Bab 44. Minta maaf.

37.4K 2.8K 90
                                    

Para tamu undangan benar-benar dibuat kaget ketika Alaric datang ke altar pernikahan sambil menarik paksa mempelai wanitanya, jadi para tamu berpikir bahwa ini adalah pernikahan secara paksa.

Pendeta pun mulai melaksanakan upacara pernikahan walaupun Yunifer tidak mengenakan gaun pernikahan dengan benar.

"Mari mulai upacaranya," ujar pendeta.

Pendeta pun meminta restu kepada dewa agar kerajaan selalu diberikan nasib yang baik, setelah itu masukklah untuk sesi penukaran cincin.

"Yang Mulia," cicit Yunifer.

Alaric segera mengeluarkan cicin yang begitu indah dari sakunya kemudian memasang cicin tersebut secara paksa di jari manis Yunifer.

"Sebentar lagi selesai." Alaric memakai cincinnya seorang diri tanpa bantuan dari Yunifer.

Yunifer merasa sangat kecewa dengan sikap pria itu yang terlalu terburu-buru dalam bertindak. Alhasil gadis itu hanya diam sepanjang acara pernikahan.

"Sekarang kalian sudah resmi menjadi suami-istri," ujar Pendeta.

Alaric menarik dagu Yunifer kemudian mencium bibir gadis itu di hadapan semua orang. Bukan ciuman yang lembut, tetapi ciuman yang dilakukan secara kasar dan penuh dengan paksaan.

* * *

Pada malam harinya, Yunifer masuk ke kamar tamu yang letaknya ada di lantai tiga, ia tidak mau menemui Alaric lagi. Gadis itu mengunci rapat-rapat pintu kamarnya agar tidak ada yang bisa masuk ke sana.

Yunifer mengambil sebuah buku hitam pekat dari dalam laci kemudian duduk di depan meja rias, ia mulai membaca buku tersebut dengan begitu teliti.

"Apa pria itu tidak takut sama sekali? Aku takut jika masa depan yang aku lihat menjadi kenyataan," gumam Yunifer

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa pria itu tidak takut sama sekali? Aku takut jika masa depan yang aku lihat menjadi kenyataan," gumam Yunifer.

Yunifer melirik pergelangan tangannya yang terlihat memar karena dicengkram kuat oleh Alaric. Gadis itu sungguh merasa kesal.

"Bagaimana ya caranya menghilangkan sisik di tubuh Alaric? Aku takut sisiknya akan memenuhi seluruh tubuhnya seperti ramalan yang aku lihat, sisik itu memang perisai tetapi jika sisik itu memenuhi seluruh kulitnya maka itu akan menjadi racun bagi Alaric," gumam Yunifer.

Alasan utama Yunifer tidak mau buru-buru menikah dengan Alaric adalah karena gadis itu melihat masa depan di mana sisik-sisik di tubuh Alaric akan memenuhi seluruh tubuh pria itu dan sisik itu akan menjadi racun mematikan bagi pria itu, seharusnya Alaric harus menikah dengan Grasella agar sisik-sisiknya dapat hilang.

"Aku tidak bisa membiarkan ini semua terjadi dengan mudah." Yunifer mulai membolak-balikkan halaman buku tersebut dengan perasaan penuh panik.

"Aku tidak tahu harus meminta bantuan pada siapa, dulu aku kan menyalahgunakan ilmu hitamku, jadi tidak mungkin dewa mau membantuku." Yunifer tersenyum kecut, ia meratapi nasibnya yang terlalu sial.

Monster Tyrant [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang