Dengan ini Yunifer tidak bisa melepaskan diri dari Alaric dengan mudah. Gadis itu sudah mendapatkan jawaban dari pertanyaan dan ia mendapatkan jawaban yang cukup memuaskan.
"Tolong jadilah pendamping monster buruk rupa ini, Yunifer," ujar Alaric.
"Anda tidak buruk rupa," sahut Yunifer.
Inilah yang disukai Alaric. Orang lain akan menghina fisiknya tanpa ragu sedangkan Yunifer akan membantah hinaan itu dengan seribu bahasa dan seribu pembelaan.
"Karena itu, hiduplah denganku." Alaric mulai mendekati Yunifer.
Chup!
Alaric mencium dan melumat bibir Yunifer secara perlahan dan penuh kelembutan, sehingga ciumanan kali ini sama-sama mereka nikmati bersama. Kali ini tidak akan ada paksaan lagi, Yunifer membalas ciuman itu dengan senang hati.
"Lebih baik aku membunuhmu daripada melihatmu bersama pria lain, Yunifer. Jika saja malam ini kau meronta dan ingin melarikan diri lagi, maka aku bisa pastikan akan membuatmu lemas di atas ranjang," batin Alaric sembari memperdalam ciumannya.
"Memperkosamu sampai kau tidak memiliki tenaga lagi untuk berjalan, tetapi aku tidak akan melakukannya karena aku mencintaimu." Alaric membatin.
Perjuangan dan usaha Alaric selama ini tidak menjadi sia-sia lagi karena kini gadis itu sudah datang dengan sendirinya. Alaric hanya memasang satu perangkap dan Yunifer dengan cepat masuk ke dalam perangkapnya.
Alaric tersenyum ketika melirik mahkotanya yang terletak di kepala Yunifer sedikit miring. Pria itu berinisiatif memperbaiki mahkotanya agar tidak terjatuh ke lantai sambil terus memberikan ciuman lembut pada bibir Yunifer.
Grep!
Alaric menggendong tubuh gadis itu kemudian meletakkan tubuh mungil gadis itu di atas kasur. Alaric perlahan-lahan melepaskan gaun hitam gadis itu dengan posisi mereka masih berciuman.
"Yang Mulia? Pintunya masih terbuka." Yunifer mendorong tubuh Alaric dengan cepat.
"Tidak apa-apa, mereka tidak akan melihat," bisik Alaric.
Chup!
Alaric kembali melumat bibir gadis itu dengan penuh nafsu. Sedangkan Yunifer selalu tidak bisa menolak sentuhan lembut yang diberikan oleh Alaric.
Kamar mawar berdarah adalah tempat pembantaian para gadis tidak berdosa, biasanya kamar itu akan terdengar suara kesakitan.
Namun, kini kamar mawar berdarah hanya terdengar suara desahan panas yang diciptakan oleh dua pasangan yang sedang bertanding di atas ranjang.
"Aku sangat, sangat, sangat, sangat, sangat mencintaimu," bisik Alaric sembari mencium pipi Yunifer berkali-kali.
* * *
Matahari mulai menampakkan dirinya. Kini Alaric sudah bangun dari tidurnya, ia menoleh ke samping dan mendapati ada Yunifer di sana sedang tertidur pulas.
Tubuh gadis itu dipenuhi dengan tanda merah karena permainan mereka semalam. Alaric menarik paksa tangan Yunifer kemudian membawa gadis itu ke dalam pelukannya.
Alaric dalam hati bertanya, siapa yang sudah berani mengajak Yunifer untuk masuk ke kamar mawar berdarah? Kemungkinan orang itu adalah Anne karena semalam wanita itu yang mengantarkan Yunifer.
"Aku benar-benar tidak akan mengampuni diriku sendiri jika aku melukaimu dengan tanganku sendiri," bisik Alaric.
Setelah itu, Alaric bangkit dari ranjang kemudian mengambil pakaiannya dari dalam lemari. Ia memakai pakaian resmi layaknya seorang raja, kemudian membawa jubah coklat karena di luar cuacanya sedikit dingin.
![](https://img.wattpad.com/cover/282111635-288-k116558.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Monster Tyrant [END]
Teen Fiction"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pangeran Alaric adalah manusia setengah monster, ditubuhnya terdapat sisik naga hitam sehingga membuat s...