"Apa ayah benar-benar kesakitan?" Alaric duduk di pinggir ranjang kemudian mencampurkan ramuan racun yang dibawanya di dalam air putih.

"Minum dulu ayah." Alaric membantu ayahnya untuk meminum minuman tersebut.

Deric benar-benar sangat sekarat saat ini, setelah meminum air itu semakin membuat sakitnya parah. Setelah minum, Deric kembali terbaring dengan lemah.

"Aku rasa keadaanku semakin memburuk," ujar Deric sambil memegang dadanya yang terasa sakit.

"Memburuk ya? Apa kau pernah memikirkan perasaanku saat itu? Kau mengutus pembunuh bayaran untuk membunuh Yunifer dan kini kau bersikap seolah-olah kau adalah korban?" batin Alaric.

"Aku harus secepatnya menandatangani surat wasiat, ambilkan aku suratnya," pinta Deric dengan suara lemah.

Alaric mengikuti arahan ayahnya. Kemudian Deric menandatangani surat tersebut, dengan begitu Alaric adalah calon raja yang sebenarnya.

"Tunjukkan surat ini pada semua orang dan jadilah raja yang baik bagi semua orang," ujar Deric.

Alaric hanya diam dengan ekspresi datar, bahkan kini ia sedikit meremas kertas tersebut. Detik berikutnya, pria itu tersenyum dengan hangat.

"Terimakasih, Ayah," ujar Alaric.

Alaric segera keluar dari kamar ayahnya. Sedangkan ayahnya semakin sekarat di atas kasur, sepertinya kali ini Deric tidak bisa selamat dari kematian.

* * *

Kini sudah waktunya menjelang pagi hari, Alaric melangkah dengan terburu-buru menuju ke arah kamarnya untuk mengajak Yunifer sarapan bersama.

Kini pria itu sudah memakai pakaian resmi putra mahkota karena sebentar lagi ia akan menggantikan posisi ayahnya. Dengan senyuman Alaric membuka pintu kamarnya dan tidak mendapati Yunifer di sana.

 Dengan senyuman Alaric membuka pintu kamarnya dan tidak mendapati Yunifer di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yunifer?!" panggil Alaric.

Alaric mencari ke seluruh ruangan tetapi tidak menemukan keberadaan gadis itu. Pria itu sedikit merasa kesal dan marah karena pada dasarnya ia memang memiliki sifat yang gampang marah.

"Apa dia meninggalkanku demi bertemu dengan wanita pendeta itu? Hah?! Aku tidak habis pikir, kenapa dia mau bertemu dengan gadis pendeta yang jelas-jelas tidak ada hebatnya jika dibandingkan denganku?" gumam Alaric.

Monster Tyrant [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang